TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan kepada para nasabah, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) meresmikan relokasi cabang Makassar ke Jl Latimojong dari lokasi sebelumnya Jl Hertasning, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (18/7/2019).
Peresmian ini dihadiri Direktur Bisnis BTPN Syariah, Gatot Adhi Prasetyo didampingi Kepala BTPN Syariah Makassar Eko Hendro serta direksi lainnya.
Peringati Hari Bhakti Adhyaksa ke-59, Kejari Enrekang Gelar Donor Darah
BURUAN! Kini Pesan Makanan di Go Food Bisa Dapat Emas Batangan, Catat Tanggalnya Edisi Harkulnas
Kadis Hingga Sekertaris Dinas Kehutanan Tak Dikantor Saat Gubernur Sidak, NA: Dibawahnya Merah ini
Kejari Jeneponto Tetapkan Tiga Tersangka Korupsi Mamin RSUD Lanto Dg Pasewang
Besok, Giliran Auditor Inspektorat dan Staf Khusus Wagub Sulsel Disidang Pansus Hak Angket
Eko Hendro mengatakan, perkembangan bisnis terus tumbuh seiring bertambahnya nasabah. Sehingga membutuhkan tempat pelayanan lebih luas.
"Kenapa kita relokasi kantor baru karena memang kita membutuhkan tempat yang lebih representatif," katanya pada Tribun Timur, Kamis (18/7/2019).
Menurutnya, kantor baru BTPN Syariah ini lebih besar dengan fasilitas parkir dan ruang tunggu yang lebih luas.
"Dengan kantor yang lebih representatif, kita berharap bisa terus tumbuh mengikuti target nasional. Apalagi nasabah di cabang Makassar saat ini tumbuh positif, hingga Juni 2019 total 29 ribu pelanggan," ujarnya.
Mengenai pencapaian kinerja di 2019, Eko enggan menyebutkan angka. Menurutnya hal tersebut merupakan kapasitas BTPN Syariah pusat.
Eko hanya menegaskan, BTPN Syariah menjadi satu-satunya Bank di Indonesia yang menggalang dana dari keluarga sejahtera, kemudia disalurkan melalui pembiayaan kepada berjuta keluarga prasejahtera produktif.
Sementara, Gatot Adhi Prasetyo mengatakan, BTPN Syariah konsisten mencatatkan kinerja dan pertumbuhan positif di kuartal 1 2019.
Tak hanya itu, ia menyampaikan bank membukukan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 20 persen, menjadi Rp 7,51 Triliun (T)
Tercatat periode yang sama di 2018, BTPN syariah membukukan Rp 6,24 T.
Pertumbuhan ini tetap diiringi dengan prinsip kehati-hatian yang tercermin pada tingkat rasio pembiayaaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) sebesar 1,38 persen.
"Kami menjalankan fungsi intermediasi dengan sehat dan seimbang. Alhamdulillah pembiayaan tumbuh dengan baik dan rasion pembiayaan bermasalah masih terjaga," katanya.
Menurutnya, hal tersebut mencerminkan nasabah memiliki sikap disiplin yang tinggi.
"Fokus dan konsisten melayani masyarakat pra sejahtera produktif sejak 2010, saat ini BTPN Syariah melayani 3,5 juta nasabah aktif," ujarnya.