Joko Widodo atau Jokowi masih kalah telak dari Prabowo Subianto di ‘kandang’ Gubernur Pendukungnya, Ketua Golkar: Saya Jadi Bingung.
TRIBUN TIMUR.COM - Elektabilitas calon Presiden dan calon Wakil Presiden RI Joko Widodo - Maruf Amin di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih kalah telak dari rivalnya Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Berdasarkan hasil survei Celebes Research Center (CRC), elektabilitas pasangan calon Jokowi - Maruf hanya 16,7 persen di ‘kandang’ Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (NA) tersebut.
NA merupakan mantan Bupati Bantaeng dua periode di daerah itu. Hasil survei itu tertinggal jauh dari pesaingnya Prabowo - Sandiaga yang presentasenya mencapai 70 persen.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Golkar Sulsel Nurdin Halid (NH) di hadapan kader partai tersebut pada Konsolidasi dan Pemantapan Pemenangan Pemilihan Legislatif atau Pileg dan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019, di Bantaeng, Kamis (28/2/2019).
Menurut NH, kedatangannya untuk membalikkan survei tersebut dari mengunggulkan Prabowo-Sandiaga menjadi dimenangkan Jokowi-Maruf.
NH berharap dibantu NA sekaligus rivalnya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2018 lalu.
NA yang total mendukung paslon nomor urut 01 tersebut turun menemui dan meyakinkan rakyat agar memilih pasangan tersebut.
“Nurdin Abdullah orang yang berhasil memimpin Bantaeng sehingga mestinya rakyatnya ikut sama Pak NA. Makanya saya jadi bingung kalau di sini (Bantaeng) justru Jokowi tertinggal jauh, padahal kita tau pak NA ini mendukung penuh,” katanya.
Selain itu, NH mengajak seluruh kader dan masyarakat memaksimalkan waktu 47 hari ini untuk memenangkan calon petahana ini.
“Karena hasil survei itu kami datang. Menginstruksikan kepada kader dan fungsionaris Golkar untuk kerja keras selama 47 hari tersisa agar membalikkan keadaan,” ujarnya.
Baca: Film Dilan 1991 vs Novel Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 yang Buat Kecewa dan Tak Seindah Pendahulunya
Baca: Cara Daftar UTBK SBMPTN 2019 di utbk.sbmptn.ac.id, Baca Syarat, Jadwal, Tahapan, Panduan Lengkap
Baca: Serangan Umum 1 Maret: Sosok Sri Sultan, Soedirman, Soeharto & Cerita Kesaktian Letnan Komaruddin
Kader Golkar mulai tingkat kabupaten, kecamatan, desa, diminta menyampaikan keberhasilan Jokowi kepada masyarakat seperti pembangunan infrastruktur, menurunkan angka kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan menciptakan lapangan kerja.
“Kami juga minta agar semua relawan dan pendukung Pak Jokowi bisa mencounter isu-isu negatif yang bukan karakter Jokowi,” jelasnya.
Dengan langkah tersebut serta turunnya NA menggalang masyarakat bisa membuat Bantaeng kembali ke jalan yang benar.
“Saya turun, Pak NA turun maka orang Bantaeng pasti kembali ke jalan yang benar. Kita targetkan kemenangan 51 persen untuk Jokowi-Ma'ruf,” katanya.
Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla unggul dengan perolehan suara 57,70 persen di Bantaeng. Sedangkan, Prabowo-Hatta Rajasa hanya 42,30 persen.
Belum lama ini, Sandiaga sudah berkunjung ke Bantaeng. Kala itu dia dijamu anggota Fraksi Gerindra DPR RI Azikin Solthan di Pantai Seruni. Ribuan masyarakat hadir.
Garis Merah
Saat berada di Jeneponto, NH mengatakan Golkar sudah memetakan wilayah yang berada di garis merah.
“Kita sudah beri garis merah daerah yang kemungkinan Pak Jokowi kalah sehingga kita perintahkan caleg selain kampanyekan dirinya juga kampanyekan capres kita. Kader dan caleg lakukan door to door sampaikan fakta tentang Pak Jokowi,” ujarnya.
“Kita tegas. Caleg yang tidak mendukung Pak Jokowi kita beri sanksi seperti yang lalu ada di Sinjai yang terbukti tidak mendukung kita beri teguran,” jelasnya menambahkan.
Dengan berbagai langkah tersebut, NH, optimistis Jokowi-Ma’ruf bisa unggul di Sulsel hingga 70 persen.
“Bukan hanya di Jeneponto tapi di Sulsel kita menang 70 persen,” ujarnya.
Pada Pilpres 2014, Jokowi hanya kalah di Jeneponto dari 24 kabupaten/ kota se-Sulsel. Prabowo-Hatta menang dengan persentase 50,23 persen atau hanya selisih 791 suara dari Jokowi-JK.
Survei Terbaru
Hasil survei terbaru Pilpres 2019, pasangan Jokowi - Maruf Amin masih unggul dibanding Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Hasil survei lembaga Cyrus Network tersebut juga mengungkap bahwa Prabowo Subianto dianggap lebih tegas daripada Joko Widodo.
Dari 1.230 responden di seluruh Indonesia 53,577 persen menangkap citra Prabowo sebagai sosok yang tegas.
Sementara Jokowi dicitrakan sebagai sosok yang tegas oleh 39,919 persen.
Lalu cawapres pasangan Prabowo, Sandiaga Uno dianggap oleh 2,114 persen responden sebagai sosok tegas.
Dan cawapres pasangan Jokowi, Ma’ruf Amin dianggap oleh 0,813 persen responden sebagai sosok tegas.
“Kalau Prabowo dicitrakan tegas, sementara Jokowi sederhana dan merakyat,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Cyrus Network, Hasan Nasbi di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Sebanyak 69,35 persen responden menganggap Jokowi sebagai sosok sederhana dan merakyat, sementara Prabowo memperoleh suara 12,033 persen sebagai sosok sederhana dan merakyat.
“Kemudian Sandiaga Uno dianggap 10,813 persen responden sebagai sosok sederhana dan merakyat, lalu 4,634 persen responden menganggap Ma’ruf Amin sosok sederhana dan merakyat,” ujar Hasan Nasbi.
Sementara itu secara keseluruhan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih memimpin dengan elektabilitas 55,2 persen menurut Cyrus Network.
Sedangkan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di angka 36 persen.
“Angka itu didapatkan dari pertanyaan spontan kepada responden tanpa menyebut tokoh atau disebut ‘top of mind’,” jelas Hasan Nasbi. Sementara itu jika dengan metode simulasi surat suara maka elektabilitas keduanya meningkat.
“Kalau diberi kertas suara naik sedikit menjadi 57,5 persen untuk Jokowi-Ma’ruf Amin dan 37,2 persen untuk Prabowo-Sandi, dengan kata lain selisihnya sekitar 20 persen,” imbuhnya.
Hasan menjelaskan bahwa survei ini diikuti responden sebanyak 1.230 orang di 123 desa atau kelurahan dari 34 provinsi se-Indonesia dengan metode multistage random sampling serta margin of error sekitar 3 persen. Survei dilaksanakan pada 18-23 Januari 2019.(*)