Pengurus Pusat PII Adakan Halalbihalal, Bahas Peran Insinyur Menuju Program Industri 4.0

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Arif Fuddin Usman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengurus Pusat dan Badan Kejuruan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) saat mengikuti Halalbihalal dan Silaturahim di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Selasa, 24 Juli 2018.

Energi Fosil Murah

Heru menjawab, saat ini Indonesia masih butuh energi fosil sebagai sumber energi utama, mengingat tarif listrik dari bahan bakar fosil masih jauh lebih murah dari renewable energy seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Suasana Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) 2018, di Universitas Brawijaya Malang, Jumat (1/6/2018). (handover)

Heru melihat perkembangan teknologi pembangkit listrik berbahan bakar batubara atau PLTU pada saat ini dan di masa yang akan datang menjadi lebih efektif dan efisien lagi.

“Penggunaan batubara yang semakin sedikit untuk menghasilkan energi yang lebih besar. Teknologi supercritical, ultra-supercritical, dan advanced critical untuk coal fired plant terus menerus dikembangkan agar lebih efektif, efisien dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Baca: Sekira 1.500 Alumni Unhas Meriahkan Halalbihalal Ika Unhas 2018 di Istana Kepresidenan Cipanas

Baca: Timnas U-23 yang Dilatih Luis Milla Umumkan TC Terakhir, Apakah Ada Pemain PSM?

Hadir pada Halalbihalal dan Silaturahim Pengurus dan Badan Kejuruan PII dan ini antara lain ahli Pertambangan yang juga adalah ahli smelter Ir Irawan Poerwo BK, Ahli Infrastruktur juga Pengurus Badan Kejuruan Sipil (BKS) PII Ir Sapri Pamulu MEng PhD.

Tampak pula Ir I Made Tangkas pakar Otomotif Indonesia Badan Kejuruan Teknik Industri, Pakar Industri Ir Faizal Safaa, dan beberapa pengurus lainnya. (*)

Berita Terkini