Kala itu, banyak orang Aceh turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi.
Ahmad Taufik mengatakan, dialog antara rakyat dan para pemimpin merupakan pendekatan paling efektif.
"Orang Aceh sempat 1 juta orang turun ke jalan meminta referendum, luar biasa waktu itu tapi ada langkah-langkah yang sistematik dan intensif kemudian terjadi prosesnya jadi pendekatan dialogis kemanusiaan itu di depan," ungkap Ahmad Taufik.
"Menuju satu titik perdamaian dibandingkan pendekatan yang lain," imbuhnya.
Sementara itu, Lukas Enembe kembali melanjutkan bahwa Jokowi harus bisa menyelesaikan masalah Papua pada kunjungan selanjutnya.
"Saya pikir Jokowi sudah 10 kali berkunjung ke sana, kali ini kasih suara semua harus penyelesaian menyeluruh untuk Papua," lanjut Lukas Enembe.
Sedangkan, Akademisi Universitas Papua, Yusuf Sawaki mengatakan, jika masalah ini tidak ditanggapi dengan serius maka bisa jadi orang Papua akan kembali pada kebijakannya sendiri.
Pasalnya, masalah kerusuhan di sejumlah daerah di Papua menyangkut harga diri orang Papua.
"Saya lihat ini masalah identitas kita orang Papua, masalah harga diri kita Papua."
"Ketika itu tidak ditangani dengan baik, ketika tidak ada instrumen negara yang serius, orang Papua akan memilih jalannya sendiri itu masalahnya," tegas Yusuf Sawaki.
Bahkan, Yusuf Sawaki mengatakan masyarakat Papua akan berpikir kembali jika masalah yang ada di Papua tak ditangani dengan serius oleh Pemerintah.
"Orang Papua akan melihat pengalaman hidupnya, sebelum bergabung dengan Indonesia dan setelah bergabung dengan Indonesia."
Sehingga, orang Papua sendiri yang akan membuat keputusan.
"Mereka akan melihat semua pengalaman sejarah ini dan membuat konsep bagi mereka sendiri, dan konsep itu akan membuat keputusan-keputusan bagi orang Papua." ucap Yusuf Sawaki
"Dan kalo keputusan sampai dipercaya dan itu mengarah kepada sejarah bangsa, sejarah orang Papua dan keputusan itu jatuh kepada keputusan politik itu yang terjadi," jelasnya.