Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Idrus Marham, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, mengukit masa lalu Nurdin Halid, terkait kasus korupsi Impor Minyak Goreng.
"Ada lima belas alasan sehingga kami memutuskan Kanda Nurdin Halid untuk mendapatkan usungan dari Partai Golkar," katanya dalam sambutan di Hotel Aryaduta Makassar, Jl Penghibur, Makassar, Sulsel, Minggu (9/4/2017).
Ia mengatakan masalah kasus impor minyak goreng yang pernah menimpa Nurdin Halid adalah bentuk terobosan darinya.
"Kami rapatkan tanpa kehadiran Kanda Nurdin Halid, kami anggap saat itu kebijakan yang dia lakukan (saat menjabat Ketua Umum Koperasi Distribusi Indonesia) adalah terobosan saat itu," katanya.
Idrus menjelaskan Nurdin ingin memutus mata rantai monopoli kartel minyak goreng.
"Beliau ingin membuat Koperasi bisa besar," katanya.
Sebelumnya, Nurdin Halid juga menyentil masalah masa lalunya.
"NH punya masa lalu tapi Allah menciptakan masa depan. Saya bukan yang terbaik. Adalah fakta bahwa saya juga adalah tokoh nasional, kalau tokoh nasional tak dihargai di Sulsel maka bagaimana caranya kita dipercaya oleh orang Jawa dan Sumatera," katanya.
Ia mengatakan kedepan tensi politik bakal meningkat.
"Hari-hari ke depan tensi politik akan pasti tinggi. Pasti akan banyak gangguan, kita jangan membalas gangguan dengan cara yang keji," katanya.
Nurdin Halid resmi menjadi usungan Partai Golkar untuk calon gubernur pada Pemilihan Gubernur Sulsel 2018.
Beberapa bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel yakni (berdasarkan abjad), Agus Arifin Nu'mang (Wakil Gubernur Sulsel), Akbar Faizal (Anggota DPR-RI), Ashabul Kahfi (Wakil Ketua DPRD Sulsel), Aziz Kahar Muzakkar (Anggota DPD RI).
Burhanuddin Andi (Komisaris PPI) Ichsan Yasin Limpo (Bupati Gowa Periode 2005-2015), La Tinro La Tunrung (Mantan Bupati Enrekang), Lutfy A Mutty (anggota DPR RI), Ni'matullah (Ketua Demokrat Sulsel) Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng), Nurdin Halid (Ketua DPD Golkar Sulsel Transisi), Rivai Ras (Pendiri Universitas Hankam). (*)