Mata Najwa

Ternyata Prabowo Subianto Sudah Dipanggil 'Bapak Presiden' oleh Priyo Budi Santoso dan Loyalis 02

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ternyata Prabowo Subianto Sudah Dipanggil 'Bapak Presiden' oleh Priyo Budi Santoso dan Loyalis 02

TRIBUN-TIMUR.COM - Capres 02 Prabowo Subianto sudah berkali-kali mendeklarasikan kemenangannya di Pilpres 2019.

Hal ini diulas di Talkshow Mata Najwa tayang di Trans 7 Rabu (24/4/2019) tadi malam.

Mata Najwa dipandu presenter Najwa Shihab. 

Mata Najwa tadi malam juga membahas sapaan Bapak Presiden kepada Prabowo Subianto oleh pendukung setianya.

Namun Yuniarto Wijaya tak sepakat jika Prabowo Subianto sudah dipanggil 'Bapak Presiden'.

Sebutan Presiden kepada Prabowo dianggap tidak sesuai dengan konstitusi.

Menurut pengamat politik, Yunarto Wijaya, orang-orang terdekat Prabowo jangan menjerumuskannya dengan data yang tidak benar.

Panasnya suhu politik pasca-Pilpres 2019 terasa dari saling serang pernyataan dari elite-elite politik.

Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso mengatakan bahwa semua ujaran, terlebih yang provokatif itu tidak semua mewakili BPN.

“Jadi demokrasi kita kali ini seperti 'cacat dari lahir', kasihan juga KPU dan Bawaslu. Kecurangan yang bersifat terstruktur, masif, sistematis dan ugal-ugalan itu tidak pernah saya saksikan pada pemilu sebelumnya, itu yang jadi persoalan kita. Sementara soal (panggilan) presiden, itu memang panggilan internal kami ke Pak Prabowo,” katanya.

Soal demokrasi dan pemilu yang ugal-ugalan, Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa hal itu tidak benar.

Hasto juga mengkritik soal klaim pihak BPN mengenai pelekatan sebutan presiden kepada Prabowo.

"Jangan sekali-sekali di depan rakyat mengklaim secara sepihak," kata Hasto.

Simak video lengkapnya: 

Sesi Jokowi dan 'Presiden' Prabowo

Tayang di Mata Najwa, wajarkah Prabowo Subianto klaim dirinya Presiden Indonesia?

Jokowi sang lawan pun menjawab.

Calon presiden petahana nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi buka suara terkait hasil quick count Pilpres 2019 yang dilansir sejumlah lembaga survei.

Diketahui, pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01, Joko Widodo dan Maruf Amin unggul dibanding Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam perolehan suara berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei.

Namun, hasil quick count ini masih dipersoalkan oleh kubu Prabowo-Sandi.

Prabowo Subianto bahkan mengklaim jika dirinya bersama Sandiaga Uno unggul dalam perolehan suara Pilpres dengan angka 62 persen berdasarkan hasil Real Count internal.

Jokowi pun buka suara menanggapi sikap lawan politiknya itu.

"Quick count itu kan hasil Ilmu pengetahuan. Kok kita gak senang sih dengan ilmu pengetahuan, akurasinya kan terukur," kata Jokowi dalam acara Mata Najwa yang tayang melalui stasiun televisi Trans 7, Rabu (24/4/2019) malam.

Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab, mewawancarai Jokowi di Istana Negara.

Cuplikan wawancara tersebut lalu diputar dalam acara Mata Najwa edisi "Usai Pemilu", Rabu malam.

Najwa Shihab sempat menanyakan terkait klaim kemenangan yang dilakukan kubu nomor urut 02, Prabowo-Sandi.

Deklarasi kemenangan tersebut dilakukan sampai berkali-kali.

Bahkan Prabowo terang-terangan menyebut dirinya Presiden Indonesia.

"Menurut Anda wajarkah Prabowo mengklaim dirinya Presiden Indonesia?" tanya Najwa.

"Kalau melihat angka yang ada di lembaga independen, yang menghitung lembaga survei, angkanya gamblang kok. Kita sabar saja menunggu real count KPU," jawab Jokowi.

