TRIBUN-TIMUR.COM - Ustadz Abdul Somad menjadi satu di antara sekian dai yang digandrungi masyarakat Tanah Air, saat ini.
Gayanya yang sederhana, lugas dan tuntas saat menjawab pertanyaan, hingga berpengetahuan luas menjadi daya tarik tersendiri bagi dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau tersebut.
Namun, di balik itu, ada juga pihak yang kurang senang terhadap dia.
Sebagai contoh, ketika dia hendak ceramah di Bali pada Desember 2017 malah menjadi korban persekusi kelompok tertentu hingga jadi sorotan media massa Tanah Air.
Belum lagi ditolak masuk ke Hong Kong, RRT untuk ceramah di hadapan tenaga kerja wanita asal Indonesia.
Baca: Sepasang Remaja Dikira Korban Kecelakaan, saat Fotonya Diperhatikan, Hal Menjijikkan Terlihat
Baca: Evelyn Nada Anjani Dikabarkan Ditangkap di Bandara Usai Ultah, Gegara Diduga Bawa Barang Ginian
Baca: Pantas Korban Tak Berdaya Dilecehkan, Ternyata Perawat National Hospital Ucap Begini Sebelum Beraksi
Nah, selain ditolak dan dipersekusi, ada pula bentuk perlakuan buruk lain diterima Ustadz Somad.
Kini ada yang menantang dia untuk debat terbuka karena melalui ceramahnya, dia menjelek-jelekan kelompok pengikut syiah.
Tantangan debat terbuka tersebut datang dari seorang pria yang mengenakan jaket ojek online, melalui sebuah video yang diunggah melalui YouTube.
“Saya mendengar, saya melihat dan kalkulasi begitu banyak sekali beliau selalu menghujat para pengikut pencinta ahlul bait, syiah imamiah," demikian pengantar video di atas.
Pria yang tak mengungkap jelas nama dan asalnya tersebut lalu mengatakan jika dirinya tidak membawa-bawa organisasi atau kelompok tertentu dalam menantang Ustadz Somad.
"Tapi saya berbicara di sini, di hadapan antum semuanya atas nama seorang muslim,” kata dia yang berpeci.
Namun, dia lalu mengaku jika alumni Yayasan Pesantren Islam yang dipimpin Ustadz Husein bin Abu Bakar Alhabsji.
"Saya selaku alumni YAPI, selaku murid dari Al Ustadz Husein Al Habsi YAPI Bangil, saya menantang antum Ustadz Somad untuk berargurmentasi. Saya demi Allah dan demi Rasulullah, demi Al Husein, jaminannya kepala saya, saya tidak menerima bahwa anda telah menghina kami pecinta ahlul bait, menghina seluruh pecinta ahlul bait dan menjelekan seluruh ajaran kami," ujarnya.
Baca: Curhat Cinta Penelope soal Dirinya yang Tiba-tiba Berubah dan Hubungannya dengan Ustadz Abdul Somad
Baca: Dosen UIN Suska Blak-blakan soal Ustadz Abdul Somad Sebenarnya di Kampus Hingga Perlakuan Mahasiswa
Baca: Baru Ditolak Ceramah di Indonesia dan China, Ust Abdul Somad Dapat Balasan Tak Disangka dari Amerika
Selanjutnya, pria tersebut meminta dikirimkan video Ustadz Somad yang dianggap menyudutkan pihak tertentu untuk dijadikan bahan adu argumentasi.
“Berikan tempat, ruang dan waktu, untuk kita bertemu," katanya menantang.
Terkait dengan video di atas, hingga kini belum ada respon dari Ustadz Somad.
Dosen UIN Suska Blak-blakan soal Ustadz Abdul Somad Sebenarnya di Kampus Hingga Perlakuan Mahasiswa
Di tengah popularitasnya, kini berbagai tuduhan dialamatkan kepada Ustadz Somad.
Dia dituduh sebagai pemecah belah dan radikal karena isi ceramahnya yang viral melalui media sosial.
Imbasnya, Ustadz Somad dipersekusi di Bali hingga ditolak masuk ke Hong Kong, RRT untuk ceramah.
Menanggapi tuduhan tersebut, pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska), Pekanbaru, Riau turut angkat bicara.
Fakultas Ushuluddin, UIN Suska adalah tempat mengajar Ustadz Somad.
Ketua Majelis Pimpinan Cabang Asosiasi Dosen Indonesia (UMPC-ADI) UIN Suska, Iskandar Arnel mengatakan, sepanjang pengetahuan sekaligus penelusuran MPC-ADI UIN Suska, Ustadz Somad tidak seperti dituduhkan.
