Kata Ahok Soal Dirinya Disebut Kuat Jadi Wali Kota Surabaya 2020, Singgung Tugas Partai PDIP
TRIBUN-TIMUR.COM,- Nama Ahok santer dikaitkan dengan Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Surabaya 2020.
Bahkan Ahok digadang-gadang akan menang jika dicalonkan.
Baca: Jokowi Sindir Emak-emak Senang Produk Impor Tapi Santai Liat Jan Ethes Pakai Gucci di 17 Agustus
Baca: Siap-siap 2020 Pedagang Online di Medsos Dikenakan Pajak, Penjelasan Menteri Sri Mulyani
Baca: Cantiknya Putri Sulung Mulan Jameela, Cantik & Dewasa Beda Muka dengan Anak dari Ahmad Dhani
Baca: Siapa Sangka Raffi Ahmad Suami Nagita Ternyata Punya Keinganan Belum Terkabul, Padahal Uang Miliaran
Baca: RAMALAN ZODIAK CINTA 20 Agustus 2019 Aquarius Waspada, Gemini Raih Kepercayaan & Aries Menarik
Baca: RAMALAN ZODIAK Senin 19 Agustus 2019 Scorpio Fokus, Pisces Hati-hati & Gemini Sibuk Urusi Orang Lain
Baca: RAMALAN ZODIAK CINTA Senin 19 Agustus 2019 Cinta Leo Bersemi, Sagitarius Keras Kepala & Aries Diuji
Baca: RAMALAN ZODIAK SELASA 20 Agustus 2019 Scorpio Cari Peluang Nih, Leo Alami Tekanan & Gemini Cemas
Baca: Raffi Ahmad Tiba-tiba Pesimis Bisa Injak Usia 50 Tahun, Kerja 15-20 Jam Sehari Nagita Nangis
Saat ini Ahok merupakan kader partai PDIP yang Ketua Umumnya Megawati.
Nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disebut-sebut cukup potensial untuk maju sebagai calon wali kota Surabaya pada 2020 mendatang.
Saat ditemui usai mengisi diskusi kebangsaan di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Senin (19/8/2019), Ahok pun angkat bicara mengenai kemungkinan dia mengisi posisi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tersebut.
Kader PDI Perjuangan itu meyakini dirinya tidak akan mendapat tugas dari partainya untuk maju menjadi calon wali kota Surabaya.
"Saya bilang, enggak mungkin saya ditugaskan (partai) menjadi wali kota Surabaya," kata Ahok, Senin.
Sebab, Ahok menilai, PDI-P yang menjadi partai pemenang pada Pemilu Legislatif 2019, memiliki banyak kader mumpuni yang bisa dicalonkan di Pilwali Surabaya 2020 mendatang.
"Kader-kader (PDI-P) itu masih banyak yang baik," ujar Ahok.
Menurut Ahok, sekalipun dirinya mendapat restu dan sambutan baik oleh sebagian warga Kota Surabaya, dia merasa tidak akan bisa masuk ke ranah politik.
Ahok menyatakan bahwa dirinya akan berkonsentrasi pada pemberdayaan masyarakat.
"Bukan soal sambutan (warga Surabaya). Saya melaksanakan, pertama bisa menolong banyak masyarakat, yang kedua saya sebagai kader partai tentu saya ikut perintah partai," tutur Ahok.
Menurut Ahok, PDI-P memberinya tugas untuk mengajar sekolah politik, terutama tentang penganggaran, hibah, dan pekerjaan daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Jadi tidak ada partai menugaskan saya jadi wali kota Surabaya," ujar Ahok.
Ahok juga pernah berkomentar saat warganet menyebut dia sebagai salah satu orang yang cocok diangkat sebagai menteri dalam Kabinet Kerja Jilid II.
Dengan tegas, Ahok mengatakan bahwa dia tak mungkin jadi menteri pada pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin periode 2019-2024.
"Saya tidak mungkin jadi menteri. Saya kan sudah cacat di Republik ini. Bukan pesimistis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan," kata Ahok beberapa waktu lalu.
Ada alasan yang membuat Ahok cenderung menarik diri dari peluang terjun kembali ke dunia pemerintahan.
