Gegara Pakai Pembalut Ini, Model Cantik Kehilangan Kedua Kakinya. Begini Kisahnya Pilunya

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi (pma.info)

TRIBUN-TIMUR.COM - Tubuh sempurna tentu menjadi impian semua orang. Namun terkadang, apa yang diimpikan tak selalu terjadi.

Seperti yang dialami seorang model asal Los Angeles, Lauren Wasser. Ia kehilangan kedua kakinya karena penyakit langka.

Lauren mengungkapkan pada tahun 2012 ia harus kehilangan kaki kirinya akibat penyakit toxic shock syndrome (TSS) dan membuatnya hampir kehilangan nyawa.

Baca: Selalu Dikagumi, Kini Nia Ramadhani Dihujat Netter Gara-gara Hal Sepele Ini, Kok Bisa?

Baca: Gelar Aksi Sosial, Komunitas Nmax Maros dan Makassar Sasar Sekolah Madrasah

Minggu lalu (9/1/2018), ia harus merelakan kaki kanannya diamputasi.

Lauren menceritakan ia mengalami bebapa gejala yang membuatnya tersiksa.

Lauren Wasser (Daily Mail)

Pada kejadian pertama, dia tak sadarkan diri di lantai kamar tidurnya.

Baca: Hadiri HUT ke-54 Bulukumba, SYL Bakal Resmikan Gedung IGD Terbesar di Sulsel

Tak ada siapa pun saat kejadian ini berlangsung.

Untungnya, ibunya memanggilkan polisi untuk pemeriksaan kesehatan saat dia tidak mendengar kabar darinya untuk sementara waktu.

Sementara di rumah sakit demamnya mencapai 40 derajat celcius, dia menderita serangan jantung dan organ tubuhnya mulai gagal sebelum dia dimasukkan ke dalam koma yang diinduksi secara medis.

Baca: Viral! Detik-Detik Karyawan Hotel Minta Hal Tak Pantas kepada Turis Asing, Netizen Geram

Baca: Terungkap! Foto & Identitas Istri Julianto Tio Selingkuhan Istri Ahok, Mirip Veronica Tan!

Siapa sangka penggunaan tampon jadi penyebab dirinya terkena Toxic Shock Syndrome (TSS).

Tampon adalah produk kesehatan wanita, berbentuk silinder, biasanya dipakai saat haid, fungsinya sama seperti pembalut.

Lauren mengalami serangan jantung, ginjalnya gagal dan lainnya, sehingga dokter tak punya pilihan selain mengamputasi kaki kanannya dan beberapa jari kaki kirinya.

Baca: 16 Jurnalis Lulus Uji Kompetensi AJI di Majene

Model dan aktivis tersebut memiliki luka permanen di kaki kirinya, yang menurutnya pasti kedua kakinya akan diamputasi.

"Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk melakukannya, tapi yang bisa saya lakukan adalah memastikan hal itu tidak terjadi pada orang lain," ungkap Lauren dikutip dari The Sun.

Lauren sekarang mendorong undang-undang yang meminta National Institutes of Health di AS untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai produk tampon itu.

Baca: Longsor dan Pohon Tumbang Tutup Poros Lembang Pinrang

Pada tahun 2012 lalu, Lauren menceritakan saat itu ia tengah menstruasi dan ia pun pergi ke toko untuk membeli tampon.

Ketika dia kembali ke rumah, dia mengganti tamponnya sebelum berbaring di tempat tidur sambil mengabari teman-temannya tentang pesta ulang tahun yang akan mereka lewati malam itu.

Tapi, dalam beberapa jam dia mulai merasa tidak enak badan dan pusing.

Baca: Hasil Liga Inggris Pekan ke-26, MU Menang atas Huddersfield, Manchester City vs Burnley Imbang

"Saya memutuskan apakah saya akan berhasil karena saya merasa lebih buruk dan lebih buruk seiring berlalunya waktu," katanya kepada Style Like U.

"Gejala seperti flu saja, saya merasa mual dan kepala saya pusing sekali," tuturnya.

Lauren memutuskan untuk pergi ke pesta tersebut, tapi begitu sampai di sana, teman-temannya yang khawatir mengatakan bahwa dia terlihat sakit dan mengantarnya pulang.

Sejak saat itu kondisinya pun memburuk hingga ia harus dibawa ke rumah sakit.

Baca: Ketua BEM UI Berani Beri Kartu Kuning ke Ayahnya Presiden Jokowi, Kaesang Beri Balasan Gini

Apa itu TSS?

Dikutip dari Nakita, sindrom ini adalah infeksi bakteri yang sangat berbahaya, namun bisa salah didiagnosis karena gejalanya mirip dengan penyakit lain sebab sangat jarang terjadi.

Hal itu terjadi bila bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus yang tidak berbahaya, yang hidup di kulit, menyerang aliran darah dan menghasilkan racun berbahaya.

Gejala biasanya dimulai dengan demam tinggi mendadak, dengan suhu di atas 38.9 celcius.

Baca: Obscura Tawarkan 4 Paket Foto Wedding, Ada Diskon hingga 50 Persen

GETTY IMAGES - GETTY

Dalam beberapa jam penderita akan mengalami gejala mirip flu termasuk sakit kepala, sakit otot, sakit tenggorokan dan batuk.

Kemudian diikuti dengan mual dan muntah, diare, terasa pingsan, pusing dan bingung.

Ternyata, perempuan berisiko tinggi mengalaminya. Mengapa?

Baca: Hanya Bawa 6 Pemain Cadangan Saat Melawan Burnley, Pep Guardiola Dikritik Legenda Manchester United

Perempuan paling berisiko mengalami sindrom ini selama menstruasi dan terutama jika mereka menggunakan tampon, baru saja melahirkan, atau menggunakan alat kontrasepsi penghalang internal seperti diafragma.

Biasanya bakteri ini berkembang lantaran kebiasaan buruk perempuan yang jarang mengganti tampon atau pembalut.

Setiap tahun sindrom ini menginfeksi lebih dari 100.000 wanita. (*)

Berita ini sudah diterbitkan di TribunnewsBogor.com dengan judul Lupa Ganti Pembalut, Model Cantik Ini Kehilangan Kedua Kakinya, Ini Penyebabnya

Baca: Mau Jadi Penghafal Al quran? Silahkan Daftar di Rumah Tahfidz Latemmamala

Berita Terkini