"Dia selalu dihubungkan dengan saya, selayaknya saya selalu ditanya soal gol yang tak pernah terwujud itu," ucap Lampard.
"Sejujurnya, saya pernah berbicara dengannya saat sedang berlibur tahun lalu, dan kami bercanda tentang gol tersebut di kolam renang."
Baca: Masih Ada Kesempatan, 3 Sekolah Kedinasan Perpanjang Masa Pendaftaran, Lulus Langsung Jadi CPNS
Baca: UPDATE Real Count C1 KPU, 4 Mei 2019, Data 65 % - Jateng, Jatim & Bali Jokowi Unggul Telak, Prabowo?
"Dia sekarang bisa mengakui bahwa tendangan saya itu memang gol karena, ya, sudah lama sekali itu terjadi," tambahnya.
Penasaran bukan berarti Lampard masih menaruh dendam terhadap kejadian itu.
Malah, manajer Derby County tersebut mengatakan bahwa dianulir golnya tersebut adalah titik balik dari dunia sepak bola.
"Saya tak marah terhadap kejadian itu, karena hal tersebut mengubah sepak bola menjadi lebih baik," ujarnya dilansir Goal International.
"Gol tersebut menghadirkan goal-line technology ke dunia sepak bola. Jadi, saya puas dengan respons seperti itu," ujar Lampard.
Ya, FIFA belajar dari kesalahan yang terjadi pada Piala Dunia 2010. Wasit punya keterbatasan, hingga hadirlah wasit khusus di belakang gawang.
Lalu teknologi garis gawang yang sudah dipakai di dunia, tidak termasuk Liga Indonesia.
Bahkan kini liga-liga to Eropa sudah menggunkan teknologi Video Asssiten Reffere atau VAR. (*)