Miris, Daraba Tinggal di Gubuk Berdinding Kain di Kota Enrekang

Penulis: Muh. Asiz Albar
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Daraba di depan gubuknya.

Laporan Wartawan TribunEnrekang.com Muh Azis Albar

TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Sungguh miris kehidupan Daraba (57).

Ia tinggal sendiri di sebuah gubuk berukuran 2x4 meter di Kelurahan Juppandang, Kecamatan Enrekang yang merupakan pusat perekonomian di Kabupaten Enrekang.

Gubuk tersebut hanya berdinding kain dan terpal serta beralaskan karton bekas sebagai tempat tidurnya.

Jangankan kamar mandi, pintu di gubuk tersebut pun tidak ada.

Di gubuk yang berbatasan langsung dengan sebuah hotel di Kota Enrekang itu, Daraba tinggal seorang diri.

Ia sudah dua tahun hidup sendiri di gubuk reot yang ia dirikan di atas tanah bukan miliknya.

Daraba sebenarnya memiliki istri dan tiga orang anak yang tinggal di sebuah rumah, sekitar10 meter dari gubuknya itu.

Hanya saja rumah tersebut adalah milik keluarga mertuanya dan hubungannya dengan keluarga istrinya tak begitu baik.

Sehingga Daraba tak diperkenankan untuk tinggal di rumah tersebut.

Meski begitu hubungannya dengan istrinya tetap berjalan baik. Istrinya kerap membawakan makanan kepadanya.

"Saya sudah dua tahun tinggal disini karena tak cocok dengan keluarga istri, karena di gubuk ini tak muat untuk keluarga saya jadi biar istri dan anak saya tinggal disana saya disini saja," kata Daraba kepada TribunEnrekang.com, Rabu (15/11/2017).

Daraba memiliki tiga orang anak yang semuanya sudah masuki usia sekolah, anak pertamanya, Muliana sudah kelas VI SD, kedua, Rifal kelas IV SD dan bungsu, Hardiansyah kelas satu SD.

Untuk kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah anaknya, Daraba bekerja sebagai pemulung sampah di Kota Enrekang.

Ia kerap berkeliling kota mencari sampah-sampah bekas untuk ditimbang dan dijual.

Halaman
12

Berita Terkini