9 Fenomena Awan yang Bikin Ngeri hingga Takjub Sebelum Heboh Awan Tsunami di Makassar

Penulis: Muh. Hasim Arfah
Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Awan Kumulonimbus atau Cumulonimbus saat diabadikan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/1/2019).

Warga Lombok dikejutkan dengan penampakan awan aneh yang terlihat pada Rabu (4/4/2018).

Bahkan dalam sebuah video menunjukkan fenomena awan berbentuk aneh ini sampai membuat anak kecil menangis.

Ada penjelasan ilmiah terkait fenomena langka ini. Sebagaimana dijelaskan akun Instagram @insidelombok fenomena awan ini disebut Iridescence Cloud pada postingan dilansir TribunStyle.com

Siang ini mataram dan sekitarnya terjadi fenomena awan yang indah. Ternyata fenomena ini dikenal dengan nama Irdescence Cloud.

Fenomena dengan nama lain "Fire Rainbows" dan "Rainbow Clouds" ini biasanya muncul kala siang/sore hari yang relatif sangat panas dan lembab.

Berikut ini penjelasan Les Cowley mengenai fenomena tersebut.

"Yang terjadi adalah awan kumulus yang "mendidih", mendorong lapisan lapisan udara diatasnya semakin tinggi dan semakin tinggi.

Saat udara tersebut terdorong, ianya mengembang dan mendingin.

Kadang-kadang kelembaban di udara itu tiba-tiba mengalami kondensasi menjadi tetesan-tetesan mungil dan akhirnya membentuk "Topi Awan" (Cap Cloud)."

"Tetesan-tetesan di dalam topi awan itu memecah cahaya matahari yang menciptakan cahaya beraneka warna yang indah." Penjelasan akun @insidelombok ini mengacu situs nationalgeographic.com yang dilansir 18 Juli 2013 silam.

Diberitakan TribunWow.com, tampak awan bercahaya seperti terbakar seperti video yang diunggah oleh akun Instagram @neng_jepret pada Rabu (4/4/2018).

Dalam video itu tertulis 'Fenomena alam mataram Lombok jam 2 siang.' Terdengar suara anak-anak tampak keheranan.

8. Pesona awan di Jeneponto

Penampakan awan di langit Jeneponto. (Handover)

Pemandangan di langit Jeneponto pagi ini, cukup menyita perhatian pengendara yang melintas di Kampung Mannuruki, Kelurahan Bontotangnga, Tamalatea, Jeneponto, Rabu (19/9/2018) pukul 07.15 wita.

Seperti diabadikan seorang pengendara Muh Agung (23) yang melintas di kampung itu.

Muh Agung yang hendak pulang ke rumahnya di Kampung Pammanjengan, sekitar satu kilometer dari Kampung Mannuruki, berhenti sejenak mengabadikan moment yang dianggapnya langkah.

"Saya mau pulang ke rumah, tapi saat saya mau lewat di depan bukit Cadika (Kampung Mannuruki) saya lihat ini awan di atas langit tidak seperti biasanya, jadi saya tinggal sebentar lalu foto sama video," ujarnya ke awak TribunJeneponto.com.

Berikut video yang Muh Agung abadikan melalui ponsel pribadinya.

9. Awan Tsunami di Langit Makassar

Awan Kumulonimbus berbentuk tsunami diabadikan di langit Makassar, Selasa (1/1/2018) (Instagram)

Pada awal tahun ini, warga Makassar dihebohkan dengan penampakan awan berbentuk gelombang tsunami.

Awan tsunami yang belakangan terkonfirmasi merupakan awan Cumulonimbus.

Foto dan video awan berbentuk gelombang tsunami jadi pembicaraan dan beredar di grup-grup Whatsapp, foto, serta video ini diabadikan di wilayah Makassar pada Selasa (1/1/2019) petang.

Pada awal tahun 2019, warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dikejutkan dengan munculnya awan berbentuk gelombang tsunami.

Awan itu terlihat menggulung hitam pekat berbentuk gelombang tsunami di atas langit Kota Makassar.

Warga yang merekam video awan gelombang tsunami di dalam area Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar pun mengunggahnya ke media sosial.

Menurut prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Nur Asia Utami, pada Rabu (2/1/2019) pagi, peristiwa munculnya awan gelombang tsunami itu dikenal sebagal cell awan Cumulonimbus yang cukup besar.

Biasanya, awan Cumulonimbus tersebut disertai hujan deras, petir, dan angin kencang.

“Peristiwa tersebut dikenal sebagai cell awan Cumulonimbus yang cukup besar, biasanya menimbulkan hujan deras disertai kilat atau petir dan angin kencang. Periode luruhnya awan tersebut tergantung besarnya, bisa 1-2 jam,” katanya.

Nur Asia Utami menjelaskan awan Cumulonimbus ini berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan, khususnya pesisir barat dan selatan.

“Awan Cumulonimbus bisa terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Bahkan, di Kota Makassar awan ini bisa tumbuh kembali,” tuturnya.

Nur Asia Utami menambahkan awan Cumulonimbus ini sangat berbahaya bagi lalu lintas penerbangan.(*)

Berita Terkini