"Kebetulan, saya ketemu dengan teman yang punya mesin tato. Yah, jadi kami atur jadwal buatnya. Buatnya di sekitar Jl Sunu, dekat Mesjid Al Markaz," kenang Alil.
Remaja dengan usia 19 tahun memang sangat rentan terkontaminasi dengan hal-hal negatif.
Buktinya, Alil pun demikian lantaran menganggap memiliki tato adalah hal yang sangat keren.
"Kerenlah, apalagi melihat orang punya tato. Karena tato menyangkut gaya dan tampilan," ucapnya tertawa.
Saat memutuskan membikin tato, ia lantas memilih gambar lampu, huruf kapital (L), gambar roket, dan simbol Motor Head.
Tak jelas apa maksud dan tujuan Alil memilihnya untuk digambar di lengan kirinya.
Usai tato tergambar di lengannya, masalah mulai timbul utamanya di lingkup keluarga.
Mulai dari orang tua, saudara, pun mengeluarkan komentar pedas akan tato yang ia miliki.
Seiring waktu berjalan, ia pun menganggap tato miliknya hanya sebagai aib.
Aib bagi keluarga, aib bagi masyarakat, bahkan aib bagi diri sendiri.
"Mau diapa," cetus Alil.
Hingga akhirnya, ia mulai hijrah pada awal 2018 lalu.
Sejalan dengan hijrahnya, sosok mantan pacar yang kini sudah menjadi istrinya hadir menemani hidupnya.
Tetapi, hal itu nyatanya belum bisa menolong Alil.
Tanggung jawab yang ia harus emban setelah menikah bahkan telah memiliki anak berusia satu tahun semakin terasa.