TRIBUNTAKALAR.COM, MAKASSAR - Asosiasi South East Asia Fisheries Development Centre (SEAFDEC) menggelar pertemuan antar negara di Hotel Swill Bell In, Makassar. Kamis (23/8/2017).
Dalam pertemuan tahunan tersebut, hadir beberapa negara anggota SEAFDEC, diantaranya Arab Saudi, Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
SEAFDEC merupakan salah satu asosiasi yang banyak berperan dalam mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan di ASEAN.
Khususnya dalam pengembangan kapasitas, penelitian dan pengembangan serta pertukaran informasi.
Pertemuan yang digelar selama tiga hari, 23-25 Agustus 2017 mengkonsultasikan terkait terknis peningkatan ketahanan dan manajemen sumber daya alam pesisir.
Ketua SEAFDEC, Raja Bidin Bin Raja Hassan bersama Bupati Takalar Burhanuddin B, dan Kepala Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan RI Dr. Ir Tukul Rameyo Adi juga meneken kesepakatakan kerjasama dalam pengembangan pontensi wilayah pesisir di Kabupaten Takalar.
Takalar sendiri terpilih sebagai kabupaten untuk pengembangan potensi wilayah pesisir karena memiliki sumber daya alam yang berbeda dari kabupaten lain di Indonesia maupun di dunia.
"Potensi laut unggul di Indonesia timur salah satunya rumput laut jenis "lawi-lawi" yang hanya ada di Takalar. Selain itu kearifan lokal yang masih terjaga di Takalar. Sehingga Takalar bisa menjadi daerah percontohan budidaya rumput laut jenis lawi-lawi di Indonesia dan menjadi rujukan bagi negara-negara lain," Jelas Kepala Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan RI Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi.
Project pengembangan kawasan pesisir ini sendiri akan berlangsung selama 24 bulan, dan akan berlanjut selama lima tahun.