TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Hari jadi Mamuju diperingati setiap tanggal 14 Juli. Namun, tak banyak yang mengetahui, mengapa tanggal 14 Juli, dijadikan sebagai momentum hari jadi ibu kota Provinsi Sulawesi Barat ini.
Dikutip dari website humas Pemkab Mamuju, hari jadi Mamuju diambil pada tahun 1540. Berdasarkan hasil seminar oleh sejumlah tokoh dan pemangku kepentingan di Mamuju.
Hasil seminar itulah yang ditindaklanjuti oleh bupati, dengan menyusun Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Hari jadi Mamuju.
DPRD Kabupaten Mamuju hasil pemilu tahun 1999 menerima Ranperda, setelah melalui pembahasan termasuk rapaat dengar pendapat dengan para tokoh sejarah, budayawan dan tokoh intelektual di daerah yang dijuliki bumi Manakarra ini.
Dalam sidang paripurna tanggal 9 Agustus 1999. Secara resmi Ranperda tentang hari jadi Mamuju disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Mamuju.
Peraturan daerah ini adalah Perda Nomor 05 tahun 1999, diundangkan pada tanggal 10 Agustus 1999 dan dicantumkan dalam lembaran daerah Kabupaten Mamuju tahun 1999 Nomor 14.
Inti dari Perda tersebut adalah menetapkan tanggal 14 Juli 1540 sebagai hari jadi Mamuju. Dalam penjelasan Perda tersebut, diuraikan latar belakang penetapan waktu hari jadi Mamuju dan kesempatan ini dikutip beberapa kalimat butir C (penjelasan peraturan) sebagai berikut;
"Apabila dilihat dari sudut yuridis formal, maka hari jadi Mamuju, akan jatuh pada tanggal 4 Juli 1959 yaitu saat ditetapkannya Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi.
Namun, akal sehat akan membawa para pemangku kepentingan di Mamuju untuk tidak terpaku dan terperangkap dalam kelakuan formalitas yang sempit yang kelak dapat mengaburkan maksud dan tujuan menetakan hari hadi Mamuju."
Dengan demikian, Hari Jadi Mamuju akan bermakna dan bernilai moral yang amat mendalam bukan sekedar formalitas belaka tetapi dapat memberi makna simbolik tentang harkat, hakekat, citra dan jati diri untuk selanjutnya berperan sebagai wahana motivasi bagi masyarakat demi melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah Mamuju.
Ungkapan Mutiara hikmah nilai budaya dan tradisi masyarakat Mamuju mengatakan: "Todiari Teppo Dolu, Parallu Nikilalai Sule Wattu Ia Te'e, Laiyalai Mendiari Peppondonganna Katuoatta'ilalan Era Laittingayoaianna".
Dari kutipan diatas tergambar dasar-dasar pemikiran penetapan waktu yang diambil sebagai hari jadi Mamuju dan peristiwa yang menjadi patokan penetapannya adalah terbentuknya Kerajaan Mamuju dari hasil perpaduan tiga buah kerajaan Kurri-Kurri, Langgamonar dan Managallang.
Selanjutnya, dasar pemikiran dan pertimbangan penetapan waktu tersebut secara terinci dari tanggal, bulan dan tahun yang diambil diungkapkan sebagai berikut :
1. Tanggal 14
Angka 14 adalah angka kelipatan dua dari tujuh, yang oleh tradisi masyarakat Mamuju menyebutnya Penduang Pitu,