Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aktivis, dosen, pengacara dan politisi berkumpul dalam Makassar Lawyer Club di Warung Kopi Phoenam Boulevard, Makassar, Sulsel, Selasa (11/6/2019).
Dalam "obrolan kedai kopi" ini mengangkat tema "Makassar, Problematika dan Solusi."
Hadir dalam diskusi ini yakni Pakar Hukum Unhas Dr Muhammad Hasrul SH MH, Pengamat Politik Kebangsaan Arqam Azikin, Entrepreneur Milenial Budi Kamrul, dan Praktisi Hukum Muhammad Ismak SH MH.
Baca: VIDEO:BPBD Kota Makassar Gelar Patroli di Pantai Tanjung Bayang
Baca: Asyik Bermain Air, Warga Makassar Pingsan di Bantimurung Maros
Baca: Kecelakaan di Bone, Putri Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Makassar Meninggal
Advokad Kota Makassar, Acram Mappaona Aziz menjadi pemandu Makassar Lawyer Club.
"Kita upayakan kegiatan ini berlangsung setiap pekan," katanya.
Budi Kamrul mengatakan, saat ini anggaran ekonomi kreatif Kota Makassar masuk ke dalam anggaran event.
"Anggaran ekonomi kreatif selalu masuk ke dalam event, tapi kalau kita bikin acara untuk gagah-gagahan tapi masih banyak yang kelaparan maka itu tak bisa," katanya.
Sementara itu, Dr Hasrul mengatakan, Makassar adalah kota besar.
"Ujung-ujungnya pasti lari ke negara, sampai hari ini masih marak geng motor, ada mahasiswa hukum dibegal dan meninggal," katanya.
Salah satu keahlian hukum Dr Hasrul adalah kajian hukum sesuai dengan realitas di masyarakat.
Menurutnya, Pemerintah di Makassar sering tak bisa menegakkan aturan.
"Misalnya, yah tukang parkir mengambil badan jalan untuk parkir," katanya.
Ismak membahas kartel politik di Kota Makassar.
"Dampak perkembangan kota yang tinggi adalah ekonomi meningkat, menjadi sukses bagi manusia adalah alami. Pada saat sekarang, ekonomi menurun, apakah para pengusaha bisa turun," katanya.