TRIBUN-TIMUR.COM - Twitter hari ini ramai membicarakan Ustad Abdul Somad. Bahkan #KamiBersatuBersamaUAS jadi trending nomor satu, Minggu (18/8/2019)
Rupanya anak Presiden Jokowi Kaesang Pangarep ikut mentweet hastag tersebut.
Namun bukan mengomentari tentang persoalan UAS, om Jan Ethes ini justru membahas salah satu tweet dari netizen RoadToJannah @DirhamsyahRyan, yang menyoroti pemberitaan usaha kakaknya Gibran Rakabuming.
Dari tangkapan layar yang netter tersebut posting, berita itu berisikan jika Startup Gibran anak Jokowi dapat kucuran dana Rp 71 Miliar.
Heran dengan Cuitan netter yang menghubungkan Ustadz Abdul Somad dengan pemberitaan kakaknya, Kaesang pun mentweet balik
Baca: Gabung Aerowolf, Kaesang Pangarep Resmi jadi Pemain Pro Mobile Legends
Baca: Anaknya Pacaran dengan Kaesang Pangarep, Intip Gaya Ibunda Felicia Tissue sang Calon Mertua
Baca: Jarang Terjadi Jokowi Posting Tweet Netizen saat Terciduk Lakukan Ini,Nama Kaesang Pangarep Terseret
"Hah?? Hah?? Hah?? Terus hubungan sama hesteknya apa coba"
Cuitan itu sempat dibalas oleh pemilik akun RoadToJannah masalah buat lo :D. Wkwkwkwk
#KamiBersatuBersamaUAS
Baca: Gabung Aerowolf, Kaesang Pangarep Resmi jadi Pemain Pro Mobile Legends
Baca: Anaknya Pacaran dengan Kaesang Pangarep, Intip Gaya Ibunda Felicia Tissue sang Calon Mertua
Baca: Jarang Terjadi Jokowi Posting Tweet Netizen saat Terciduk Lakukan Ini,Nama Kaesang Pangarep Terseret
Dikutip dari Kontan.co.id, Perusahaan milik anak Presiden Indonesia, Joko Widodo, Goola mendapat kucuran modal dari perusahaan modal ventura Alpha JWC Ventures.
Nilai pendanaan yang didapat sebesar US$ 5 juta setara dengan Rp 71,25 miliar (kurs Rp 14.250 per dollar AS).
Goola adalah peritel minuman yang didirikan oleh Gibran Rakabuming, Kevin Susanto dan Benz Budiman.
Jika dibanding pesaingnya yang tengah hits dengan minuman bubble tea, Goola justru menyajikan minuman lokal. Seperti es doger jeger, es kacang hijau dan es goola aren.
Goola juga menerapkan pendekatan ritel baru dengan aplikasi mobile sehingga bisa mengurangi waktu tunggu di toko.
Tak hanya itu, dengan aplikasi akan membantu perusahaan menganalisis kebiasaan dan preferensi konsumsi pengguna.
"Saya percaya keajaiban ada dalam produk minuman kami. Jika minuman manis dari negara lain dapat populer, mengapa minuman lokal tidak dapat melakukan hal yang sama?," kata Gibran seperti dikutip Dealstreet Asia.