TRIBUN-TIMUR.COM-Terungkap penyebab dua personel band D'Masiv bertengkar saat manggung di Lombok.
Diketahui konflik antara vokalis dengan pemain bas D'Masiv kini jadi sorotan.
Pasalnya mereka bertengkar saat masih berada di atas panggung dan disaksiksan warga Lombok yang hadir dalam acara tersebut.
Dikutip dari Tribunnews.com, Rian, sang vokalis diketahui sempat bersitegang di atas panggung dengan Rai sang pemain bas.
Ia menjelaskan, jika pada saat itu ada permasalahan kecil di antara Rian dan Rai.
“Tapi jadi besar, mungkin karena lagi pada capek kali ya,” kata Sisil, manajer D’Masiv saat dihubungi Tribunnews, Senin (15/7/2019).
Baca: Jarang Terekspos, Foto-foto Cantiknya Karen Vendela Hosea Anak Miliarder Calon Istri Boy William
Baca: 12 Gejala Penyakit Megalomania, Gangguan Kejiwaan yang Ditulis Rai dMasiv Usai Ribut dengan Rian
Namun, selepas tampil, para personil sudah mendiskusikan kejadian dan permasalah tersebut.
Termasuk, Rian dan Rai yang bersitegang di atas panggung.
Namun memang hubungan di antara keduanya tak bisa langsung mencair.
Baca: TRIBUNWIKI: Apa Itu Megalomania, Status Rai dMasiv usai Bertengkar dengan Rian? Ini Penjelasannya
“Sebenarnya kemarin pas kita meet up sih, sudah clear cuman kan kalau dipaksakan menyelesaikan saat itu juga, kayaknya agak susah mungkin kondisinya lagi pada capek dan gampang emosi. Lagi coba diobrolin lagi sih,” kata Sisil.
Saat itu, D’Masiv tengah manggung di Lombok, Nusa Tenggara. Kemudian rekaman tersebut tersebar melalui akun gosip.
Dalam video terlihat Rian dan Rai sebelumnya saling berbisik di atas panggung. Hingga akhirnya Rai mendorong Rian dan meninggalkan panggung.
Rai Singgung 'Megalomania'
Selang beberapa waktu Rai Dinata melalui akun instagram @raidinata update Instastory-nya yang menyebutkan 'megalomania'.
Entah siapa yang dimaksud Rai dalam Insta-storynya tersebut, tapi sebagian orang berspekulasi bahwa itu berkaitan dengan kejadian dirinya yang bertengkar di atas panggung dengan Rian.
Hal tersebut sempat membuat publik bertanya-tanya apakah megalomonia itu?
Bahkan Megalomonia menjadi trending topic google, Minggu (14/7/2019).
Usai mengupdate status tersebut melalui Insta Story, Rayyi langsung menghapusnya.
Namun, postingan tersebut sudah ramai dibagikan oleh akun-akun gosip.
Apa itu Megalomania?
Dilansir dari wikipedia, Penyakit kepribadian narsisistik juga biasa disebut dengan megalomonia.
Megalomonia adalah sebuah penyakit kepribadian dimana terdapat susunan jangka panjang dari perilaku abnormal yang dikarakteristikkan oleh perasaan berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan untuk penyanjungan dan kurangnya pemahaman perasaan lainnya.
Orang yang terserang dampaknya seringkali menghabiskan waktu dengan berpikir tentang meraih kekuasaan atau kesuksesan, atau tentang penampilan mereka.
Mereka sering memanfaatkan orang-orang sekitar mereka.
Perilaku tersebut biasanya dimulai pada awal masa dewasa, dan terjadi pada berbagai keadaan.
Penyebab penyakit kepribadian narsisistik tidak diketahui.
Penyakit tersebut merupakan sebuah penyakit kepribadian yang terklasifikasikan dalam kluster B oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.
Diagnosis-nya didapat dari seorang profesional dalam perawatan kesehatan yang mewawancarai orang yang ditanyainya.
Kondisi tersebut dibutuhkan untuk membedakannya dari mania dan penyakit penggunaan substansi.
Pengobatan belum terpelajari.
Terapi seringkali sulit karena orang dengan penyakit tersebut kemudian tidak menganggap diri mereka sendiri memiliki sebuah masalah.
Sekitar satu persen orang meyakini dampak pada beberapa titik kehidupan mereka.
Penyakit tersebut lebih sering muncul pada laki-laki ketimbang perempuan dan berdampak pada kaum muda ketimbang kaum tua.
Kepribadian tersebut mula-mula disebutkan pada tahun 1925 oleh Robert Waelder, sementara nama saat ini untuk kondisi tersebut mulai digunakan pada 1968.
Dilansir dari Kompas.com, pengidap megalomania selalu ingin dihormati dan disanjung.
Sebaliknya, tidak mau dikritik atau dicela.
Menghadapi pengidap megalomania memang harus ekstra hati-hati.
Ciri-ciri megalomania
- Ego tinggi, suka meremehkan orang lain, sombong, arogan, emosional.
- Gangguan kepribadian
- Mengagungkan diri sendiri secara berlebihan.
- Menyebutkan bahwa megalomania termasuk narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsisistik).
- Tak bisa disembuhkan Menurut pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk (Tempo.com, 24 Juli 2014, Muhammad Muhyiddin) mengatakan bahwa pengidap megalomania tak bisa disembuhkan.
- Alasannya, pengidap megalomania sulit menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya. Misalnya kalah dalam pertandingan, tak begitu saja diterimanya.
- Malah menuduh pihak lain yang bermain curang terhadap dirinya.
- Kalaupun tetap dianggap kalah, pengidap megalomania merasa dirinya dizalimi.
- Dengan demikian, pengidap megalomania tidak berjiwa besar, karena kebenaran hanya ada pada dirinya sendiri.
Walau cukup sulit untuk mengetahui faktor penyebab megalomania ini, namun rupanya riwayat keluarga atau gen juga dapat memengaruhinya.
Selain itu, faktor lingkungan, bahkan kinerja otak dan saraf juga dapat memengaruhi pemikiran sehingga dapat menimbulkan perilaku ini.
Tentang Megalomania:
Spesialisasi: Psikiatri
Gejala: perasaan berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan untuk penyanjungan, kurangnya pemahaman perasaan lainnya
Usual onset : Awal masa dewasa
Durasi: Jangka panjang
Penyebab: Tidak diketahui
Kondisi serupa: Penyakit bipolar, penyimpangan substansi, penyakit depresif, penyakit anksieti
Perawatan: Sulit
Frekuensi: 1%
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rian dan Rai D’Masiv Bertengkar Hingga Saling Dorong di Panggung, Manajer Jelaskan Alasannya, https://www.tribunnews.com/seleb/2019/07/15/rian-dan-rai-dmasiv-bertengkar-hingga-saling-dorong-di-panggung-manajer-jelaskan-alasannya.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Anita K Wardhani