Jokowi juga menampik anggapan yang menyebut situasi pasca pemungutan suara semakin panas.

Dia pun meyakini polarisasi yang terjadi saat Pemilu 2019 akan selesai.

"Nggak, nggak, nggak panas. Biasa saja. Yang ramai mungkin di medsos saja. Saya lihat kehidupan masyarakat sehari-hari sudah normal. Saya imbau elite politik tidak memanas-manasi. Ini proses pencoblosan sudah selesai," kata Jokowi.

Lantas, apakah polarisasi itu akan menyatu?

"Tentu saja (menyatu) dengan injeksi dari semua pihak terutama politikus, partai, dan elite pemerintah," ujar Jokowi.

Jokowi juga memberi pesan terhadap masyarakat Indonesia, baik para pendukungnya maupun yang tidak mendukungnya saat Pilpres 2019.

"Pesan saya masih sama. Ayo kita bangun negara ini bersama-sama. Mari kita berangkulan, bersama membangun negara ini ke arah yang lebih baik," kata Jokowi.

Simak video Mata Najwa selengkapnya:

Buka Ruang Komunikasi dengan Prabowo Subianto

Sebelumnya, Jokowi angkat bicara soal keinginan dirinya untuk menjalin komunikasi kembali secara langsung dengan Prabowo Subianto.

Keinginan tersebut disampaikan langsung oleh Jokowi saat menjadi narasumber acara iNews Sore, Senin (22/4/2019).

Mulanya pembawa acara mengatakan terkait Jokowi yang mengutus Menteri Koordinator Bidang Kemartiman, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk bertemu dengan Prabowo Subianto hingga kini belum ada tanda-tanda sambutan.

Lantas, pembawa acara menanyakan apakah Jokowi akan menempuh cara lain untuk bisa berkomunikasi dengan Prabowo setelah hari pencoblosan telah selesai.

"Bapak mengutus Pak Luhut Binsar Pandjaitan untuk bertemu dengan Pak Prabowo, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda Pak Prabowo bisa dengan Pak Luhut," kata pembawa acara.

"Apakah ada cara lain yang akan bapak tempuh untuk bisa membuka ruang komunikasi dengan Pak Prabowo?" tanyanya.

"Ya, ini kan kita sebetulnya ingin membuka ruang komunikasi," ujar Jokowi.

Jokowi menjelaskan komunikasi akan sangat baik dilakukan mengingat Prabowo Subianto juga ia anggap sebagai sahabatnya sendiri.

Selain itu, ia beranggapan dengan adanya komunikasi antar kedua capres dapat memberikan edukasi politik kepada masyarakat.

"Pak Prabowo itu kan sahabat baik saya yang sudah lama, jadi kalau ada proses komunikasi kan akan sangat baik," ujar Jokowi.

"Baik untuk masyarakat, untuk pendidikan politik kita semuanya, dan juga untuk bangsa dan negara ini," katanya menyambung.

Kemudian, pembawa acara kembali melontarkan pertanyaannya kepada Jokowi apakah pernah menelepon atau bertemu langsung pasca debat kelima Pilpres 2019.

Secara tegas, Jokowi menyatakan belum pernah berkomunikasi secara langsung dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu.

"Belum, itu salah satunya saya mengutus Pak Luhut untuk itu," kata Jokowi.

Lantas Jokowi mengajak semuanya untuk menunggu hasil keputusan dari KPU nantinya.

Begitu juga, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengajak kepada para elite politik supaya bersama-sama memberikan pembelajaran politik yang baik untuk masyarakat.

"Ya untuk semuanya saja, karena kehendak rakyat sudah ditentukan pada 17 April 2019 yang lalu, dan kita menunggu pengumuman resmi dari KPU, ya elite-elite politik mari kita bersama-sama mengedukasi masyarakat, memberikan pembelajaran-pembelajaran politik pada masyarakat sehingga kita semuanya cara-cara berpilitik kita semakin matang, semakin dewasa," tutur Jokowi.(tribun-timur.com/Tribun Kaltim)

Berita Terkini