TRIBUN-MAROS.COM, BONTOA - Krisis air bersih dialami warga Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), sejak beberapa pekan terakhir.
Seperti yang dialami warga yang bermukim di Desa Bonto Bahari dan Pajjukukang.
Kedua desa tersebut, letaknya berbatasan langsung dengan pesisir Maros.
Rerata warga setempat berprofesi sebagai petani tambak dan nelayan.
Bawaslu Makassar Tangani 31 Laporan, Caleg PPP Takbir di Ruang Sidang
Lowongan Kerja PT Jasa Raharja Persero, Pendidikan Minimal SMA, Pendaftaran hingga 7 Agustus 2019
MA Bebaskan Kijang, Ini 3 Fakta Tangan Tangan Boscu Menurut Polda Sulsel
Warga Pajjukukang, H Tawang (60), mengatakan krisis air bersih di desanya, bukan lagi hal yang baru.
Setiap memasuki bulan Juni hingga Oktober, kata dia, warga Pajjukukang selalu kesulitan memperoleh air bersih.
"Dari duluji begini kondisinya di Pajjukukang. Kalau memasuki musim kemarau, warga harus jalan kaki ke tempat penampungan air," kata H Tawang, kepada tribun-maros.com, Jumat (2/8/2019).
Tempat penampungan air warga setempat, letaknya di tengah tambak.
Air tersebut merupakan air hujan, yang ditampung khusus, demi memenuhi kebutuhan saat kemarau tiba.
"Kalau pagi, ramai di sini pak. Orang pergi mandi, ataupun sekadar ambil air buat kebutuhan sehari-harinya," ujarnya.
Bukan hanya asal Pajjukukang, tetapi juga warga Bonto Bahari juga datang ke penampungan itu.
Pasalnya, rerata sumur warga di desa bertetangga itu, mulai mengering.
Sebagian lagi, sumur warga bercampur dengan air payau.
"Selain jalan kaki, warga Bonto Bahari biasa datang pakai gerobak, ataupun sepeda motornya," tuturnya.
Bukan hanya air bersih, tambak warga sekitar juga terlihat mulai mengering.
Sebelum memasuki musim kemarau, sebagian petambak memang sengaja mengeringkan tambaknya.
"Ada yang sengaja mengeluarkan air dari tambaknya, ada pula yang mengering karena kemarau," kata warga Pajjukukang lainnya, Abdul Salam (29).
Rerata petani tambak di dua desa tersebut, memelihara udang dan ikan bandeng.
Bawaslu Makassar Tangani 31 Laporan, Caleg PPP Takbir di Ruang Sidang
Lowongan Kerja PT Jasa Raharja Persero, Pendidikan Minimal SMA, Pendaftaran hingga 7 Agustus 2019
MA Bebaskan Kijang, Ini 3 Fakta Tangan Tangan Boscu Menurut Polda Sulsel
Cuaca panas saat kemarau, kata dia, membuat udang maupun bandeng warga, sulit bertahan hidup.
"Kalau kondisinya seperti ini, pastilah petambak merugi pak. Pekerjaan mereka hanya mengandalkan tambak ini," tambahnya.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkab Maros, Darmawati, mengatakan pihaknya bakal berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), terkait kesulitan air bersih, yang dialami warga Kecamatan Bontoa.
"Sama seperti tahun sebelumnya, kami akan berkoordinasi dengan PDAM, untuk penyaluran bantuan air bersih kesana," kata Darmawati.
Penyaluran air bersih kata Darma, akan menggunakan truk tangki air milik PDAM Maros.
"Kesulitan air bersih di Bontoa, memang dialami warga setiap tahun. Utamanya saat memasuki musim kemarau seperti sekarang ini," ujarnya.
Selain Pajjukukang dan Bonto Bahari, warga desa lainnya, seperti Ampekale dan Tupabbiring, juga mengalami krisis air bersih saat ini.
Bawaslu Makassar Tangani 31 Laporan, Caleg PPP Takbir di Ruang Sidang
Lowongan Kerja PT Jasa Raharja Persero, Pendidikan Minimal SMA, Pendaftaran hingga 7 Agustus 2019
MA Bebaskan Kijang, Ini 3 Fakta Tangan Tangan Boscu Menurut Polda Sulsel
Sekadar diketahui, Kecamatan Bontoa terletak sekitar enam kilometer dari pusat Kota Maros di Turikale.
Bontoa memiliki satu kelurahan, dan delapan desa.
Luas wilayah Bontoa, sekitar 93,52 km persegi.
Laporan Wartawan Tribun Timur, @amir_eksepsi
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: