TRIBUN-TIMUR.COM - Semoga akhir pekan nanti langit cerah. Supaya masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fenomena unik di langit Nusantara.
Jika langit cerah, bersiaplah menyaksikan hujan meteor leonids di langit Indonesia.
Baca: TERPOPULER: Agama Rina Nose Usai Lepas Jilbab, Boikot Traveloka, Ustad Al Habsyi Cerai
Baca: Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto Memang Licin, KPK Pun Kehilangan Jejak, Papa Nyerahlah!
Berharap saja langit akan cerah pada akhir minggu ini. Pasalnya, mulai tengah malam hingga menjelang fajar menyingsing, masyarakat Indonesia akan bisa menyaksikan hujan meteor leonids.
Meteor akan terlihat jelas berjatuhan pada sisi langit timur dimana rasi Leo berada pada akhir pekan ini, Sabtu (19 November 2017) dini hari.
Apa itu hujan meteor leonids?
Diwawancari oleh Kompas.com pada hari Rabu (15/11/2017), Mutoha Arkanuddin, pendiri Jogja Astro Club, mengatakan, setiap pertengahan November, saat bumi mengelilingi matahari dan menyeberang jalur debu komet tersebut, maka banyak di antaranya yang tertarik oleh gravitasi bumi.
"Saat memasuki atmosfer Bumi, Leonids dapat mencapai kecepatan hingga 70 kilometer per detik dan kebanyakan habis terbakar sebelum mencapai permukaan bumi. Penyebab terbakarnya meteor bukan akibat gesekan dengan udara seperti kebanyakan orang mengira, tetapi karena fenomena ram presure," kata Mutoha.
Ram pressure adalah pemanasan udara yang diakibatkan oleh tumbukan meteor yang dapat mencapai suhu hingga 3.000 derajat celcius.
Suhu yang sangat panas itu membuat kebanyakan meteor habis terbakar dan menghasilkan fenomena yang sering disebut " bintang jatuh".
Mutoha menambahkan bahwa badan antariksa Amerika Serikat atau NASA memperkirakan Leonids kali ini akan menghasilkan banyak meteor bila cuaca mendukung.
Cuaca yang mendukung berarti pengamatan tidak terganggu cahaya bulan serta posisi bumi berada dekat "sarang meteor".
Leonids sendiri pernah mencapai jumlah 3.000 meteor per jam pada tahun 2001. Pada saat itu, para ilmuwan menyebutnya sebagai badai meteor.
Fenomena hujan meteor Leonids sendiri adalah saat kemunculan meteor dari radiant wilayah Rasi Leo dalam jumlah tertentu pada suatu periode, dan kali ini merupakan puncak dari penampakan meteor tersebut.
"Radiant Leo akan terbit sekitar pukul 02.00 WIB, dan hanya akan terjadi setahun sekali," ujar Mutoha.
Dalam satu tahun, sedikitnya ada delapan kali puncak peristiwa hujan meteor.
Quadrantids pada 3 Januari di rasi Bootes, Lyrids pada 21 April di rasi Lyra, Eta Aquarids pada 5 Mei di Rasi Aquarius, Southern Delta Aquarids pada 28 Juli di Rasi Aquarius, Perseids pada 12 Agustus di Rasi Perseus, Orionids 21 Oktober di Rasi Orion, Leonids pada 17 November di rasi Leo dan Geminids 13 Desember di Rasi Gemini.
Catat hari dan jamnya
Waktu: Sabtu (19 November 2017) dini hari.
Cari lokasi yang gelap, tapi aman dan nyaman.
Siapkan juga alat rekam dan arahkan pandangan ke sisi langit timur. Semoga keberuntungan menyertai saat Anda menyaksikan fenomena langit hujan meteor Leonids.