Iwan Lili Saksi Kunci Kematian Akbar Dg Ampuh di Lapas Makassar, Dimana dan Apa Komentarnya?

Penulis: Darul Amri Lobubun
Editor: Arif Fuddin Usman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah Akbar Daeng Ampuh (32) yang meninggal di Lapas Kelas 1 Makassar berada di Ruang Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara untuk divisum, Makassar, Senin (22/10). Akbar Ampuh merupakan narapidana narkoba sekaligus otak dari pembakar satu keluarga di Jl Tinumbu, Makassar, beberapa waktu lalu. Akbar Daeng Ampuh ditemukan tewas didalam selnya dengan kondisi terlilit rantai borgol.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Saksi kematian Akbar Ampuh (32), Iwan Lili (25) sudah tidak berada di ruangan tahanan isolasi.

Dikonfirmasi Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas 1 Makassar Budi Sarwono, kini Iwan Lili pindah di Blok umum Lapas Kelas 1 Makassar.

Sebelumnya, Dg Ampuh yang disebutkan meninggal karena bunuh diri, berada bersama Iwan Lili dalam blok khusus atau ruang isolasi di Blok I Lapas Kelas 1 Makassar.

Baca: Kematian Akbar Ampuh di Lapas Makassar Mencurigakan! LBH Sebut Serupa Kasus Narkoba Cullang

Baca: Begini Permintaan Akbar Dg Ampuh kepada Istrinya, Sempat Menelepon dan Minta Salat Tahajud

"Iwan Lili masih di Lapas, tapi dia sudah kembali ke kamar semula di Blok B atau Blok Umum," ungkap Kalapas Makassar Budi Sarwono saat dikonfirmasi Tribun, Kamis (25/10/2018).

Sebelumnya, Budi menyebutkan Iwan bersama Akbar Ampuh sekamar. Iwan Lili adalah orang pertama menemukan Akbar meninggal, Senin (22/10/2018) pagi.

Anggota Forensik Rumah Sakit Bhayangkara memperlihatkan Jenazah Akbar Daeng Ampuh saat dilakukan olah tkp di lapas Kelas 1 Makassar, Senin (22/10). Akbar Ampuh merupakan narapidana narkoba sekaligus otak dari pembakar satu keluarga di Jl Tinumbu, Makassar, beberapa waktu lalu. Akbar Daeng Ampuh ditemukan tewas didalam selnya dengan kondisi terlilit rantai borgol. (sanovra/tribuntimur.com)

Iwan dan Akbar diterungku dalam satu ruangan isolasi di Blok I Narapidana khusus kasus korupsi, karena menjadi pelaku utama kasus pembakaran sekeluarga di Jl Tinumbu, Tallo.

Waktu itu, usai temukan Akbar Ampuh dalam kondisi tidak bernyawa, Iwan yang merupakan anak buah Ampuh di Lapas ini, langsung diamankan pihak Lapas.

"Waktu itu kita amankan dia (Iwan Lili). Kami (Lapas) hanya mintai keterangan saja sebagai saksi yang menemukan Ampuh pertama kalinya," ungkap Budi.

Baca: Begini Permintaan Akbar Dg Ampuh kepada Istrinya, Sempat Menelepon dan Minta Salat Tahajud

Baca: Kematian Akbar Ampuh di Lapas Makassar Mencurigakan! LBH Sebut Serupa Kasus Narkoba Cullang

Sejauh mana kematian Ampuh, Iwan disebut belum pernah diperiksa oleh Satreskrim Polrestabes Makassar.

Kata Budi, hanya pihak Lapas Kelas 1 Makassar yang memeriksa Iwan Lili. Dan pihak wartawan juga tidak diberikan izin untuk mendapatkan keterangan dari Iwan.

Kecurigaan LBH

Kematian Akbar Sangkir alias Daeng Ampuh alias Rangga (32) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Makassar, disoroti aktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar.

Direktur LBH Makassar Haswandi Andi Mas mengungkapkan, kasus kematian Ampuh saat ini menjadi sorotan publik karena ada ketidakwajaran kasus ini.

Akbar Ampuh (handover)

"Ini tidak wajar, untuk itu kami mendesak kepolisian melakukan penyelidikan lebih dalam," kata Haswandi di kantor LBH, Jl Pelita Raya, Rabu (24/10/2018) sore.

Diketahui, kematian tersangka dan otak pembakaran (mastermind) satu keluarga di Jl Tinumbu ini terjadi di ruang Isolasi Lapas Kelas 1 Makassar, Senin (22/10/2018) lalu.

Baca: Sebelum Otak Pembunuhan Sekeluarga Tewas, Akbar Ampuh Rencana Dikirim ke Penjara Sadis dan Ngeri Ini

Baca: Akbar Ampuh Sempat Telepon Istri di Jeneponto Sebelum Tewas di Lapas Makassar, Begini Pesannya

Akbar Daeng Ampuh disebutkan pihak Polrestabes Makassar, tewas terlilit rantai borgol pada lehernya dan tulang leher patah karena bunuh diri.

Penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar menyebutkan diduga dari hasil penyelidikan Daeng Ampuh tewas karena bunuh diri akibat mengalami depresi.

Minta Polisi Telusuri

Untuk itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar meminta Polrestabes agar menelusuri kematian Akbar Ampuh di ruangan Lapas secara mendalam.

"Pihak penyidik kepolisian ini juga harus transparan dalam menyampaikan hasil penyelidikan ke publik. Setidaknya ada penyelidikan standar," jelas Haswandi.

Anggota Forensik Rumah Sakit Bhayangkara memperlihatkan Jenazah Akbar Daeng Ampuh saat dilakukan olah tkp di lapas Kelas 1 Makassar, Senin (22/10). Akbar Ampuh merupakan narapidana narkoba sekaligus otak dari pembakar satu keluarga di Jl Tinumbu, Makassar, beberapa waktu lalu. Akbar Daeng Ampuh ditemukan tewas didalam selnya dengan kondisi terlilit rantai borgol. (sanovra/tribuntimur.com)

Haswandi Andi menilai, kasus kematian Ampuh ini sama seperti kasus kematian gembong besar narkoba, Ruslan alias Cullang yang ditembak mati penyidik.

"Kami menilai gemnong narkoba besar seperti Ampuh dan Culang ini bisa jadi aoan berakhir dieksekusi sebelum ini akan lanjut ke pengadilan," ungkapnya.

Culang bersama istrinya Yayu Aprilianti ditangkap dirumah kos di Trans Mamuju-Palu, Pasangkayu, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (28/3/2017).

Culang ditembak oleh pihak kepolisian karena berusaha melarikan usai lakukan perlawanan, polisi pun membidiknya tepat didada kirinya hingga tewas.

Istri Mempertanyakan

Sementara itu, secara terpisah istrinya almarhum Ampuh, Tika (32) mengaku hingga saat ini masih mempertanyakan kematian suaminya di Lapas Makassar.

Menurut Tika, foto yang dia terima dari salah satu rekan Ampuh di Lapas Kelas 1 Makassar usai beberapa jam sumainya meninggal, terlihat sebuah kejanggalan.

"Saya belum yakin kalau suami saya itu bunuh diri, bagian wajahnya kan seperti dihantam dengan benda keras," kata Tika saat dikonfirmasi melalui handphone.

Tika menambahkan, pihak polisi menyebutkan Ampuh mengakhiri hidup dengan melilitkan rantai borgol di leher karena dia stres.

Padahal, sebelum kejadian tewasnya Akbar Dg Ampuh tersebut, Tika sempat ditelpon suaminya pada waktu jelang subuh.

"Kalau memang dia stres kenapa suami saya masih menelpon dan suruh untuk salat. Saya berharap agar polisi melihat apa yang saya rasakan," tambahnya.

Ada di Kampung

Saat Daeng Ampuh meninggal di Lapas Kelas 1 Makassar, di Jl Sultan Alauddin, Makassar, Senin (22/10/2018) lalu, Tika memang tidak melihatnya secara langsung.

Karena saat suaminya meninggal, Tika memang sedang berada di sebuah desa di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Tika mengaku, tahu suaminya benar-benar telah meninggal setelah menerima foto melalui WhatsApp (WA) setelah kejadian.

Dari foto yang diterimanya tersebut, Tika menduga, adanya tanda kekerasan karena wajah suaminya seperti dipukul.

"Kalau suamiku bunuh diri, itu kenapa hidungnya seperti dihantam keluarkan darah. Tulang pipinya juga itu bengkak, saya harap polisi lihat ini," jelas Tika.

Tika berharap, polisi bisa melihat kasus kematian Daeng Ampuh dengan mata terbuka dan terbuka ke pihak keluarga.

Karena, Tika curiga, ada kejanggalan pada peristiwa kematian Daeng Ampuh di Lapas Kelas 1 Makassar.

Disimpulkan Bunuh Diri

Terpisah Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Makassar Komisaris Polisi Wirdhanto Hadicaksono mengaku, meninggalnya Ampuh sudah disimpulkan tim penyidik.

"Sudah disimpulkan dari hasil penyelidikan adalah yang bersangkutan itu bunuh diri,” kata Wirdhanto saat diminta keterangan oleh tribun-timur.com, Rabu (24/10/2018).

“Juga berdasarkan pada olah TKP (tempat kejadian perkara) dan hasil visum oleh tim Dokpol (Kedokteran kepolisian)," kata Wirdhanto.

Selain itu, Wirdhanto menambahkan kesimpulan kasus kematian Ampuh itu juga diperkuat dari pihak keluarga yang menolak untuk dilakukan otopsi. (*)

Berita Terkini