Pembunuhan Karyawati UNM

Rektor UNM Copot Dr Wahyu Jayadi Sebagai Ketua UPT KKN

Penulis: Nur Fajriani R
Editor: Ilham Arsyam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala UPT KKN UNM Dr Wahyu Jayadi MPd (2018)

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Dr Husain Syam MTp, Minggu (24/3/2019), mengumumkan pencopotan Dr Wahyu Jayadi MPd (44) sebagai Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satgas Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNM.

Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UNM Prof Dr Ir H Bakhrani Rauf, MT selanjutnya ditetapkan sebagai pengganti sementara.

"Senin besok saya akan buatkan SK PLt Ketua Satgas KKN," kata Rektor menjawab pertanyaan Tribun, Minggu (24/3/2019) petang.

Baca: Reaksi Istri Dr Wahyu Jayadi Saat Tahu Suaminya Ditangkap karena Bunuh Siti Zulaeha Djafar

Rektor memiliki dua alasan untuk mengganti Dr Wahyu Jayadi.

Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar. (DOK PRIBADI)

Pertama; penetapan status tersangka Dr Wahyu Jayadi, menyusul kasus dugaan pembunuhan atas karyawati UNM Siti Suraidah Djafar (39), kolega sang doktor di UNM, tetangga sekaligus sekampung, dari Sinjai.

Alasan kedua, pertimbangan kelangsungan program strategis kampus.

"Minggu depan sudah ada jadwal pemberangkatan KKN, ini harus ada pejabat yang jadi komandan," katanya.

Kini Dr Wahyu Jayadi, masih ditahan di Mapolres Gowa., atas tuduhan pembunuhan atas koleganya.

Rektor belum menyinggung status  Dr Wahyu Djayadi juga masih tercatat dosen di jurusan pendidikan olahraga dan jasmani, di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNM di kampus Banta-bantaeng.

Dr Jayadi terangkat sebagai dosen tetap berstatus PNS tahun 2006. Dia menyelesaikan S1 di FIK UNM tahun 1998.

Wahyu menyelasaikan S2 di PPS UNM tahun 2003. Gelar doktor diraih 10 tahun lalu, tahun 2009 di PPs Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Sejak 2017 lalu, Dr Wahyu Jayadi bahkan sudah diusulkan untuk mendapat gelar guru besar, Professor.

Baca: Aroma Cinta Terlarang Penyebab Dr Wahyu Jayadi Bunuh Siti Zulaeha Djafar (Ela), Simak 5 Faktanya

Berikut Tribun Timur Rangkumkan Fakta-fakta soal Wahyu Jayadi:

1. Pejabat Kampus

Sosok Wahyu Jayadi (44) tak hanya sekadar dosen.

Rektor UNM memberi dia amanah sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis ( UPT) Kuliah Kerja Nyata ( KKN) UNM.

Wahyu Jayadi baru setahun menjabat karena dia dilantik, 13 Maret 2018, menggantikan Muhammad Rakib.

Pada UPT KKN UNM, Wahyu Jayadi sebelum diangkat menjadi kepala, dia menduduki jabatan sekretaris.

2. Doktor muda, Dikenal Pintar

Senior Dr Wahyu Jayadi, Mirdan Midding mengenal Dr Wahyu Jayadi SPd MPd adalah satu mahasiswa pintar di angkatan 1992.

"Salah satu doktor termuda di angkatannya," katanya.

Riwayat Singkat Pendidikan Wahyu Jayadi:

*Sarjana Pendidikan Pendidikan Jasmani dan Olahraga UNM (1998). 
*S2 Pendidikan Pendidikan Jasmani dan Olahraga UNM (2003). 
*Doktor di Universitas Negeri Jakarta (2009).

3. Tetangga Korban

Ternyata, Wahyu dan Zulaeha tinggal di kompleks sama.

Zulaeha tinggal di Perumahan Sabrina Regency Blok F No 8, Kelurahan Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Sementara itu, Wahyu Jayadi, tinggal di Perumahan Sabrina Regency Blok E 17.

Rumah korban pembunuhan hanya dipisahkan jalan paving blok 5 meter dengan rumah pelaku.

