TRIBUN-BARRU. COM, BARRU - Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi meninjau mega proyek nasional Rel Kereta Api (RKA) di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (20/3/2019).
Dalam kunjungan kerja ini, Budi Karya Sumadi didampingi Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Bupati Barru, Suardi Saleh, Dirjen Perkeretaapian, Zulfikri.
Hadir juga sejumlah Satker perkerataapian dalam peninjauan proyek RKA tersebut.
Baca: Kunjungan Kerja, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Naik Heli ke Barru
Baca: Kabupaten Barru Diprediksi Berawan Hingga Malam Hari Ini
Sebelum peninjauan rel kereta api, Budi Karya Sumadi secara langsung melakukan uji coba gerbong kereta api saat tiba di lokasi.
Jarak uji coba gerbong kereta api yang ketiga kalinya dilakukan ini yakni sekitar tujuh kilometer, mulai dari Pekkae Kecamatan Tanete Rilau menuju Tuwung Kecamatan Barru.
Dalam perjalanan, Budi Karya Sumadi diberikan laporan terkait perkembangan proyek RKA hingga Maret 2019, oleh Dirjen Perkeretaapian, Zulfikri.
Baca: Warga Sebut Pembangunan Rel Kereta Api Penyebab Banjir di Barru
Baca: Empat Investor Asing Jajaki Kerjasama dengan Pemprov Sulsel, China Siap Hadirkan Kereta Listrik
"Titik pembangunan rel kereta api di Barru yang akan kita rampungkan tahun ini yaitu sepenjang 44 kilometer dari Pekkae ke Palanro," kata Zulfikri di hadapan Budi Karya Sumadi yang duduk di sofa dalam gerbong, berhadapan dengan Nurdin Abdullah dan Suardi Saleh.
Zulfikri melanjutkan, pembangunan RKA sepanjang 44 kilometer tersebut sudah termasuk jalur menuju pelabuhan Garongkong yang memiliki panjang 4,7 kilometer.
Mendengar pemaparan Dirjen Perkeretaapian, Budi Karya Sumadi pun langsung menanggapi dan mempertanyakan permasalahan yang dihadapi saat ini.
Zulfikri menyampaikan, ada beberapa faktor permasalahan yang dihadapi untuk penyelesaian 44 kilometer pembangunan RKA tersebut.
Disebutkan, antaralain adanya timbunan RKA yang longsor saat terjadi banjir di Barru beberapa waktu lalu, lokasinya di Siawung.
Kemudian, karena masih adanya jalur kereta api yang belum terhubung, tepat di jembatan Tuwung, Kecamatan Barru.
Faktor lain yaitu proses pembebasan lahan di pekuburan Kiru-kiru, Kecamatan Soppeng Riaja yang baru saja diselesaikan.
Menteri Budi Karya Sumadi didampingi Gubernur Nurdin Abdullah meninjau progres pembangunan jalur Kereta Api (KA) Lintas Makassar-Parepare, Rabu (20/3).
Mereka menjajal kereta api sejauh 8 km. Menteri berjanji, kereta ini beroperasi akhir tahun.
Kini progres pembangunan proyek sudah hampir selesai 44 km dan akan segera dibangun 60 km lanjutan. "Totalnya 104 km, dengan ini nanti bersamaan akan kita koneksikan dengan beberapa pabrik semen yang ada di sini, dan pada saat itu kita mulai operasikan. Kita mulai beroperasi akhir 2020," kata Budi Karya.
Kereta Makassar-Parepare ini pertama digunakan untuk kombinasi penumpang dan barang. Untuk barang mengangkut batu bara dari pulau Kalimantan masuk ke pelabuhan Garongkong dan dari pabrik mengangkut semen. Ini dinilai lebih ekonomis dan memastikan jalan raya lebih awet.
"Ada beberapa pabrik yang akan hadir di sini, logistik ini sangat baik. Nah, untuk penumpang setelah 104 km kita akan teruskan ke Makassar, bahkan ke bandara (Sultan Hasanuddin) dan parepare juga diteruskan," sebutnya.
Gambaran untuk efisiensi logistik, Menhub menjelaskan akan lebih murah 20-30 persen dibandingkan pengangkutan melalui jalan raya.
"Sedangkan menggunakan jalan itu lebih mahal 20-30 persen, dan berikutnya jalan raya rusak dan cost secara menyeluruhnya itu tinggi. Dengan adanya kereta ini, dimungkinkan oleh Pak Gubernur dan Bupati itu memberikan izin pabrik yang lain," jelasnya.
Menteri Perhubungan, Budi Karya mencoba Kereta Api Sulawesi Selatan sejauh 8 km. (Foto: Pemprov Sulsel)
Budi menambahkan, prospek pembangunan kereta ini sangat baik. Budi mencontohkan kondisi ini sama saat pembangunan trans Sumatera, dimana pada awal pembangunan jumlah keretanya juga tergolong sedikit. Kereta api sendiri juga dinilai Budi lebih ekonomis dan tepat waktu.
Proyek Kereta Api di Sulsel ini juga menjadi percontohan daerah lain, sebagai moda angkutan orang dan juga barang.
Sementara untuk tarif, hingga saat ini belum ditentukan demikian juga dengan operator. Saat ini, dibuka kesempatan untuk melakukan kerjasama pemerintah dengan badan usahan (KPBU). Termasuk jalan menuju pabrik juga ditenderkan kepada investor.
"Ini menggembirakan karena yang ikut dalam tender ini lebih 20 konsorsium dalam dan luar negeri dan itu swasta semua," paparnya.
Sementara operasional manajemen (OM) dan prasarana juga akan tenderkan. Nilai total KPBU mencapai Rp 1 triliun. Demikian juga untuk OM, karena akan menyiapkan sarana angkutan manusia dan barang.
"Ini termasuk proyek yang lancar, ini karena tempatnya baru. Investasinya besar dan memang butuh waktu. Pemerintah harus membangun yang di Sumatera juga, dan anggarannya di sini bertahap walaupun termasuk besar," terangnya.
"Jalur Makassar-Parepare akan dijadikan uji coba untuk angkutan wisata, penumpang biasa dan barang. Menhub juga memprediksi di masa mendatang, dalam kurun waktu tidak lama, jika jalur kereta api ini telah selesai akan banyak hadir pemukiman warga," pungkasnya.
(*)
Laporan Wartawan TribunBarru.com, @akbar_hs
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:
Baca: Mahfud MD: Andi Faisal Bakti Dimintai Rp 5 M Agar Jadi Rektor UIN Alauddin, Begini Intervensi Menag
Baca: Jenderal Polisi Komen Soal Mahar Syahrini Rp 40 Miliar, Gini Balasan Istri Reino Barack Itu