Bukan Mbah Moen, inilah Sosok 'Kau' yang Dimaksud Fadli Zon di Puisinya Berjudul: Doa Yang Tertukar
TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin menanyakan tentang sosok 'kau' yang ditulis Fadli Zon dalam puisi Doa yang Ditukar.
Lukman Hakim Saifuddin mengkonfirmasi langsung lewat akun Twitternya yang terverifikasi pada Fadli Zon.
Diketahui beberapa waktu lalu Fadli Zon menulis puisi berjudul Doa yang Ditukar.
Dalam puisi Doa yang Ditukar, Fadli Zon menyinggung soal agama yang diobral hingga kepemimpinan.
"Doa sakral. Seenaknya kau begal. Disulam tambal. Tak punya moral. Agama diobral," kira-kira begitulah potongan dari puisi Doa yang Ditukar milik Fadli Zon.
Fadli Zon juga menyinggung soal doa yang direvisi.
Menurut Fadli Zon, hal tersebut merupakan pertunjukan yang gagal.
"Doa sakral. Kenapa kau tukar. Direvisi sang bandar. Dibisiki kacung makelar. Skenario berantakan bubar. Pertunjukan dagelan vulgar," tulis Fadli Zon di puisi Doa yang Ditukar.
Baca: Presiden Jokowi Diteriaki Jancuk, Gerindra: Dia Calon Presiden, Bukan Calon Preman!
Hal ini besar kemungkin erat kaitannya dengan insiden Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen salah sebut nama saat memanjatkan doa.
Dikutip Tribunnews.com dari akun YouTube NU Lovers Jumat (1/2/2019), saat itu Mbah Moen tampak sedang membaca sebuah kertas yang isinya adalah lantunan doa.
Dalam doa yang dipanjatkan menggunakan bahasa arab tersebut, ia salah menyebut nama Jokowi dan mengucapkan nama Prabowo.
Hingga doa selesai dipanjatkan, Mbah Moen tampak tak menyadari kesalahannya itu.
Baca: Topik ILC TVOne Malam ini Yang Terjerat UU ITE: Buni Yani, Ahmad Dhani, Siapa Lagi? Nonton Disini!
Setelah doa, tampak Ketua Umum DPP PPP, Rommahurmuzy membisikkan suatu hal kepada Mbah Moen.
"Alaa (untuk) Pak Prabowo, laa (tidak) Pak Prabowo, menawa (Tetapi) Pak Jokowi, Pak Jokowi Widodo," ucap Mbah Moen memberikan penjelasan.
"Alliwah (menunjukkan) ikhtiyaarii (pilihanku)," lanjutnya.
Ia kemudian meminta maaf lantaran salah menyebut nama Jokowi dan justru mengatakan Prabowo.