Mahfud MD sempat dipilih oleh Jokowi sebagai bakal Cawapres, tetapi pada detik-detik pengumuman, namanya berubah.
Mahfud MD diganti oleh KH Maruf Amin yang kemudian oleh Jokowi diumumkan sebagai Cawapresmnya pada Pilpres 2019.
Nama Mahfud Md saat ini sedang menjadi pembicaraan sejumlah tokoh dan netizen (warganet) setelah mengomentari provinsi-provinsi yang dimenangi oleh Prabowo-Sandi.
Melalalui akun twitternya, Mahfud MD menyebut sebagai prrovinsi yang terdapat kelompok Islam garis keras.
"Sy katakan DULU-nya krn 2 alsn: 1) DULU DI/TII Kartosuwiryo di Jabar, DULU PRRI di Sumbar, DULU GAM di Aceh, DULU DI/TII Kahar Muzakkar di Sulsel. Lht di video ada kata "dulu". Puluhan tahun terakhir sdh menyatu. Maka sy usul Pak Jkw melakukan rekonsiliasi, agar merangkul mereka," ujar Mahfud MD di akun twitternya.
Tokoh Sumatera Barat, Karni Ilyas, langsung berkomentar atas cuitan Mahfud MD tersebut.
Saat dihubungi Wartakotalive.com, Karni Ilyas yang juga Presiden Indonesia Lawyer Club (ILC) itu mengingatkan Mahfud MD bahwa pemberontokan di beberapa daerah bukan karena ideologi agama.
Di akun twitter Karni Ilyas menulis komentar sebagai berikut.
@karniilyas: Sekedar meluruskan Prof Mahfud. PRRI/Permesta bukan pemberontakan dg ideologi agama.
Pemimpin perlawanan Kol Simbolon (Medan), Letkol A.Husein (Padang), Letkol Ismail Lengah (Riau), Kol Kawilarang dan Lekol V. Samual (Sul-Ut). Tidak ada hubungannya denga daerah Islam garis keras.
(*)