Pelatih PSM Asah Serangan dari Sayap

Penulis: Muhammad Fadhly Ali
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Minus 3 hari jelang bertanding, pelatih PSM Makassar Darije Kalezic selalu melakukan latihan tertutup.

Sama seperti saat bersiap melawan Persija Jakarta pada Minggu (28/7/2019) namun ditunda hingga 6 Agustus.

Pelatih berpaspor Swiss itu hanya memberi 15 menit bagi wartawan untuk mengambil gambar. Suporter dilarang masuk stadion.

Pemandangan berbeda di dua hari latihan terakhir. Pascafinal leg kedua Piala Indonesia ditunda, Darije enggan rahasia-rahasiaan lagi.

Dua hari latihan, Pluim dkk diberi porsi ofensif dengan sekali dua sentuhan. Beberapa variatif serangan dilakukan.

Dimana awal serangan dari lini bawah, diarahkan ke bek kanan dan kiri, lalu ke tengah umpan ke winger kiri dan kanan, dan umpan terukur ke striker.

Terlihat beberapa kali, Zulham dan Guy Junior sprint mengejar bola, lalu mengirimkan umpan matang menusuk jantung pertahanan lawan.

Tidak hanya winger PSM, bek kanan dan kiri, Beny Wahyudi dan Taufik Hidayat juga demikian, umpannya diasah untuk memanjakan striker.

Melihat statistik permainan, gol PSM di awal kompetisi liga 1 Indonesia, Piala Indonesia, dan AFC Cup, gol yang lahir kebanyakan dari umpan terobosan dan umpan langsung dari sayap.

Tak ayal gol PSM bisa sampai 7-3 di AFC Cup, 9-0 di Piala Indonesia, hingga 4-0 di Liga 1 dengan mengandalkan serangan tersebut.

Namun seiring waktu berjalan, pola serangan PSM berubah. Efek cedera pemain seperti Markannen dan Pluim jadi salah satu alasannya.

Tak ayal Markannen yang dijadikan tumpuan lini depan dengan torehan 6 gol harus jadi pilihan ketiga pascacedera.

Hal ini sejalan dengan sorotan mantan Pelatih PSM Syamsuddin Umar. Menurutnya, lini depan PSM kurang maksimal. Salah satunya sebabnya, suplai bola krosing dari sayap atau bek sayap berkurang.

"Disinilah kerap PSM melakukan kesalahan. Ketika pemain PSM sudah berada di depan mulut gawang, mereka terlalu memaksakan untuk bermain,” kata coach berciri khas pemakai topi itu.

Syam begitu ia disapa, melihat permainan Pluim dkk selalu gagal mengeksekusi peluang. Ini akibat komunikasi yang salah dilakukan setiap lini.

Halaman
12

Berita Terkini