Diserang Jelang Sahur, Begini Kondisi Fakultas Sastra dan Bahasa UNM Parangtambung

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi kampus Fakultas Sastra dan Bahasa UNM Parangtambung pascadiserang sekolompok mahasiswa, Minggu (26/5/2019) sore.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pascaserangan sekolompok orang tak dikenal, Minggu dini hari, suasana Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) sudah kondusif saat dipantau Minggu (26/5/2019) sore.

Pantauan di lokasi, penyerangan yang dilakukan kelompok diduga berasal dari Fakultas Teknik UNM itu membuat sejumlah kaca jendela di gedung FBS pecah.

Begitu juga di ruang perkuliahan, tampak pecahan kaca jendela masih berserakan di belakang ruangan.

Seorang mahasiswa yang dihampiri menuturkan, penyerangan secara mendadak itu berlansung sekitar pukul 03.30 Wita atau jelang waktu sahur.

"Tiba-tiba masuk menyerang, pertama diserang gedung fakultas di depan, terus ke ruang kuliah 106," ujar mahasiswa yang tak mau menyebut nama itu.

Akibat penyerangan itu, kata dia, sejumlah kaca pecah dan satu jendela ruang kuliah terbakar akibat lemparan bom molotov.

"Bukanji' ruangan yang terbakar, hanya kaca jendela pecah dilempar sama triplek yang terpasang di jendela terbakar. Jadi tidak benar itu kalau dibilang ruangan yang terbakar," jelasnya.

Hal yang sama diungkap Presiden BEM FBS, Fadil Abdillah saat ditemui di halaman kampus.

Menurut Fadil, sapaan karibnya, penyerangan mendadak itu terjadi usai dirinya mengikuti sebuah rapat yang tidak jauh dari kampusnya.

"Pas saya pulang RDP (Rapat Dengar Pendapat) rapat rutin, sudah ada ada yang datang menyerang masuk melempari gedung fakultas (FBS) dan ruang kuliah. Setelah menyerang mereka lari ke sebelah (fakultas teknik)," kata Fadil.

Fadil pun mengaku langsung menghubungi rekan-rekannya untuk ke kampus mengantisipasi adanya pengrusakan sekretariat.

"Jadi saya telpon teman-teman untuk merapat ke kampus jaga sekret, jangan sampai diserang lagi," ujarnya.

Lebih jauh, Fadil menjelaskan, ia dan rekan-rekannya tidak mengetahui pasti penyebab penyerangan itu.

"Selama ini saya rasa kita tidak punya masalah, dua semester terkahir ini tenang-tenang saja. Dan kita disini tidak pernah mau berselisih apalagi melakukan penyerangan," tutur Fadil.

Terpisah security atau petugas keamanan kampus, Ahmad Waris menjelaskan kampus UNM Parantambung dijaga sedikitmya 30 petugas keamanan yang dibagi dalam dua sift kerja (siang dan malam).

"Kalau siang sampai sore 15 orang, begitu juga malam. Kita ditempatkan di masing-masing fakultas, di sastra tiga orang, mipa dua orang, teknik tiga orang dan selebihnya di pos komando (pintu masuk)," ujarnya.

Meski kasus telah itu ditangani pihak Kepolisian tidak terlihat adanya pemasangan garis polisi pada lokasi kerusakan gedung atau sasaran penyerangan.

Berita Terkini