Wahyu ditangkap saat ingin melihat jenazah Zulaeha.

Rumah pegawai UNM Sitti Zulaeha Djafar (39) korban pembunuhan hanya dipisahkan jalan paving blok dengan terduga pelaku seorang dosen fakultas ilmu keolahragaan Wahyu Jayadi (44). (instagram @makassar_iinfo)

4. Hubungan Keluarga

Adapun motif menurut pengakuan pelaku yaitu karena pelaku merasa tidak terima dengan perlakuan korban.

Selama ini korban sudah dianggap sebagai keluarga pelaku, yang dimana korban tersebut sudah terlalu jauh ikut campur terhadap masalah pekerjaan dan masalah pribadi pelaku.

Rupanya antara korban dengan pelaku masih ada hubungan keluarga.

Kedekatan juga dibuktikan saat Dr Wahyu Jayadi mengantar Sukri suami almarhumah ke RS Bhayangkara.

Oleh orangtua Siti Zulaeha Djafar, Wahyu Jayadi dianggap bersaudara dengan korban.

"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga. Saya ingat pesannya almarhumah mamanya, 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)."

Begitu dikatakan Wahyu Jayadi saat diamankan polisi dari Unit Resmob Ditreskrimum Polda Sulsel.

5. Aroma 'Cinta Terlarang'

Mereka sama-sama orang Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

Soal masa remaja, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi sama-sama menamatkan pendidikan SMA-nya di Sinjai.

Siti Zulaeha Djafar alumnus SMA Negeri 1 Sinjai, sedangkan Wahyu Jayadi alumnus SMA Negeri 2 Sinjai.

Siti Zulaeha Djafar tinggal di dekat SMA Negeri 1 Sinjai, Sinjai Utara, sedangkan Wahyu Jayadi di Bikeru, Kecamatan Sinjai Selatan.

Tamat SMA, Wahyu Jayadi kemudian melanjutkan pendidilkan tinggi pada Fakultas Ilmu Keolahragaan ( FIK) Universitas Negeri Makassar ( UNM).

Sementara Siti Zulaeha Djafar memilih Fakultas Teknik UNM.

Mereka beda angkatan karena usia selisih 4 tahun.

Informan Tribun-Timur.com menyampaikan, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi diduga kuat memiliki hubungan asmara yang telah lama terbangun.

Mereka saat ini berstatus sebagai istri dan suami.

Siti Zulaeha Djafar memiliki seorang suami dan 3 anak, sementara Wahyu Jayadi memiliki seorang istri dan 4 anak.

Saat sementara membangun rumah tangga masing-masing, mereka malah sempat kencan.

6. Dikenal baik oleh Rektor

Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Dr Husain Syam MTP mengaku sudah mendapat informasi tentang keterlibatan salah seorang oknum dosennya dalam kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar alias Ela.

“Ya saya sudah dapat video dan informasinya tadi malam si Wahyu itu terlibat, tapi saya belum dapat informasi resmi,” katanya menjawab konfirmasi Tribun Timur, Sabtu (23/3/2019) pagi.

Nama Wahyu Jayadi yang disebut Rektor UNM merujuk kepada oknum dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM.

Rektor tak mau berspekulasi soal pelaku dan motif insiden yang dia sebut mengejutkan. 

Dia menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus ini ke aparat hukum. 

Jika kemudian terbukti di depan hukum, pihak rektorat akan memberikan sanksi berat berupa pemecatan. 

“Kalau betul begitu, selesai dia (Dr Wahyu),” katanya melalui sambungan telepon.

Rektor juga menyebutkan Dr Wahyu Jayadi, baru setahun menjabat Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNM.

Kepala UPT KKN UNM Dr Wahyu Jayadi MPd. (HO)

“Kalau betul dia, saya tak menyangka. Anaknya baik, rajin dan pendiam,” kata rektor kelahiran Kampung Kanang, Polewali Mandar, Sulbar ini.

7. Pengakuan Mahasiswa

Senada dengan Rektor, para mahasiswanya juga menuturkan hal serupa. 

