Yudi S Arsono Sebut Jadi Pengusaha juga Harus Lulus 'Kuliah'

Penulis: Muhammad Fadhly Ali
Editor: Anita Kusuma Wardana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Ketua Umun (Mantum) BPD Hipmi Sulsel 2010-2013, Yudi F Arsono atau yang akrab disapa Yudi Ondong menjadi pembicara dalam bincang-bincang bersama senior Hipmi di Rumah Inspirasi Pengusaha Muda (Rumah IAM) Jl Tupai perempatan Macan No 30 Makassar, Jumat (5/1/2018). Kegiatan yang digelar Bakal Calon (Balon) Ketua Umum Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Makassar periode 2018-2021, Muhammad Ikram Riswandi ini untuk berbagi cerita dan pengalaman jatuh bangun sebagai pengusaha. tribun timur/muhammad abdiwan

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Bakal Calon Ketua Umum Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Makassar periode 2018-2021, Muhammad Ikram Riswandi menggelar bincang-bincang bersama senior di Rumah Inspirasi Pengusaha Muda (IAM) Jl Tupai Makassar, Jumat (5/1/2017).

Hadir Mantan Ketua Umun (Mantum) BPD Hipmi Sulsel 2010-2013, Yudi F Arsono sebagai pembicara tunggal memberi informasi terkai Hipmi.

Ondong begitu Yudi S Arsono disapa menuturkan, menjadi seorang pengusaha harus menjalani perkulian.

"Makanya pengusaha itu harus melewati beberapa mata kuliah mulai dari pemilihan ide usaha, pencarian modal, strategi marketing, semester kebangkrutan hingga semester kesuksesan," katanya.

Mata kuliah itu harus dimasuki semua. Bila ada yang terlewatkan pasti tidak lulus.

"Tak ada pengusaha yang sukses tanpa pernah merasakan rugi bahkan bangkrut. Perkataan itu saya dapatkan dari Sandiaga Uno mantan Ketum BPN Hipmi Pusat," ujarnya.

Hipmi itu diidentikan dengan cewek cantik. Saat musim politik, beberapa parpol dan figur yang ingin naik mencalonkan diri baik eksekutif dan legeslatif pasti mendekat.

"Di dalam AD (Anggaran Dasar) dan ART (Anggaran Rumah Tangga) kami tidak ada yang melarang untuk berkecimpung di dunia politik. Sehingga sah-sah saja," katanya.

Kehipmian yang tidak bisa lepas menurut dia yakni senioritas dan pergaulan yang luas. "Kalau hanya mau menambah CV, itu bukanlah Hipmi sejati. Di sini kita dituntut lebih profesional," ujarnya.

Berita Terkini