Salah satunya, karena dirinya sudah pernah terjerat kasus hukum.
Dia mengacu pada kasus penodaan agama yang pernah menjeratnya.
Ahok pernah ditahan selama 2 tahun, karena terbukti bersalah dalam kasus itu.
Ahok Ceritakan Ditolong Dokter Berhijab saat di Penjara
Sosok Basuki Tjahaja Purnama ( BTP) alias Ahok sering bercerita terkait pengalamannya 3 tahun lebih berada di sel tahanan.
Kali ini dirinya menyebut seorang dokter Berhijab menjadi penolongnya saat mendekam di penjara Mako Brimob.
Dalam pengakuannya, ketahuan juga Ahok pernah alami hal mengerikan selama menjalani hukuman Penistaan Agama yang menimpanya.
Ada sosok dokter perempuan berhijab dari Aceh yang menjadi salah satu rahasia kesehatan mantan suami Veronica Tan ini.
Dokter dari Aceh ini diketahui membantu Ahok dalam menjaga kesehatannya selama mendekam di penjara Mako Brimob beberapa waktu yang lalu.
Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok kini telah bebas dari penjara dan tengah disibukkan dengan kegiatannya berkeliling kota dan mengabdi kepada masyarakat.
Resmi bebas dari rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok pada awal tahun ini, Ahok masih mengurungkan niat untuk kembali menjajal dunia politik.
Kini Ahok lebih sering berkunjung ke beberapa kota dan mengembangkan potensi wilayah yang dikunjunginya.
Saat berada di rutan Mako Brimob, kehidupan sehari-hari Ahok memang jarang terkespos media.
Baru-baru ini Ahok menceritakan suka dukanya saat mendekam di rutan Mako Brimob kepada Diaz Hendropriyono, Ketua Umum PKPI.
Ahok sempat mengalami stress hingga menyebabkan tensi darahnya menurun drastis.
Kisah Ahok selama tinggal di rutan Mako Brimop itu disampaikan kembali oleh Diaz Hendropriyono melalui unggahan Instagram miliknya.
Melansir dari Instagram Diaz Hendropriyono, Sabtu (10/8/2019), Ketua Umum PKPI menyampaikan pertemuan dirinya bersama Ahok selama dua jam.
"Hari ini kedatangan Pak Ahok. Berbicara kurang lebih dua jam sambil makan malam. Beliau bicara suka duka di mako brimob," tulis Diaz di kolom caption.
Saat sedang stress, tensi darah Ahok mencapai 70/50 mmHG.
Ahok pun dibantu seorang dokter untuk menaikkan tensi darahnya.
Sosok dokter berhijab di Mako Brimob yang menolongnya membuat Ahok sampai kagum.
Dokter berhijab yang menolong Ahok tersebut diketahui berasal dari Aceh.
Untuk menaikkan kembali tensi darah Ahok, sang dokter menanganinya dengan cara yang sangat sederhana.
Sang dokter hanya memberikan teh hangat dan mengajak Ahok mengobrol tentang pasukan oranye.
Ahok pun langsung semangat bercerita kepada sang dokter.
Setelah beberapa saat, tensi Ahok mengalami kenaikan.
Ketika sang dokter melakukan tensi ulang, tensi Ahok sudah naik menjadi 90/60 mmHG.
"Emang hebat nih dokter, tau aja cara naikin tensi," ungkap Ahok.
Melansir laman healthline.com, dehidrasi terkadang menyebabkan tekanan darah menurun.
Untuk menaikkan tekanan darah memang dianjurkan untuk meminum lebih banyak air.
Maka tindakan dokter di Mako Brimob untuk menaikkan tensi darah Ahok sangatlah tepat.
Melansir dari Kompas.com, bahaya tekanan darah rendah memang kurang tenar dibanding hipertensi atau tekanan darah tinggi. Namun gejala yang ditimbulkannya bisa membuat si penderita pusing bahkan sampai jatuh pingsan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ditanya Kemungkinan Jadi Wali Kota Surabaya, Ini Kata Ahok", https://regional.kompas.com/read/2019/08/19/16442251/ditanya-kemungkinan-jadi-wali-kota-surabaya-ini-kata-ahok?page=all.