Seperti mahasiwa UNM Widi saat dihubungi Tribun-timur.com via Whatsapp, Sabtu (23/3/2019).

Dirinya mengungkapkan Wahyu adalah sosok yang ramah. 

“Saya sudah beberapa kali ketemu sama pak Wahyu,”katanya.

Apalagi Wahyu diketahui menjabat Ketua KKN.

"ramah ji. Kalau ketemu pasti menyapa langsung. Tanya apa yang bisa dibantu," ujarnya.

Selain itu, menurut Widi, Wahyu juga rajin menjalankan ibadah salat. 

“karena kalau saya temui biasa, dia lagi salat. Atau kalau pas salat ditemui dia bilang “tunggu sebentar dek nah, salat dulu” jelasnya. 

“Tidak sangka sekalika, baeknya lagi itu bapak. Senyumnya itu tanda kalau bukanki dosen galak,”tambah Widi. 

Beberapa mahasiswa lainnya juga tak menyangka Wahyu melakukan hal kejam.

“Saya pernah bicara langsung sama beliau. Kebetulan waktu mauka KKN tahun lalu, jadi dia yang bantu,” kata mahasiswa UNM Ulfa. 

“Pak Wahyu kukenal baik orangnya,”tambahnya.

8. Pengakuan Rekan Kerja

Haruddin salah seorang dosen di Fakultas Ilmu Keolahrgaan (FIK) UNM, mengaku kaget saat mendengar kabar Dr Wahyu Jayadi ditangkap polisi terkait kasus kematian staf UNM Sitti Zulaeha, Jumat malam.

Haruddin mengaku mendapat kabar penangkapan Dr Wahyu Jayadi, pagi tadi.

"Ini begitu mendalam kita punya ini, istilahnya saya tidak bisa komentar banyak, istilahnya kita shok kaget. Tadi saya ditelepon hampir pinsang padahal kita sementara bekerja di atas (kantor Fakultas FIK)," kata Haruddin yang ditemui di halaman kampus FIK UNM, Jl Wijaya Kusuma, Makassar, Sabtu (23/3/2019) siang.

Ia mengaku tidak menyangka, rekan sesama dosennya, Dr Wahyu Jayadi ditangkap polisi atas dugaan kasus pembunuhan.

Padahal menurut Haruddin, keseharian Dr Wahyu Jayadi selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah.

"Bagus, bagus orangnya beliau. Sepenjang sepengetahuan saya tidak ada yang mencurigakan dengan sosoknya. Orangnya normal saja orangnya saya lihat, bergaul, bahkan sangat supel orangnya," ujar Haruddin.

Bahkan menurut Haruddin, Dr Wahyu Jayadi juga dikenal sosok tenaga pendidik yang juga taat beribadah.

"Beribadah juga ia aktif, sering kita salat berjamaah bersama di musallah apalagi kalau di atas di lantai 4 gedung Phinisi," ungkap, Haruddin.

9. Bikin syok Dekan FIK

Dekan FIK UNM, Prof Dr Hj Hasmyati tampaknya begitu terpukul dengan kerjadian ini.

Prof Dr Hj Hasmyati juga kaget atas kabar penangkapan Dr Wahyu Jayadi.

"Tidak maui komentar kalau soal itu dek, soalnya stresski dapat kabar itu (penangkapan Dr Wahyu Jayadi) tadi pagi," kata seorang staf di ruang Dekan FIK UNM, saat awak tribun menyampaikan niatannya untuk mewawancarai Prof Dr Hj Hasmyati.

"Tapi tunggu dulu, saya coba tanya lagi ibu di dalam," kata sang staf berkerudung ping itu.

Berselang semenit, sang staf dekan pun keluar menemui awak tribun di ruang tunggu depan ruang kerja Dekan FIK.

"Tidak mau dek, soalnya hampir semua pinsang orang di sini termasuk ibu (Prof Dr Hj Hasmyati) dengar kabar itu tadi pagi. Soalnya kan kasus besar ini, baru kan orangnya kita yang disebut, jadi syok ki semua kasihan," ujarnya.

(*)

Berita Terkini