Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Berita hoax tentang gempa dan tsunami yang dikabarkan terjadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), berdampak pada jumlah wisatawan di kawasan wisata Tanjung Bira, di Kecamatan Bontobahari, sekitar 40 kilometer tenggara kota Bulukumba.
Hal itu disampaikan oleh General Manager Same Resort Bira Beach Bulukumba, H Mahmud Mas'ud, kepada TribunBulukumba.com, Minggu (4/11/2018).
Menurut Mahmud, ada beberapa pelancong yang hendak berwisata ke kaki pulau Sulawesi tersebut, namun karena termakan isu hoax sehingga membatalkan rencananya.
Baca: Pengertian, Penyebab, & Gejala Penyakit Dekompresi, Kondisi yang Merenggut Nyawa Syachrul Anto
Baca: BERITA FOTO: Sandiaga Uno membuat kopi di Warkop Azzahrah
Baca: Pagi Ini, Mamasa dan Sekitarnya Kembali Diguncang Gempa 4,6 SR
Meski demikian, beberapa wisatawan lainnya, seperti rombongan UNM dan juga PT Nutrisia, kata Mahmud, tetap melakukan kunjungan ke Bira dan menginap di Same Resort.
"Harapan ke pemerintah, agar cepat tanggap atas berita hoax dengan melakukan aksi nyata ke lokasi. Bira masih aman," ujar Mahmud.
Mahmud juga meminta pengguna media sosial (Medsos), untuk tidak mudah membagikan suatu berita jika belum terklarifikasi atau belum diketahui kebenarannya.
"Perlu klarifikasi dulu sebelum dibagi. Janganmi selalu mau dibilang orang hebat yang pertama memposting disosmed karena tidak dapatji penghargaan malah bisa berurusan dengan pihak berwajib," kata Mahmud.
Baca: Kerjasama Polres Sidrap, KNPI Gelar Turnamen Voli Sumpah Pemuda Cup I
Baca: Masih Muda Sudah Pacaran, Nasib Tersangka Saddil Ramdani di Timnas Indonesia Seperti Ini
Baca: VIDEO: Wawali Bandung Ajak Warga Makassar Kunjungi Little Bandung di Nipah Mall
Tak hanya Mahmud, pedagang di areal pantai Bira, juga mengeluhkan kurangnya pengunjung tersebut.
Salahsatunya disampaikan oleh, Satturi (46 tahun), satu dari sekian pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di kawasan wisata Tanjung Bira.
Jika sebelumnya Satturi bisa mendapat penghasilan paling sedikit Rp 300 ribu perhari, kini Rp 50 ribu pun susah untuk ia dapatkan.
"Saat gempa itu, mulai-mi kurang pengunjung. Sekarang hanya satu dua orang yang datang," katanya.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami:
(*)