Selain Guru Honorer, ini Profesi Lain Budi Hartanto Mayat Tanpa Kepala dalam Koper di Blitar

Editor: Ilham Arsyam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budi Hartanto semasa hidup

"Kami juga sudah meminta keterangan dari keluarga," kata AKP Heri Sugiono, Kamis (4/4/2019).

Soal informasi yang berkembang di luar kalau korban LGBT, Heri enggan berkomentar.

Tapi Heri juga tidak menyangkal soal informasi yang berkembang di luar itu.

"Info yang berkembang (di luar) memang seperti itu, kebetulan rekan-rekan korban kebanyakan seperti itu. Namun kami tetap sesuai fakta. Karena hasil otopsi dari forensik juga belum keluar," ujar Heri.

Terungkap isi chat WhatsApp (WA) terakhir Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri yang mayatnya ditemukan tanpa kepala di koper di wilayah Blitar. (IST/SURYA.CO.ID/DIDIK MASUDI)

Sedangkan sosok korban sendiri juga dikenal sebagai pria yang berperilaku seperti perempuan atau gemulai.

Hal itu juga disampaikan kerabat korban, Surahmat, kepada wartawan saat berada di kamar jenazah RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, Rabu (3/4/2019) malam.

"Budi (korban) mbanceni (gemulai), tapi orangnya baik, ramah dengan warga, supel bergaul dan baik dengan orang tua," kata Surahmat.

3. Berprofesi Sebagai Driver Online

Budi Hartanto (28), guru honorer di Kota Kediri yang tubuhnya dimutilasi dan dibuang di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, juga berprofesi sebagai driver taksi online.

Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal) mengungkapkan bela sungkawa atas meninggalnya salah satu driver online Kediri korban mutilasi atas nama Budi Hartanto.

Humas Frontal, David Walalangi meminta pihak kepolisian agar mengusut kasus tersebut dan segera menangkap serta menindak tegas pelaku pembunuhan dan mutilasi yang terjadi terhadap Budi.

"Ini juga sekaligus menjadi pelajaran bagi semua Driver Online Jawa Timur agar lebih berhati-hati dalam memilih pergaulan dalam mengais rezeki setiap hari," kata David, Kamis (4/4/2019).

David meminta agar driver online untuk waspada dan tidak terjerumus pada peredaran dan penggunaan narkoba, atau juga melakukan kejahatan IT.

Budi Hartanto (28), guru honorer di Kota Kediri yang tubuhnya dimutilasi dan dimasukkan dalam koper, lalu dibuang di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, juga berprofesi sebagai driver taksi online. (surya.co.id/istimewa)

"Karena tidak dapat di pungkiri resiko Driver Online sangat besar, sebab tanpa mengenal siapa penumpang yang dijemput dan apa yang dibawa penumpang. Seorang Driver Online harus melaksanakan kewajibannya dalam menjemput penumpang agar dapat mengais rejeki atau mengejar tutup point," lanjut David.

Sebagai contoh, tak jarang penumpang mabuk dari beberapa lokasi hiburan malam melakukan pemesanan secara online.

"Perkenalan dan komunikasi Driver pun terkadang menjadi bebas dan tidak terkendali. Keadaan kondisi ekonomi yang terjepit atau terkadang kondisi mengejar cicilan bisa membuat driver gelap mata atau salah jalan," kata David.

Halaman
1234

Berita Terkini