Febri dan Dian pun, melakukan promosi melalui media sosial masing-masing.
"Alhamdulillah, banyak yang mau kami ajar," katanya.
Mereka kemudian membangun rumah panggung, dengan bahan bambu. Setidaknya kokoh untuk menampung puluhan anak-anak pemulung untuk belajar.
Rumah bambu tersebut dibangun dari hasil para donatur, yang berlokasi di Jl Inspeksi Kanal II Kelurahan Bangkala Kecamatan Manggala, Hertasning, Makassar.
Akhirnya, pada tanggal 8 Agustus 2017 mereka meresmikan sekolah tersebut dengan nama Sekolah Impian.
Menurut Febri, nama tersebut diambil dari impian-impian anak-anak tersebut dengan nampak polos mau menceritakan apa yang menjadi cita-citanya.
Para orang tua murid pun tidak merasa keberakatan, anak-anaknya mengikuti kegiatan belajar mengajar di Sekolah Impian.
Diakui oleh, Febri mereka melakukan pendekatan khusus untuk menyemangati anak-anak pemulung ini untuk tetap belajar.
"Alhamdulillah, berjalannya waktu mereka perlahan mulai mengerti. Bahkan ada yang tidak mau memulung lagi dan fokus belajar untuk menjadi pintar," jelasnya.
Rumah yang jarang dinding ini, terkadang membuat anak-anak yang penuh semangat dalam belajar kepanasan dan terkadang kedinginan saat hujan.
"Panas kena hujan juga kena," kata Dian.
Namun, tidak masalah mereka tetap bertahan dengan semangat meski dalam keterbatasan.
Febri dan Dian semakin semangat menjalani hari-hari mereka untuk mengajar anak-anak yang haus akan ilmu ini.
Berbagai mata pelajaran diajarkan, mulai dari pengetahuan di sekolah pada umumnya hingga belajar mengaji.
Saat ini sekolah yang tadinya digabung dari umur 4 hingga 17 tahun itu, telah dipilah-pilah sesuai dengan tingkatan kelas.