Soni : Saya tak punya kepentingan disini, saya disini hadir karena kapasitas saya sebagai pembina kepala daerah di seluruh Indonesia. Jabatan saya Dirjen Otoda Kemendagri RI yang membawahi seluruh kepala daerah di Indonesia. Saya tidak mau mendengar ada ASN ikut terlibat dalam politik praktis. Sanksinya bisa saya berhentikan. Ini gak main-main loh.
Tribun : Bagaimana strategi Anda agar ASN lingkup Pemprov Sulsel netral di Pilgub Sulsel dan pilkada kabupaten/kota di Sulsel?
Soni : Saya berikan ultimatum, yang terbukti bersalah ya di berhentikan. Siapapun orangnya.
Tribun : Bagaimana program-program yang sudah digagas gubernur sebelumnya?
Soni : Sudah bagus, perputaran ekonomi capaiannya sampai 9 persen. Saya mau 10 persen. Namun meski begitu ada ketimpangan yang terjadi dalam sistem pemerintahan. Apa itu, tunggu setelah baik kami akan sampaikan. Hehehee.
Tribun : Apakah Pak Sumarsono akan bersikap serupa saat dipercaya sebagai Penjabat Gubernur DKI. Kala itu dia banyak menentang program dan kebijakan Ahok.
Soni : Iya, sekali lagi saya sampaikan saya tak punya kepentingan siapapun yang berbuat salah akan saya sanksi. Saya tidak repot memberhentikan ASN, saya Dirjen Otoda. Protapnya itu, jika ASN sedang di temukan melakukan pelanggaran akan diusul oleh Kepala Daerahnya untuk disanksi dengan pertimbangan Dirjen Otoda. Nah siapa Dirjen Otoda.
Tribun : Apa bedanya Sulsel dan DKI Jakarta
Soni: Disini bedanya. Pelayanan publik di Makassar banyak di kabupaten dan kota, di Jakarta di urusi Pemprov.
Tribun : Apa dan bagaimana penilaiannya tentang Sulsel selama ini sebelum jabat Penjabat Gubernur Sulsel.
Soni : Demo. Sulsel itu dikenal demo demonya. Itu memang bagian dari demokrasi. Mimpi saya, saya mau semua terbuka. semua harus nyaman di Makassar dan seluruh daerah di Sulsel. Sulsel ini hebat tapi tidak ada penyemangatnya.
Tribun : Apa harapan anda selama menjabat?
Soni : Semua nyaman, dan saling bahu membahu memberikan kebaikan kepada masyarakat.
Tribun : Bagaimana penilaiannya terhadap SYL selama memimpin Sulsel.
Soni : Beliau Pamong senior, pernah Bupati, Wabup dan Gubernur dua periode.