Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Abdul Humul Faaiz
TRIBUN-TIMUR, PALU - Kementerian Perhubungan saat ini tengah berupaya mengevakuasi KM Sabuk Nusantra 39 yang terdampar di daratan Desa Wani II, Kecamatan Tanantovea, Donggala, Sulawesi Tengah, akibat terseret oleh gelombang tsunami pada 28 September 2018 silam.
Berjumlah sebanyak 16 personel, saat ini teknisi PT Samudera Rezeki Teknindo (Smart) Balikpapan akan memindahkan kapal berbobot 1200 GT itu dalam waktu dua hari kedepan.
"Mungkin kalau tak ada kendala, besok atau hari rabu kapal ini sudah kembali ke laut lagi," kata Project Manager Salvage, PT. Samudra Rasaki Teknindo (Smart) Balikpapan, Ahmad Yani, saat ditemui di Wani, Senin (7/1/2019).
Baca: Guy Junior Diisukan ke Persija Jakarta?
Baca: Hj Diana Besso Indo Botting Anak Gubernur NA, Karyanya Pernah Dipakai Jokowi
Baca: Upacara Minggu Pertama 2019, Dandim 1420 Sidrap Minta Personel Tingkatkan Kinerja
Baca: Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Makassar Padat Merayap
Baca: BREAKING NEWS: Merampok di Warkop dan Minimarket, Pemuda Ini Diciduk Resmob Polsek Panakkukang
Baca: Istana Tahfidz Quran Parepare Buka Pendaftaran Tahfidz, Gratis!
Baca: Air PDAM Luwu Timur di Puncak Indah Keruh
Baca: Inilah 10 Tempat yang Paling Ingin Didatangi Wisatawan Dunia di 2019, Salah Satunya Ada di Indonesia
Baca: Karen Kandang Ayam di Tengah Pemukiman, DPRD Wajo Bakal Panggil Dinas Terkait
Meski tak ada kendala saat proses pengerjaannyya, namun kata dia, saat ini pihaknya masih menunggu perizinan dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) untuk pengerjaannya.
Sementara untuk perizinan pengoperasian kapal laut juga masih menunggu izin dari Direktur Lalu Lintas Laut (Dirlala) Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
"Tapi ini kan kita masih menunggu perkembangannya terlebih dahulu terutama soal perizinannya," katanya.
"Meski begitu, tapi kita diberikan kelonggaran untuk melakukan pekerjaan, baik itu pengangkatan sebelum peluncuran kapal," tambahnya.
Ahmad Yani mengatakan, selama pemeriksaan, kapal dalam kondisi baik tanpa kerusakan apapun.
Kata Ahmad Yani, Selama kurang lebih lima hari ini tim tidak menemui kendala saat melakukan pengangkatan kapal dengan menggunakan kantong air yang mempunyai daya gendong seberat 500-700 ton per kantongnya.
"Untuk saat ini tak ada kesulitan yang berarti, karena selain menggunakan tenaga lokal, tim kami sendiri juga sudah lumayan berpengakaman untuk meluncurkan kapal," katanya.
Untuk memindahkan kapal kembali ke permukaan laut, perusahaan yang berdiri pada 1995 tersebut membutuhkan sebuah eskavator dan sebuah kapal tunda (tugboat).
Sebelumnya, Kapal Sabuk Nusantara 39 terseret gelombang tsunami hingga ke darat Desa Wani Donggala, pada 28 September 2018 silam.
Kapal saat itu sempat menabrak sebuah bangunan di pelabuhan.
Kapal milik PT Pelni ini merupakan salah satu transportasi perintis andalan masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau yang dibuat pada tahun 2014.
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com
ii