Lanjut Novyanto Widadi dibandingkan dengan mengandalkan pemasangan kamera CCTV di setiap sudut ruangan.
Pasalnya, kamera pengintai CCTV, kata Noviyanto Widadi, masih memberi celah bagi oknum taruna yang hendak melakukan tindak kekerasan.
Pembinaan Karakter
Ia pun berencana akan melakukan pembinaan karakter yang lebih intens kepada para taruna dan taruni agar peristiwa yang dialami Aldama tidak terulang kembali.
"Camera CCTV itu masih bisa ditipu, kan sisa dimatikan saja, ada pengasuh sembunyi saja," jelasnya.
Baca: Paman Aldama Putra Taruna ATKP Makassar Harap Ada Sanksi Pelaku Penganiayaan
Baca: Keluarga Histeris Saat Aldama Taruna ATKP Makassar Dimakamkan di Maros
"Tapi kalau pembinaan karakter itu tidak (bisa dimanipulasi) karena melekat, jadi perubahan yang kita promosikan disini ialah perubahan karakter," lanjutnya.
Pasalnya, karakter taruna dari hasil pantauannya sejauh ini, menurut Novyanto, telah mengalami pergeseran.
Khususnya jiwa sosial atau kepedulian terhadap sesama taruna di lingkup ATKP Makassar.
"Saya yakin pada saat (Aldama) dipindahkan (ke suatu ruangan) ada yang melihat, tetapi kenapa tidak ada yang melapor, itu namanya karakter yang keliru,” tutur Novyanto.
Aldama merupakan putra tunggal pasangan Pelda Daniel dan Mariaty meninggal dunia di usia 19 tahun.
Sistem Pengamanan
Kepala Sekuriti ATKP Makassar, Tri Margono, yang ditemui Rabu (6/2/2019) mengungkapkan, pengamanan di kampus ATKP Makassar menggunakan 25 orang sekuriti.
Ke-25 orang petugas keamanan itu dibagi untuk kampus satu yang berlokasi Jl Poros Makassar-Maros Km 25.
Baca: Taruna Tingkat Pertama Tewas Dianiaya Senior, Begini Suasana di ATKP Makassar
Baca: Dijaga 25 Sekuriti, Taruna Aldama Tewas Dianiaya Senior! Begini Pengamanan di Kampus ATKP Makassar
Lalu di kampus baru atau kampus dua yang berlokasi di Jl Salodong, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
"Total sekuriti ada 25 orang, dibagi, ada yang di kampus satu (kampus lama) dan ada disini kampus baru. Tiap shift dijaga delapan orang," kata Tri Margono.