Inilah Suami-Istri Jadi Pengurus Inti PKS Sulsel dan Makassar, Benarkah Partai Ini Tak Sehat Lagi?

Penulis: Muh. Hasim Arfah
Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kader Perempuan PKS Sulsel. PKS di daerah ini sedang bergolak dan jadi konsumsi publik. Masih kah PKS sesolid yang dulu?

TRIBUN-TIMUR.COM - Konflik internal di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan (Sulsel) termasuk Makassar tak kunjung padam bahkan kian meluas.

Beberapa kader yang dicopot sebagai pengurus terus membuka urusan ‘dapur’ partai ini.

Setelah sebelumnya ribut soal spanduk yang terpasang di kantor Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Sulsel, Jl Ir Sutami, Makassar, Senin (5/6/2018). Isi spanduk mempertanyakan aliran dana kepada mantan Ketua PKS Sulsel Mallarangan Tutu dan Sekretaris Sri Rahmi. 

Baca: Jika Wali Kota Danny Pomanto Ngotot Mutasi Camat, Ditaruh Di Mana Muka Dirjen Otoda Kemendagri?

Baca: Jangan Sampai Salah! Ini Lafal Lengkap Niat Bayar Zakat Fitrah, Semoga Berkah

Baca: Kuliah Jauh di Luar Negeri, Mahasiswa Indonesia Ini Bikin Malu di Australia

Spanduk protes kader PKS di kantor DPW PKS Sulsel, Jl Ir Sutami, Gombara, Biringkanaya, Makassar, 3 Juni 2018 (dok_facebook/tribun-timur)

Sebelumnya Mallarangan dan Sri Rahmi sebelumnya diganti sebagai ketua dan sekretaris bersamaan reposisi besar-besaran pengurus DPW PKS Sulsel pada 30 April 2018 lalu.

Menyusul pergantian hampir semua pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Makassar, 4 Juni lalu.

Kader yang diganti menyesali aksi ‘bersih-bersih’ ini. Bahkan, beberapa di antaranya menyoroti penunjukan pengurusan baru yang dinilai sarat politik kekerabatan alias nepotisme.

“Kami sesali sebenarnya di pengurusan baru ini rata-rata suami istri yang memegang peranan penting di partai,” kata salah satu eks elite DPD PKS Makassar yang enggan disebutkan namanya kepada Tribun Timur, Rabu (6/7/2018).

Menurutnya, organisasi PKS kian tidak sehat dengan hal ini.

“Tidak sehat organisasi kalo begitu,” ujarnya.

Dia menyebutkan satu persatu pengurus yang punya hubungan suami istri.

Misalnya Wakil Ketua Umum DPW Sulsel Amri Arsyid dengan Sekretaris DPD PKS Makassar yang baru Ruchwana.

Irwan Waji (Ketua Kaderisasi DPW Sulsel) dengan Susi Smita (Ketua Kesra DPW Sulsel), dan Hamsah (Ketua Kaderisasi DPD Makassar) dengan Yeni Rahman (Bendahara DPD Makassar).

Hartono (Ketua Bidang Tani Nelayan PKS Sulsel) dengan Wahidah Ekaputri (Ketua Bidang Perempuan PKS Sulsel).

Selain itu, Rustang (Sekretaris DSW Sulsel) dengan Rini (Ketua Perempuan DPD Makassar) serta Kastari (Sekretaris MPW) dengan Rosnani (Ketua Bidang Kesra DPD Makassar).

Sehari sebelumnya, Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) PKS Sulsel Fatahullah menyayangkan ‘perang terbuka’ kader partai peringkat keenam di Sulsel pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 lalu.

Termasuk menyikapi spanduk yang menyerang Mallarangeng dan Sri Rahmi.

“Sebenarnya ini di luar tradisi PKS. Tradisi di PKS jika ada dugaan pelanggaran atau penyelewengan mereka tahu salurannya untuk mengadu, mereka segera mengadu ke Dewan Syari'ah Wilayah sebagai lembaga amar ma'ruf nahyi mungkar di PKS,” ujarnya via pesan tertulis.

Ketua DPD PKS Makassar Anwar Faruq mengajak seluruh kader PKS di kota ini untuk duduk bersama jika ada yang kurang sependapat dengan kepengurusannya.

“Jika ada yang tidak setuju dengan pengurus baru ini mari kita beri senyum. Kami bukan kader terbaik, tapi kami akan bekerja serius memenangkan PKS di Makassar,” katanya.

Benarkah Karena Pencalegan?

Benarkah konflik terbuka PKS di Sulsel ini karena pencalegan?

Mantan Ketua DPW PKS Sulsel, Andi Akmal Pasluddin angkat bicara.

Anggota Fraksi PKS DPR RI, Andi Akmal Pasluddin (TRIBUN TIMUR/ILHAM ARSYAM)

Akmal yang kini anggota DPR RI meminta konflik internal partainya tidak dibesarkan. 

"Wajarlah kalau ada dinamika seperti itu. Namanya saja pengurus baru. Tentu butuh tambahan atau pergerseran pengurus yang bisa diajak kerja sama membesarkan partai," kata politisi kelahiran Kabupaten Bone ini.

Puang Male sapaannya mengatakan konflik di internal partainya sudah diselesaikan sesuai tradisi partai. "Tradisi partai kami, konflik di selesaikan di dalam. Insyaallah semuanya sudah selesai," tambah mantan anggota DPRD Sulsel dua periode ini. 

Mirip Fahri Hamzah

Meski sudah terpental di jajaran DPD PKS Makassar, sejumlah mantan pengurus yang dicopot, tetap setia bersama partai yang sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK) ini.

Mantan Ketua Bappilu DPD PKS Makassar, Anwar Abugaza, memastikan tak akan keluar dari PKS.

“Aman kami ini seperti Fahri (wakil ketua DPR RI) biar dipecat tidak akan mungkin tinggalkan PKS. Apalagi cuma diganti jadi pengurus,” kata mantan Ketua KAMMI ini.

Senada disampaikan mantan Sekretaris DPD PKS Makassar Mudzakkir Ali Djamil. Bang Jack, sapaan akrab Mudzakkir, akan fokus sebagai anggota DPRD Kota Makassar.

“Saya akan fokus pada kerja kedewanan sebagai Ketua Fraksi PKS,” jelas Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Makassar ini.(*)

Baca: Jika Wali Kota Danny Pomanto Ngotot Mutasi Camat, Ditaruh Di Mana Muka Dirjen Otoda Kemendagri?

Baca: Kuliah Jauh di Luar Negeri, Mahasiswa Indonesia Ini Bikin Malu di Australia

Baca: Jangan Sampai Salah! Ini Lafal Lengkap Niat Bayar Zakat Fitrah, Semoga Berkah

Berita Terkini