Terminal Regional Daya Makassar Tak Terawat, Atap Bocor, Pendapatan Tergerus Hingga Rp 1 Miliar

Penulis: Saldy Irawan
Editor: Mahyuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Terminal Regional Daya (TRD) yang terlihat sepi tanpa aktifitas terekam dari udara di Daya, Makassar, beberapa waktu lalu.

Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hadirnya angkutan online di Kota Makassar berefek kepada pendapatan Terminal Regional Daya, Jl Poros Kima, kecamatan Biringkanaya.

Tak hanya penumpang, terminal yang beroperasi sejak tahun 2003 ini bahkan mulai tak terurus.

Pantauan tribun-timur.com, Selasa (3/4) plafon gedung terminal ini mulai bocor, layaknya gedung yang baru saja di obrak-abrik "preman".

Parahnya lagi, jalan yang ada didalam terminal sudah berlubang, sehingga membahayakan bagi pengendara yang melintas.

Kondisi Terminal Regional Daya (TRD) yang terlihat sepi tanpa aktifitas terekam dari udara di Daya, Makassar, Selasa (3/4/2018). TRD adalah terminal penumpang tipe A dan merupakan terminal induk yang ada di Kota Makassar. (sanovra/tribuntimur.com)

Baca: Penjual Buah Palak Penumpang di Terminal Daya, PD Terminal Bersama TNI-Polri Turun Tangan

Dirut PD Terminal Makassar, Imran Samad pun tak menampik dengan kondisi bangunan terminal regional Daya yang mulai tak terurus oleh pengelola.

Lantas siapa pengelola terminal?

Imran Samad mengatakan, pengelolaan gedung atau fisik yang ada diatas lahan terminal daya adalah bangunan milik perusahaan PT Kalla Inti Karsa (KIK) sehingga pemeliharaan gedung pun menjadi tanggung jawab pihak KIK.

"Jujur saja kami sangat dilema melihat bangunan ini. Pasalnya, jika kami melakukan perbaikan dengan dana yang diambil dari dana operasional, itu melanggar aturan yang ada," kata mantan Kadis Pemadam Kebakaran itu saat ditemui di Kantor Terminal Regional Daya.

Menurutnya dengan kondisi sekarang, penumpang dan kendaraan umum ogah masuk ke terminal.

Olehnya itu, hal inilah yang menyebabkan munculnya terminal bayangan.

Apalagi kata Imran, dengan maraknya angkutan online di Makassar, membuat kendaraan umum kian tergerus.

Kondisi Terminal Regional Daya (TRD) yang terlihat sepi tanpa aktifitas terekam dari udara di Daya, Makassar, Selasa (3/4/2018). TRD adalah terminal penumpang tipe A dan merupakan terminal induk yang ada di Kota Makassar. (sanovra/tribuntimur.com)

Baca: Direksi Terminal Daya Berganti, Terminal Bayangan Masih Marak, Kok Bisa?

Efek dari banyaknya para pengemudi angkutan kota tak masuk ke terminal yang dinilai beralih ke pekeejaan lain, pun ditandai dengan target pendapatan Terminal Regional Daya tahun 2018.

Tahun 2018, target terminal hanya sebesar Rp 6 miliar, padahal di tahun 2017 itu sebesar Rp 7 miliar bahkan lebih.

Untuk menyikapi hal ini, Direksi Terminal kata Imran baru saja meyurati pihak KIK, namun naas persuratan itu tak mendapat respon.

Terkait dengan pendapatan, PD Terminal Makassar menerima pendapatan kisaran Rp 11 juta sampai Rp 12 juta perhari.

Berbeda dengan sebelumnya yang mencapai angka Rp 14 juta perhari, dsri pendapatan retribusi angkutan kota, angkutan provinsi, dan lintas daerah.

Khusus untuk terminal daya yang memiliki lahan 12 hektar, saat ini hanya memanfaatkan 7 hektar saja.

Kondisi Terminal Regional Daya (TRD) yang terlihat sepi tanpa aktifitas terekam dari udara di Daya, Makassar, Selasa (3/4/2018). TRD adalah terminal penumpang tipe A dan merupakan terminal induk yang ada di Kota Makassar. (sanovra/tribuntimur.com)

Baca: Ini Jadwal Lengkap Laga PSM Makassar Selama April 2018, Rebut Kembali Kejayaan Itu

Kendaraan yang keluar masuk di terminal ini didominasi oleh bus sebanyak 315 bus, sedangkan minibus sekitar 200 unit, dan angkutan kota pete-pete sekitar 50 unit.

Diungkapkan Irman, terminal regional daya, adalah terminal yang dulunya bermarkas di Panaikang, saat ini dibagun sebuah (samping Kantor Gubernur) Jl Urip Sumohardjo, kota Makassar.

Adapun kendaraan ini hijrah dari Panaikang ke Daya, itu setelah adanya ikatan kerjasama antara Pemkot Makassar dengan PT KIK.

Dimana lahan yang ada di Panaikang akan di manfaatkan oleh KIK, tapi dengan catatan pihak KIK membangun bangunan gedung terminal di Daya.(*)

Berita Terkini