5 Puisi Balasan Atas Puisi Sukmawati Soekarno Putri, dari Felix Siauw Menohok Banget!

Editor: Ilham Arsyam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sukmawati Soekarnoputri, putri dari mantan Presiden RI Soekarno

Jangan kau kira kerena keturunan kau berkuasa
Sehingga kau bebas leluasa
Bukankah Nuh nabi yang mulia
Tapi anaknya masuk neraka

Wahai nenek yang disana
Hidup di dunia bagaikan fatamorgana
Hanyalah semu pandangan mata
Semua kita akan kembali kepada Nya

Nek, aku bukan orang yang suci
Bukan pula ahli ibadah
Namun aku sadar diri
Takkan pernah agama ini ku hina

Muhammad Novriandi
Putussibau, 2 April 2018

Puisi balasan Dhika Margadewa juga tak kalah menohok berjudul 'Tak Apa'

TAK APA
(Balasan utk puisi Ibu Sukmawati Soekarnoputri yg berjudul: Ibu Indonesia)

Tak apa kau tak tahu syariat islam
Tak apa kau katakan;
Sari konde ibu Indonesia
Lebih indah daripada cadar
Karna cadar bukan hiasan
Tapi tanda taat seorang muslimah kepada Sang Khalik
Sebagaimana taatnya seorang hamba untuk ruku dan sujud

Tak apa kau katakan;
Kidung Nusantara lebih merdu daripada suara adzan
Karna adzan bukanlah nyanyian
Adzan panggilan bagi jiwa-jiwa yang beriman
Tak apa kau tahu syariat islam
Asal jangan kau lupa
Suara adzan tlah mampu bangkitkan semangat para pejuangĀ 
Melawan penjajah negeri ini
Dan jangan kau lupa pula
Bung Karno mengatakan;
Atas berkat rahmat Tuhan
Negeri ini merdeka
Tak apa kau tak tahu syariat islam
Karna ku yakin
Ketika tiba waktunya
Kau butuhkan syariat islam
Untuk berjumpa dengan-Nya...

Anggota DPRD Sulsel dari fraksi PKS Sri rahmi juga tak ketinggalan menyentil Sukmawati lewat puisinya berjudul 'untuk perempuan berkonde'.

Kepadamu, Perempuan Berkonde!
Kau tau cerita tentang neraka?
Jika kau belum tau,
Dengarkanlah aku...
Di sana, kau akan dijambak sekeras yang tak pernah kau rasakan
Di sana, kau dibakar hidup-hidup
Disulut api yang panasnya mengerikan
Di sana, kau akan melihat kondemu menggantung lehermu
Dan kau menjerit melolong
Kau kehilangan kata-kata puisimu

Hai kau, perempuan yang tidak tau syariat!
Aku akan menceritakan padamu
Tentang malaikat Malik.
Penjaga neraka yang selalu taat pada penciptaMU
Seram tanpa senyum
Kemarahan tak terhingga dari wajahnya
Karena gerai kondemu yang lepas
Dan aku yakinkan,
Karenanya, kau menyesali suara adzan yang kau abaikan.
Hai kau perempuan, yang bicara tanpa sopan santun!

Aku kabarkan padamu
Jaga lidahmu
Yang akan dirajam Malik karena huruf-huruf menjijikkan yang kau rangkai
Membuyarkan kedamaian
Mengusik persatuan
Memporak ketenangan
Lidahmu...
Penamu...
Mengantarmu ke jahannam.
Hai perempuan, yang berkonde!
Kau tidak berhak marah atas kemarahanku
Karena ini tentang keyakinanku, yang kau tak tau apa-apa.
Kau tidak berhak menghujat atas hujatanku padamu
Karena ini tentang hujjahku di hadapan Tuhanku
Tentang tanggungjawabku
Membela yang kau hina.

Jika kau tak suka, diamlah!
Jika kau tak tau, belajarlah!
Jangan umbar kebodohanmu dalam kata
Dan kau berdalih, ini tentang budaya?? Aku perempuan, yang mendukung perempuan Indonesia
Aku perempuan, yang mencintai perempuan Indonesia
Aku perempuan, yang membanggakan perempuan Indonesia,
Tapi bukan kamu.
Makassar, 17 Rajab 1439 H
Makassar, 3 April 2018

Berita Terkini