TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aktivis Poros Pemuda Indonesia (PPI) Sulawesi Selatan dan akademisi Universitas Muhammadiyah Makassar Arqam Azikin MSi meminta semua pihak tidak terprovokasi terkait kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat.
PPI Sulsel dan Arqam mencurigai kerusuhan tersebut ikut diperkeruh gerakan separatis bersenjata di Papua.
Hal tersebut disampaikan Arqam, Ketua PPI Sulsel Taqwa Bahar dan Sekretaris PPI Sulsel Andi Aswadi saat berkunjung di Gedung Tribun Timur, Jalan Cenderawasih No 430, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (19/8/2019) malam.
“Kami curiga ada organisasi tertentu yang hendak memetakonflikkan kasus ini. Mungkin mereka mau ada konflik juga di daerah lain selain Surabaya dan Papua. Karena itu kita mesti jangan mudah terpancing ikut berbenturan dengan saudara-saudara kita asal Papua,” papar Arqam.
Arqam yang juga alumni Universitas Hasanuddin ini juga curiga kasus serupa dikhawatirkan meledak di kota-kota strategis lain di Indonesia seperti Bandung, Medan, dan Jakarta.
“Kalau ini terjadi, bahaya. Pemerintah dan aparat keamanan harus bekerja ekstra untuk mencegah meluasnya dampak kerusuhan di Papua Barat,” tambahnya.
Asrama Mahasiswa Papua di Makassar Sudah Aman, Warga Dilarang Live di Medsos
BREAKING NEWS : Brimob Padati Bandara Sultan Hasanuddin, Ada Apa?
Sementara Taqwa berharap, mahasiswa dan warga asal Papua yang ada di Kota Makassar tak terpancing untuk melakukan hal-hal yang bisa memicu benturan horizontal.
“Saudara-saudara kita asal Papua yang ada di Makassar harus kita lindungi. Mereka adalah saudara setanah air kita,” pesan Taqwa yang juga mantan aktivis HMI Cabang Gowa Raya ini.
Sementara Andi Aswadi meminta agar masyarakat juga tak gampang menyebarkan informasi melalui media sosial yang justru dikhawatirkan bisa memicu meluasnya konflik horizontal sebagai efek rusuh di Manokwari.
“PPI mengapresiasi kepolisian, TNI, dan pemerintah serta elemen masyarakat di Sulsel yang mampu menjaga dan melindungi saudara-saudara kita asal Papua di Makassar,” tambahnya.
Gubernur Sulsel
Sebelumnya Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) M Nurdin Abdullah bakal mengutus perwakilan Pemerintah Provinsi Sulsel ke Manokwari, Papua Barat.
Hal tersebut setelah pecahnya aksi demonstrasi yang berujung pada pemblokiran jalur vital di provinsi timur Indonesia itu.
"Kita akan utus pejabat kesana, kita ingin melihat kondisinya sekarang disana. Dengan utusan kita ini tentu upaya yang kita lakukan bisa memastikan keamanan warga Sulsel di sana," kata Nurdin di Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (19/8/2019).
Menurut Nurdin, hingga saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi bagaimana kondisi warga perantauan asal Sulsel di Manokwari dan sekitarnya.
Rusuh di Manokwari, Wali Kota Malang Sutiaji Minta Maaf & Ini Sikapnya untuk Mahasiswa Papua Barat?
Kunjungi Asrama Mahasiswa Papua, Nurdin Abdullah: Masyarakat Sulsel Cinta Kalian Semua
Nurdin menambahkan, pihaknya juga menginstruksikan Sekprov Sulsel Abdul Hayat Gani agar intens berkoordinasi ke pihak terkait mengenai kondisi di Manokwari.
Kondisi Manokwari
Sementara itu dilaporkan eskalasi kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, hingga sore tadi masih berlanjut.
Massa sempat menjarah warung-warung di Manokwari, Papua Barat.
Suasana di pusat ekonomi, jasa dan perkantoran di kota dagang terbesar kedua di Papua Barat, setelah Sorong itu, dilaporkan tegang.
Haji Syahruddin Makki (56), warga dan pedagang di Pasar Manokwari, kepada Tribun Timur, pukul 13.00 WIT, melaporkan, massa kian tak terkendali.
“Toko, warung yang ada di pinggir jalan sudah dijarah, lalu banyak yang dibakar,” kata Syahruddin Makki, melalui sambungan telepon seluler.
Makki yang juga Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) mengabarkan, jika para pedagang yang sebagian besar pendatang sudah pasrah.
“Kita tak bisa apa-apa lagi, pasrah saja. Massa betul-berul marah dengan kejadian di Surabaya dan komentar-komentar nasional,” ujar Syahruddin Makki.
Dilempari Pendemo, Bandara Domine Eduard Osok Sorong Tetap Difungsikan
Tri Rismaharini Mohon Maaf Jika Ada Kesalahan di Surabaya
Dia menjelaskan, kini sekitar 3.000-an warga KKSS yang beraktivitas di sekitar Pasar Sanggung, di sepanjang Jl Yos Sudarso dan sekitar Gedung DPRD Papua Barat, sudah meninggalkan rumah dan toko mereka.
“Kantor gubernur lama juga sudah dibakar tadi,” ujarnya.
Kondisi mencekam di Manokwari, kata dia, sudah berlangsung sejak pukul 09.00 WIT.
Massa yang kebanyakan warga lokal, sudah turun ke jalan sejak pukul 08.00 WIT.
Mereka berjalan kaki, dan meneriakkan protes atas video viral yang menggambarkan perlakuan ormas dan aparat terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, dan Semarang. (*)