Berefek pada Peningkatan Penjualan, Diler Otomotif Minta Pajak BBN Tetap 10 Persen

Penulis: Muhammad Fadhly Ali
Editor: Ardy Muchlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga pemasaran berpose didekat mobil toyota yang didisplay pada pameran Kalla Toyota SALE Part 3 di Mall Phinisi Point (PIPO), Makassar, Minggu (3/12). Pameran ini menawarkan berbagai kemudahan kepada pelanggan untuk memiliki produk Toyota terbaik tanpa mengganggu liburan impian. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Beberapa Agen Pemegang Merek (APM) dalam negeri merasakan pasar otomotif roda empat dalam negeri hingga akhir 2017 masih mengalami perlambatan, atau cenderung flat.

Meskipun tumbuh, tapi angkanya tidak begitu besar.

Sepanjang Januari sampai Oktober 2017 pertumbuhannya hanya positif 2,40 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Angka nasional tersebut masih belum begitu kuat mendorong optimisme yang sangat besar dari para APM, diler, dan showroom.

Di Sulawesi Selatan pun demikian. Dari data Police Registration (Polreg) 25 Samsat tercatat pada 2015 total mobil yang laku di Sulsel 36.860 unit.

Angka tersebut turun 1.003 unit pada 2016 di angka 35.857 unit. Sedangkan per Oktober 2017 pejualan mencapai 25.854 unit.

Rata-rata perbulan, penjualan mobil di 2015 mencapai 3.071 unit, 2016 rerata turun 2.988 unit, di 2017 pun demikian turun hingga doubel digit 13 persen di angka 2.585 unit.

CEO Kalla Toyota, Hariyadi Kaimuddin tidak munafikkan itu. Ia mengaku sudah melakukan segala upaya, promosi gila-gilaan, pameran sana sini, namun tetap market lesu.

"Namun Desember ini pasca Pajak Bea Balik Nama (BBN) di Sulsel turun dari 12,5 persen menjadi 10 persen, penjualan naik drastis," katanya saat ditemui di Mall Phinisi Point (PIPO) belum lama ini.

Buktinya, penjualan November mulai tanggal 1-10 Toyota mencapai 400-an unit. "Nah 1-10 Desember ini naik hingga 800-an unit. Bila dikalkulasi hingga akhir tahun bisa 2.500 unit per bulan. Nah Pajak BBN ini kalau bisa diberlakukan tahun depan juga lah," katanya.

CEO Bosowa Berlian Motor, Subhan Aksa pun demikian. Penurunan market dialami seluruh diler. Namun ia optimis ini akan membaik.

"Kita tetap optimis. Kalau saya melihat fair-nya, (goncangan) industri otomotif dari eksternal adalah economic crisis. Sementara internal, di mana hampir semua credit company rasio kredit macetnya tinggi. Jadi menurut saya pasar otomotif akan stagnan," katanya. (*)

Berita Terkini