"Kita bisa memastikan beliau memang seorang NKRI sejati, ulama yang dicintai, dosen yang disukai mahasiswa-mahasiswanya," kata Iskandar melalui video yang diunggah pada channel YouTube MPC-ADI UIN Suska yang diunggah sejak Jumat (30/12/2017).
Selain itu, ia menekankan jika Ustadz Smad merupakan sosok yang paling cakap dalam bidangnya, mulai dari mengajar hingga penelitian dan hasil penelitiannya pun rutin diterbitkan.
Dia hampir tidak pernah absen mengajar, selalu ikut rapat dengan dekan, hingga hubungan dengan sesama dosen dan mahasiswa amat baik.
Menurut Iskandar, yang terpuji dari Ustadz Somad adalah ketika melakukan pengabdian, tak pernah menggunakan dana SPPD.
Makanya, dia berharap segala bentuk perlakuan kurang baik kepada Ustadz Somad dihentikan.
"Mungkin kalau beliau tidak dilarang pergi ke sana kemari di ASEAN ini,tidak akan menciptakan suasana yang lebih bagus bagi masa depan kemanusiaan," ujarnya.
Selengkapnya, berikut video berjudul Penegasan Ketua MPC-ADI UIN Suska Riau Ttg Ust Abdul Somad, Lc., MA. dan transkripnya.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah wasyukrillah, wassalatu wassalamu ala rasulillahi sallallahu alaihi wasallam.
Pada kesempatan ini, kami dari pihak Majelis Pimpinan Cabang Asosiasi Dosen Indonesia UIN Suska Riau, pingin memberikan beberapa pernyataan tegas terkait dengan isu-isu yang selama ini disematkan kepada salah seorang anggota kami yang bernama Almukarram Ustadz Abdul Somad.
Perlu diketahui bahwasanya sepanjang pengetahuan kami dan dari apa yang kami periksa, dari fakultas tempat beliau bekerja, yaitu fakultas ushuluddin, kami bisa memastikan bahwasanya Ustadz Abdul Somad bukanlah orang yang sering dituduhkan dalam beberapa pemberitaan terakhir ini.
Kita bisa memastikan beliau memang seorang NKRI sejati.
Beliau adalah seorang ulama yang dicintai.
Beliau adalah seorang dosen yang disukai oleh para mahasiswa-mahasiswanya.
Saya konfirmasikan tentang bagaimana sepak terjang beliau di fakultas ushuluddin.
Maka berita yang kita terima menyatakan positif.
Secara akademik, Ustadz Abdul Somad adalah orang yang paling oke dalam bidangnya.
Mengajar tidak pernah kosong, tidak pernah kurang dari seharusnya dilakukannya.
Kemudian untuk masalah penelitian, beliau malah selalu melakukan penelitian mandiri, dan ini dibuktikan karya-karya beliau yang selalu saja terbit.
Kemudian tentang pengabdian, maka kami dengan senang hati mengakui rasanya tidak ada orang yang pengabdiannya lebih tinggi daripada dilakukan oleh Ustadz Somad di kampus kami ini.
Bahkan, pengabdian beliau itu sendiri tidak pernah memakai dana SPPD.
Beliau lakukan dengan cara beliau dan beliau mendapatkan segala kehormatan, rasa tabik daripada kawan-kawan sejawat beliau di UIN Suska sekalian.
Kami juga mencoba menghubungi beberapa orang mahasiswa.
Kerja sama beliau dengan mahasiswa-mahasiswa baik, dengan sesama dosen pun baik, dan bahkan ketika beliau berada di Pekanbaru, setiap kali ada undangan dari dekan untuk menghadiri meeting atau evaluasi dosen, beliau pasti datang.
Saya bisa mengatakan itu dengan penuh confidence karena saya sendiri dosen ushuluddin.
Saya teman sejawat beliau.
Oleh karena itu, melalui penegasan ini, kami betul-betul berharap agar semua hal yang terkait dengan pelecehan, perendahan martabat, dugaan-dugaan yang tidak pada tempatnya, mari kita hentikan.
Karena bagaimanapun juga, apa yang telah diberikan Ustadz Somad ini merupakan suatu berkah, tidak hanya bagi UIN Suska Riau, tapi juga bagi rakyat Indonesia secara umum dan bahkan mungkin kalaulah beliau tidak dilarang pergi ke sana kemari di ASEAN ini, tidak akan menciptakan suasana yang lebih bagus bagi masa depan kemanusiaan.
Insya Allah dan itu yang bisa kami sampaikan.
Wal akhir, wasssalu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.(*)