TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bank Muamalat Indonesia (BMI) sukses memacu tingkat inklusi keuangan syariah dalam beberapa tahun terakhir.
Buktinya, makin banyak masyarakat yang ‘hijrah’ ke ekonomi syariah.
Regional Head Bank Muamalat Indonesia (BMI) Sulampua Ahmad S Ilham mengatakan, indikator paling mengemuka terjadi pada sisi pertumbuhan jumlah nasabah yang cukup siginifikan.
Baca: Bank Muamalat Sasar 4 Rumah Sakit Bagikan Paket Sahur
Baca: Bank Muamalat Butuh Suntikan Rp 2 Triliun
Baca: Bayar Tagihan PDAM di Makassar Bisa di Gerai Bank Muamalat
Itu sejalan dengan kampanye #AyoHijrah yang digaungkan perseroan.
Untuk Regional Sulawesu Maluku dan Papua (Sulampua), Kota Makassar dan Sulsel secara umum menjadi pasar paling tinggi menorehkan kinerja inklusifitas nasabah mengikuti tren preferensi jenis layanan perbankan yang disediakan.
Dia menguraikan, rata-rata pertumbuhan nasabah baru di Makassar dulunya hanya berkisar 3.000 hingga 3.500 nasabah per tahun, namun kemudian melompat menjadi di kisaran 15.000 nasabah baru pada 2017 dan berlanjut di 2018.
“Kota dan daerah lain di Regional Sulampua juga cukup tinggi, tetapi memang yang paling siginfikan itu di Makassar sebagai agregator perekonomian di wilayah timur,” kata Ilham dalam siaran persnya, Rabu (19/5/2019).
Lompatan inklusi itu dia akui merupakan hasil kolaborasi perseroan bersama sejumlah pihak, menggencarkan literasi keuangan berbasis syariah yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kekinian.
Pada sisi lain, Ilham karib disapa Ilo ini, mengakui jika utilitas produk keuangan syariah tidak paralel dengan potensi pasar yang ada.
Dia menjelaskan, sebagian besar pelaku industri perbankan syariah cenderung selalu melakukan konsolidasi, sehingga menahan penetrasi produk dan kemudian membuat industri terperangkap dalam stagnasi.
Adapun konsolidasi, antara lain perbaikan kualitas aktiva produktif, penyempurnaan end to end business process, penghimpunan low cost fund, peningkatan kapabilitas SDM dan permodalan.
“Misalnya saja di Sulsel, perbankan syariah itu terjebak pada angka psikologis 5 persen pangsa pasar. Sangat lekat, kita seolah sulit lepas sehingga laju perbankan syariah stagnan di 5 persen itu. Kondisi ini juga sebenarnya terjadi pula di tataran nasional,” ujar Ilo.
Kendati demikian, lanjut dia, BMI tidak akan larut dalam bayang angka 5 persen dan hal tersebut telah dimanifestasikan perseroan dengan serangkaian upaya memperbesar cakupan nasabah sejak 2017 silam, terkhusus di Regional Sulampua, utamanya di Sulsel.
“Dan yang paling utama, kami hadir untuk memberikan kemaslahatan besar kepada umat, fastabiqulkhairat dan saling menguntungkan dari sisi bisnis juga,” ujarnya.
Salah satu bentuk manifestasi yang dijalankan Ilham, mendorong pemanfaatan produk perbankan syariah, melalui penyelenggaraan majelis berbagai skala di Makassar dan meluas ke Sulsel berbalut dakwah dan edukasi.(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Dapatkan news video terbaru di kanal YouTube Tribun Timur:
Follow juga akun Instagram tribun-timur.com:
B