Ini Pertanda Apa? Awan Tsunami Diabadikan di Langit Makassar, Pesawat Putar-putar Nyaris 30 Menit

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Awan Kumulonimbus berbentuk tsunami diabadikan di langit Makassar, Selasa (1/1/2018)

Baca: Kronologi Lengkap Penembakan Bripka Matheus Polisi Anggota Densus 88, Ternyata Bukan Orang Sembarang

Baca: 6 Updating Transfer: 3 Pilar Tinggalkan Persija, Persib & Persebaya Berebut Loris, PSM Makassar?

Baca: 8 Bulan Setelah Diceraikan Ahok, Kabar Terbaru Veronica Tan Sedang Liburan Bareng Nathania Purnama

Baca: Ustadz Abdul Somad Tiba-tiba Berhenti saat Ceramah Lalu Tegur Jamaah, Panggil ke Panggung, Cek Video

Baca: Sehari, 3 Warga Sulawesi Selatan Meninggal di Jalan! Kenapa Dinas PU harus Tanggung Jawab?

Sehingga, jika terlihat awan kumulonimbus pada radar, pihaknya langsung menyampaikannya dan pilot akan membelokkan pesawat hingga 15 derajat.

“Tidak ada pilot yang berani menembus awan kumulonimbus. Jadi kita memiliki radar cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG."

"Sehingga data dari BMKG yang diperoleh terkait cuaca buruk akan disampaikan kepada pilot."

"Jadi cuaca buruk yang terjadi, aman bagi lalulintas penerbangan,” terangnya.

Novy menambahkan, awan kumulonimbus berada di ketinggian 1.000 hingga 15.000 kaki.

Sehingga untuk penerbangan 30.000 hingga 40.000 kaki aman bagi pesawat.

“Jadi lalulintas penerbangan aman, jika ada cuaca buruk yang mengancam,” tambahnya.

BMKG Makassar: Awas Angin Kencang

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG IV Makassar mengimbau, agar masyarakat waspada angin kencang.

Prakirawan BMKG IV Makassar Siswanto mengaku, kewaspadaan angin kencang ini mulai dari 31 Desember 2018 hingga nanti sampai tanggal 6 Januari 2019 ini.

"Saat ini memang terlihat normal, namun sewaktu-waktu potensi angin kencang itu berpeluang terjadi," ungkap Siswanto kepada tribun timur, Rabu (2/1/2019).

 

Seperti diketahui, berdasarkan analisis kondisi atmosfer terkini, dari tanggal 31 Desember 2018, teridentifikasi adanya peningkatan tekanan di dataran Asia.

Selain itu terpantau juga adanya bibit siklon di sebelah utara Indonesia, yakni 97 W tepatnya di Laut China Selatan.

BMKG juga mengidentifikasi adanya bibit siklon tropis 95 P di Teluk Carpentaria Australia, sebelah selatan Papua dan 96 S di samudera Hindia, selatan Jawa.

Halaman
123

Berita Terkini