TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Tenaga guru non PNS atau honorer di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal digaji Rp 1 juta sampai Rp 1.750.000 per bulan.
Hal itu sesuai keinginan dan inisiatif Bupati Luwu Timur, Thorig Husler.
Derita Siti Hajar, Hidupi Tiga Anak dengan Jual Obat G
TRIBUNWIKI: Profil Dua Siswa SMAN 1 Toraja Utara Juara FLS2N Tingkat Sulsel
Karena Adegan & Kelakuan Artis Ini Brownis Trans TV Kembali Ditegur KPI, Terancam Dihentikan
Menpan Akan Kirim ASN ke Autralia dan Selandia Baru, Kerja Sama Double Degree UI Unhas Melbourne
Hasil Japan Open 2019-Marcus/Kevin Susul Ahsan/Hendra ke Semifinal, Jonatan Christie Sedang Main
Suami Puspawati Husler menanggapi minimnya gaji tenaga pendidik non PNS di Bumi Batara Guru julukan Luwu Timur.
Ia menerima laporan guru non PNS hanya digaji Rp 300 ribu per bulan yang diterima kadang tiga bulan sekali.
Husler sudah memerintahkan Dinas Pendidikan Luwu Timur agar menggaji guru non PNS jangan dibawah Rp 1 juta tapi paling rendah minimal Rp 1 juta.
"Saya tidak mau lagi dengar ada guru non PNS yang gajinya Rp 1 juta per bulan di sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Luwu Timur, La Besse menirukan perintah Husler kepada TribunLutim.com di kantornya, Jumat (26/7/2019).
La Besse menjelaskan guru non PNS mengajar di daerah perkotaan bakal digaji Rp 1 juta. Sedangkan di daerah terpencil Rp 1.750.000.
"Intinya, bupati tidak mau dengar lagi guru digaji dibawah Rp 1 juta," imbuhnya.
Adapun syarat guru non PNS harus memenuhi kualifikasi ijazah, harus S1 atau D4, kemudian pelajaran sesuai dengan kualifikasi ijazah.
Sektor pendidikan memang menjadi program prioritas Pemkab Luwu Timur.
Sebagai informasi, Februari 2019, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur menyalurkan Rp 4.4 miliar bantuan beasiswa 2018 untuk 1.130 mahasiswa berprestasi dan tidak mampu.
Jumlah 1.130 mahasiswa itu terdiri dari 833 mahasiswa berprestasi dan 297 mahasiswa kurang mampu.
Pada Desember 2018, ada 3.845 mahasiswa terdiri dari 3.232 mahasiswa berprestasi dan 613 mahasiswa kurang mampu dengan anggaran Rp 15.3 miliar.
Dengan jumlah keseluruhan mahasiswa penerima bantuan beasiswa tahun 2018 sebanyak 4.975 mahasiswa.
Pemberian bantuan beasiswa bagi mahasiswa sudah dua tahun berjalan sejak tahun 2017.
Pada 2017 dialoksikan anggaran Rp 13 miliar untuk 3.947 mahasiswa dan tahun 2018 dengan alokasi anggaran senilai Rp 18 miliar dengan asumsi awal penerima 4.500 mahasiswa.
Tahun 2019, kuota penerima diperkirakan bertambah dari 4.500 mahasiswa di 2018 menjadi 5.000 di 2019.
Alokasi anggaran beasiswa pun bertambah seiring bertambahnya kuota penerima tahun 2019.
"Untuk 5.000 kuota yang akan tersedia, maka alokasi anggaran sebanyak disiapkan Rp 20 miliar," kata Kepala Dinas Pendidikan Luwu Timur, La Besse.
Menurut Husler, bonus demografi diperkirakan terjadi 2030 mendatang. Pengembangan SDM lewat bantuan beasiswa diharapkan menunjang kesiapan pemerintah dan masyarakat menghadapi bonus demografi. (*)
Laporan Wartawan TribunLutim.com, vanbo19
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: