Limbah Sampah Plastik di Toraja Meningkat, Pemerhati Lingkungan Sebut Ini Penyebabnya
Pemerhati Lingkungan, Yuliana Bubun Rantetau menyebut, asal limbah sampah plastik di Tana Toraja
Penulis: Tommy Paseru | Editor: Suryana Anas
TRIBUNTORAJA.COM,MAKALE-- Pemerhati Lingkungan, Yuliana Bubun Rantetau menyebut, asal limbah sampah plastik dominan berasal dari acara Rambu Tuka (Syukuran) dan Rambu Solo' (Kematian).
Yuliana menuturkan, banyaknya keperluan yang berbahan plastik pada setiap kegiatan-kegiatan di Tator membuat meningkatnya limbah plastik.
"Salah satunya Rambu Tuka' dan Rambu Solo' tanpa masyarakat sadari, pada umumnya kebutuhan dalam setiap kegiatan seperti air mineral menggunakan bahan kemasan plastik yang tentuhnya mengakibatkan peningkatan limbah plastik dalam setiap harinya," ucapnya.
Baca: Kasat Reskrim Tana Toraja Dituding Terima Setoran dari BPBD
Baca: Hingga Juni, BNNK Tana Toraja Ungkap 8 Kasus Peredaran Narkotika, 2 Pelaku Oknum Polisi
Baca: VIDEO: Akses Jalan Menuju Kecamatan Mappak Tana Toraja Memprihatinkan
Berbagai kebutuhan bahan yang diperlukan dalam setiap acara dominan berbahan dasar palstik, dan sejumlah kegiatan yang digelar di Tana Toraja membutuhkan waktu yang cukup panjang dan membutuhkan banyak orang.
Menurut Yuliana, pengelolaan sampah di Tana Toraja hanya sebatas pengumpulan dan pengangkutan.
"Khusus ditoraja masalah sampah menjadi masalah dan khusus di sektor parawisata memerlukan pelestarian lingkungan yang serius," lanjutnya.
Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sendiri, kata Yuliana, sampah yang menumpuk dominan limbah plastik.
Yuliana juga menyesali akan tidak adanya kesadaran dari sejumlah masyarakat Tana Toraja yang masi saja memanfaatkan aliran sungai untuk tempat membuang sampah.
"Salu (sungai) Sa'dan merupakan penyangga air di Sulawesi Selatan, sampah yang di buang ke sungai akan terbawa ke laut serta ke sektor pertanian," ucap Yuliana.
Melalui inofasi yang diberi nama Sahabat Lingkungan, Yuliana mendirikan tempat pengelolaan sampah limbah plastik yang bertujuan untuk mengelola limbah plastik menjadi bahan daur ulang.
"Kegiatan kami mengedukasi masyarakat umum, kelompok-kelompok masyarakat dan juga anak sekolah untuk tidak membuang dan membakar limbah plastik agar dapat di daur ulang kembali," ungkap Yuliana.
Melaui program Sahabat Lingkungan, Yuliana juga menerimah dan membeli limbah sampah plastik.
Di tempat pengelolaannya, Yuliana memiliki mesin pengelolaan sampah dengan 7 orang pekerja.
"Setelah dicaca (dihancurkan) limbah sampah plastik dikemas kemudian dikirim ke berbagai daerah seperti Bandung, Surabaya, dan Makassar," ucapnya.
Diharapkan, semua pihak baik itu pemerintah dan pelaku usaha (penjualan bahan plastik) dapat terlibat dalam pengelolaan limbah sampah plastik.
Laporan Wartawan TribunToraja.Com,@b_u_u_r_y
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
A