Emak-emak Makassar Serbu Bioskop Nonton Film Keluarga Cemara, Sinopsis Film Keluarga Cemara
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ina, ibu rumah tangga beralamat di Jl Daeng Tata IV, Makassar, tak kuasa menahan haru saat menyaksikan “Abah” mengakui kesalahan di hadapan istri dan dua anaknya.
Si Abah yang sepanjang penayangan Film Keluarga Cemara itu selalu berusaha tampil santai menghadapi situasi, tiba-tiba ambruk dan dilanda penyesalan.
Butir air mata Abah yang diperankan Ringgo Agus Rahman terlihat jelas di pipi saat berkata, ”Iya, Abah yang salah.... Abah yang salah.....”
Studio 5 XXI Lantai 3 Mall Ratu Indah (MaRI) menjadi hening. Suara tawa ratusan penonton berubah menjadi isak.
“Mengharukan sekali. Si Abah yang tegar itu akhirnya menangis dalam pelukan istri dan anak-anaknya,” kata Ina.
Ina ke Studio XXI bersama suami, anak, dan adiknya. “Saya sangat penasaran menyaksikan Keluarga Cemara di bioskop. Saya ingin lihat, apa beda dengan yang kami nonton di televisi dulu,” kata Uni, adik Ina.
Rerata penonton memasuki ruang studio bergerombol sambil menggendong anak, bahkan ada yang membawa bayi.
Film Keluarga Cemara tayang perdana di bioskop Kamis (3/1/2019). Film ini diangkat dari sebuah sinetron lawas dari tahun 1996 hingga 2004.
Sinetron Keluarga Cemara yang pernah viral di era 90-an tersebut, saat ini tengah menjadi sebuah Film yang dikemas lebih modern.
Berkisah tentang sebuah keluarga kecil yang penuh dengan lika-liku kehidupan, Film Keluarga Cemara diproduksi oleh Visinema Pictures bekerjasama dengan Kaskus dan Ideosource.
Trailer Film Keluarga Cemara sendiri telah dirilis sejak awal Desember tahun lalu.
Adegan Suka-Duka
Banyak adegan lucu. Tapi tak sedikit yang mengharukan.
Adegan pertama langsung mengundang tawa penonton, ketika Si Abah pamit pada istri dan anaknya untuk ke kantor. Si Abah punya gaya tersendiri pamit pada istri/Emak (Nirina Zubir) dan dua anaknya. Si Emak dan dua anak juga punya tingkah khusus membalas salam pamit Si Abah.
Dalam perjalanan ke kantor, di dalam mobil, Si Abah menerima telepon dari Elis (Zara JKT48). Si Abah berjanji akan datang saat pesta ulang tahun anak sulungnya itu nanti.
Namun, begitu sampai di kantor dan membuka komputer, terpampang di layar kerugian perusahaan yang mencapai miliaran rupiah. Beberapa saat kemudian, warga datang berunjuk rasa dan mengepung ruang kerja Si Abah.
Adegan Si Abah negosiasi dengan demonstran yang marah di kantor silih berganti dengan pesta perayaan ulang tahun Elis di rumah. Hingga akhirnya sekelompok pria datang ke tengah pesta ulang tahun itu dan berteriak-teriak meminta semua keluar dari rumah.
Pesta ulang tahun Elis jadi kacau. Undangan berlarian meninggalkan rumah mewah itu. Emak Abah berusaha minta bertahan, “Saya tidak tahu apa-apa, saya tunggu suami dulu.” Tapi beberapa pria itu memaksanya keluar.
Saat Emak berhadapan dengan pimpinan eksekutor “sita rumah”, Si Abah datang. Dengan santai Si Abah menenangkan Elis dan anak bungsunya Ara (Widuri Puteri).
Si Abah terus tersenyum pada kedua buah hatinya dan meyakinkan mereka bahwa tidak akan terjadi apa-apa.
Lalu Si Abah mendatangi eksekutor dan berdiri di hadapan istrinya. Dia meminta diberi kesempatan.
Tapi tidak. Si Abah akhirnya memboyong istri dan anaknya tinggalkan rumah dengan hanya membawa beberapa lembar pakaian.
Awalnya mereka nginap di salah satu ruang sempit dalam kantor. Si Abah terpaksa tidur di bawah tanpa kasur untuk memberi kesempatan pada istri dan anaknya tidur di kasur.
Setelah bertemu seorang pengacara yang berbahasa dengan logat Medan yang sangat kental, Si Abah membawa anaknya ke kampung. Keluarga itu tinggal di rumah peninggalkan ayah Si Abah.
Rumah itu sudah lama kosong. Mereka harus membersihkan debu dan sarang lebah yang memenuhi semua ruangan rumah berlantai satu di tepi bukit itu.
Telepon Pohon
Film ini sebagian besar berkisah kehidupan Abah dan keluarganya di kampung itu. Si Abah awalnya bekerja sebagai buru bangunan, kemudian menjadi sopir Go-Jek setelah mengalami kecelakaan kerja.
Sementara Elis dan Ara menyuguhkan kisah suka-duka di sekolah masing-masing. Elis harus menjual kerupuk buatan Si Ibu karena Abah tidak bisa kerja setelah patah khaki.
Adegan lucu di rumah tua itu tersaji ketika Si Abah dan Elis harus gantian memanjat pohon untuk menelepon. Telepon selular mereka gantung di atas pohon. Mereka membuat tempat duduk di antara dahan Pohon Pinus untuk menerima atau menelepon.
Adegan lucu tapi memantik air mata terjadi ketika Emak akan melahirkan dan digotong dengan becak dari halaman rumah.(*)