MIWF 2017

Siap Digelar, MIWF 2017 Hadir dengan Konsep Pop-Up Park

Penulis: Anita Kusuma Wardana
Editor: Anita Kusuma Wardana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fort Roterdam dikenal sebagai salah satu situs sejarah di Makassar. Namun, selama penyelenggaraan Makassar International Writers Festival (MIWF) 2016, taman yang berada di Fort Rotterdam berubah menjadi ruang baca bagi warga Makassar.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Anita Wardana

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Makassar International Writers Festival adalah festival sastra yang paling dinantikan pecinta literasi di Indonesia Timur.

Event yang digagas Rumata' Artspace siap digelar pada 13-20 Mei mendatang dan hadir dengan konsep pop-up park.

Media Officer MIWF 2017, Irmawati Puan Mawar mengatakan, Pop-up Park merupakan sebuah proyek kolaborasi yang menawarkan ruang piknik, kuliner, musik, layar tancap, dan perpustakaan terbuka. Dimana, kegiatan MIWF dipusatkan di Fort Rotterdam.

Taman ini sudah terbuka sejak 13 Mei, dimana MIWF 2017 juga diramaikan event lain, seperti pesta pendidikan, Taman Sinema, Kelas Penulisan Skenario, dan Master Class Series bersama Papermoon Puppet Theatre Yogyakarta.

"Tahun ini perayaan MIWF akan lebih panjang dengan beragam program-program spesial yang dihadirkan. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan Konser Reformasi pada 21 Mei yang akan diramaikan oleh duo legendaris Ari Reda,"katanya seperti dikutip dalam rilis yang diterima, Jumat (28/4/2017).

Imhe sapaan akrabnya juga menambahkan, tahun ini, MIWF mengangkat tema Diversity. Terinspirasi dari keberagaman yang begitu kaya di negeri ini serta makin kompleksnya persoalan kebangsaan yang muncul untuk merawat kebhinekaan.

Melalui serangkaian panel diskusi, lokakarya, pertunjukan dan pembacaan karya serta forum terbuka, festival ini mengeksplorasi berbagai isu seputar keragaman di Indonesia, kawasan dan di dunia. Festival ini juga menawarkan pula berbagai topik dan tema yang akan didiskusikan serta sejumlah buku akan diluncurkan dievent ini.

Program spesial lain dari MIWF adalah Ruang Bersama yang didukung Yayasan Kelola dan Kedutaan Denmark.

"Ruang Bersama akan membuka dialog tentang konflik dan trauma, serta bagaimana konflik menjadi sumber inspirasi bagi penulis dan masyarakat biasa,"jelasnya.(*)

Berita Terkini