Laporan Wartawan Tribun Timur: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tak hanya gemar mendaki, melakukan penyelaman, panjat tebing dan susur gua, anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) 09 Fakultas Teknik Unhas juga melakukan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Pada Selasa, 5 Desember 2017 lalu, Mahasiswa Pencinta Alam 09 Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (SMFT-UH) melakukan sosialisasi mengenai cara pembuatan septictank biogas beserta manfaat yang bisa dihasilkan dari alat tersebut.
Baca: Jelang Berangkat Gua Luweng Ombo, Lihat Latihan Tim Ekspedisi Nusantara Mapala 09 FT Unhas Ini
Baca: Tim Maleo Mapala 09 FT Unhas Lintas Gunung Lompobattang ke Bawakaraeng
Koordinator Divisi Sadar Lingkungan (Darling) Mapala 09 Periode 2017/2018 Syaharuddin Ahsan dalam rilis ke Tribun-timur.com, Kamis (7/12/2017) mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian Ekspedisi Nusantara Divisi Sadar Lingkungan Mapala 09 FT Unhas.
“Pada kesempatan ini, kami anggota Mapala 09 ingin mengambil peran dalam salah satu tridarma perguruan tinggi dengan melkaukan pengabdian masyarakat. Kami melakukan sosialisasi mengenai cara pembuatan septictank biogas,” kata Syahar.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Baca: Atlet Ekspedisi Nusantara Mapala 09 FT Unhas Simulasi di Gua Dinosaurus, Lihat Ini
Baca: Rektor Unhas Sambut Tim Mapala 09 Fakultas Teknik yang Sukses Taklukkan Aconcagua Argentina
Setelah melakukan survey beberapa minggu, kata Syahar, ia dan teman-temannya dari Mapala 09 SMFT-UH melihat bahwa Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa memiliki potensi untuk pembuatan septictank biogas.
Hal itu dilakukan dengan menggunakan kotoran sapi. Dmana kebanyakan masyarakatnya memiliki 3-10 ekor sapi dan dikandangkan. Hal tersebut telah memenuhi syarat untuk pembuatan septictank, tanah yang lapang dan sapi yang dikandangkan.
“Kita ingin memanfaatkan biogas untuk diterapkan di daerah Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu di Kabupaten Gowa. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida yang bisa dipakai sebagai bahan bakar,” lanjutnya.
Dukungan Desa
Niatan mahasiswa anggota Mapala 09 FT Unhas itu mendapat dukungan positif dari pemerintah desa. Pasalnya di lokasi Desa Sokkolia tersebut, kegiatan ini merupakan hal yang baru dan jika berhasil akan berdampak positif kepada masyarakat.
Baca: Prof Dwia: Mapala 09 Fakultas Teknik Unhas Kebanggaan Indonesia
Baca: Suhu -25 Derajat Celcius, Berikut Menit-menit Setelah Mapala 09 di Puncak Aconcagua
“Saya ucapkan banyak terima kasih kepada adik-adik dari Mapala 09 Teknik Unhas karena telah memberikan sebuah program yang cukup mengena kepada masyarakat di sini yakni pembuatan septictank biogas dari kotoran sapi,” kata Kepala Desa Sokkolia Muh. Azis Nai.
Potensi sapi di wilayah Sokkolia, kata Pak desa, cukup besar untuk pemanfaatan biogas dari kotoran ternak sapi. Apalagi hingga saat ini kebutuhan gas masih disubsidi oleh pemerintah dan sekarang harganya cukup tinggi.
Baca: Hari ke-13, Tim Mapala 09 Teknik Unhas Capai Puncak Aconcagua
Baca: Mapala Teknik Unhas di Puncak Kilimanjaro Selama 30 Menit
Setelah mendapat dukungan pemerintah desa, Mapala 09 SMFT-UH melakukan sosialisasi dan pembuatan prototype biogas rumah.
“Sosialisasi dilakukan bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara penggunaan kotoran sapi menjadi bahan bakar memasak kebutuhan sehari-hari,” kata Syahar.
Baca: Pulang Dikdas dan Ormed Mapala 09 Teknik Unhas, 24 Peserta Segar Bugar
Baca: VIDEO: Mapala 09 Unhas Siap Taklukkan Kilimanjaro Afrika Timur
Setelah sosialisasi dilakukan, lanjut berikutnya adalah pemasangan prototype di rumah kepala Desa Sokkolia. “Untuk mendapatkan hasilnya butuh waktu 1-2 minggu. Ketika ini berhasil, ini akan menjadi contoh dan bisa diterapkan untuk masyarakat Sokkolia,” pungkas Syahar. (*)