TRIBUN-TIMUR.COM - Pernahkah anda dilarang makan gorengan karena sedang sakit tenggorokan?
Atau pernahkan anda makan gorengan di suatu tempat, setelah itu tenggorokan tidak enak, padahal biasanya tidak apa-apa?
Benarkah gorengan penyebab sakit tenggorokanatau batuk?
Baca: Bertemu Prabowo dan Habib Rizieq di Mekah, Amien Rais: Mari Bersatu Selamatkan Indonesia
Baca: Terungkap! Isi Pesan WhatsApp Zinedine Zidane pada Pemain Real Madrid, Sungguh Menyentuh
Yuk, kita bahas bersama-sama!
Sebenarnya, alasan mengapa gorengan dapat menyebabkan batuk bukanlah karena bahan makanannya, melainkan karena minyak yang digunakan berulang kali, atau lebih umum disebut dengan minyak jelantah.
Ketika minyak dipanaskan mencapai titik asapnya, kandungan lemak dalam minyak tersebut membentuk senyawa yang disebut akrolein.
Baca: Sikap Mulan Jameela saat Bertemu Mantan Suami di Bandung Jadi Sorotan Netizen
Baca: Satu Lagi Pilot Garuda Indonesia Dinonaktifkan, Gara-Gara Postingan Denny Siregar?
Akrolein inilah yang bertanggung jawab dalammenyebabkan kita batuk, karena sifatnya berupa iritan.
Akrolein bersifat toksik dan dapat menyebabkan iritasi padakulit, mata, dan saluran pernapasan.
Walaupun demikian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa akrolein masih dapat ditoleransi tubuh sebanyak 7,5 mikrogram per kilogram berat badan.
Baca: Wabup Luwu Timur: Ada Aktivitas Mencurigakan dari Pendatang, Laporkan!
Baca: H-11 Lebaran KPPU Sidak RPH Tamangapa, Segini Harga Daging Sapi
Jadi walaupun terdapat akrolein dalam kentanggoreng, kadarnya biasanya sangat sedikit sekali.
Apa hubungannya akrolein dengan minyak jelantah?
Ketika minyak baru pertama kali digunakan dan mencapai titik asapnya, terbentuklah sedikit akrolein.
Baca: Isu Teroris Marak di Kampus Negeri, Ini Kritik Keras Fahri Hamzah ke Presiden Jokowi
Baca: Bank Muamalat Bagi-bagi Makanan Sahur untuk Penjaga Pasien di Dua Rumah Sakit
Kemudian minyak digunakan kembali, mencapai titik asapnya lagi.
Jadi, akrolein akan terus terbentuk dan jumlahnya di dalam minyak semakin bertambah.
Ini akan terjadi terus-menerus apabila minyak tersebut digunakan berulang-ulang atau yang kita sebut minyak jelantah.
Baca: Didatangi Tim Grebek Sahur, Warga Jalan Lingkar Palopo Ini Terharu
Baca: Sudah Dua Bulan Blanko STNK di Samsat Enrekang Kosong