Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi
TRIBUNLUTRA.COM, SABBANG - Hidup sebatangkara di sebuah gubuk reot memaksa Dania (85) menggantungkan hidup dari tetangganya.
Dania sudah tidak mampu lagi bekerja keras dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
"Saya lebih banyak makan dari belas kasih tetangga," kata Dania ketika ditemui TribunLutra.com, Kamis (10/8/2017).
Satu-satunya pekerjaan Dania saat ini adalah menyapu halaman rumah tetangga.
"Saya digaji Rp 10 ribu per bulan, itu tidak cukup untuk biaya makan sebulan," katanya.
Baca: Di Gubuk Tak Layak Huni, Wanita Tua di Luwu Utara Ini Hidup Sebatang Kara, Ayo Bantu!
Dania hidup sebatangkara di Desa Dandang, Kecamatan Sabbang, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Sudah puluhan tahun Dania hidup sebatangkara setelah ditinggal mati suaminya.
Dania tidak mempunyai anak.
Begitupun dengan saudara-saudaranya juga telah meninggal dunia.
Baca: Legislator DPRD Luwu Utara Desak SYL Perbaiki Jalan ke Seko, Ini Alasannya
Tidak banyak harta benda yang ditinggalkan suami.
Hanya sebuah gubuk berukuran 3x2 meter.
Di gubuk itu Dania menghabiskan masa tuanya seorang diri.
Saat hujan, dia biasa numpang tidur di rumah tetangga.(*)