Dalam cuitan berikutnya, Mahfud MD memberikan contoh dirinya sebagai orang Madura masuk kategori garis keras dalam konteks setia atau taat terhadap agamanya, yaitu Islam.
Pandangan orang Madura soal ketaatan akan Islam sama seperti orang Aceh dan Bugis.
Mereka fanatik karena tingginya kesetiaan mereka terhadap agama Islam sehingga sulit digoyahkan.
"Dalam term itu saya juga berasal dari daerah garis keras yaitu Madura.
Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik karena tingginya kesetiaan kepada Islam sehingga sulit ditaklukkan.
Seperti halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adalah istilah-istilah yang biasa dipakai dalam ilmu politik," jelas Guru Besar Hukum Tata Negara UII ini.
Fadli Zon giliran dikiritik Yunarto Wijaya
Cuitan fadli Zon ditanggapi juga oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
Yunarto Wijaya justru meminta Fadli Zon serta kubu Prabowo-Sandi untuk membuktikan hasil survei yang dilakukan internal mereka.
Hasil survei internal kubu Prabowo-Sandiaga mengklaim kalau pihak mereka menang atas Jokowi-Maruf Amin.
"Mendingan jelasin dulu real count 62%, quick count 52%, exit poll 55% & menang 80% itu maksudnya gimana? Kalo gak berarti kubu anda sudah berbohong scr terstruktur, sistematis & massif?" tulis Yunarto Wijaya.
Diketahui, data masuk suara nasional Pilpres 2019 ke Situng KPU pada Minggu (28/4/2019) sampai pukul 08.30 WIB sudah 45,73775%.
Merujuk situs pemilu2019.kpu.go.id, menurut data masuk 372.008 dari 813.350 TPS (45.73775%), pasangan calon presiden-calon wakil presiden 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul.
Jokowi-Ma'ruf memperoleh suara 39.426.426 atau 56,43%, sedangkan Prabowo-Sandi mendapat suara 30.443.388 atau 43,57%.
Sedangkan Prabowo-Sandi di Sumatera masih mendominasi perolehan suara yang tersebar di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.