Warga Tewas Ditelan Ular

Flashback, Mbah Mijan 'Lihat' Akbar Alami ini saat Detik-detik Jelang Ditelan Ular Piton

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mbah Mijan dan tubuh Akbar saat dikeluarkan dari perut ular piton.

TRIBUN-TIMUR.COM - Paranormal, Mbah Mijan melakukan flashback (kilas balik) tragedi Akbar (25), petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, tewas dimangsa ular piton atau sanca kembang atau sanca batik, antara Minggu (26/3/2017) dan Senin (27/3/2017).

Pemilik akun @mbah_mijan pada Twitter tersebut melakukan flashback karena penasaran, terlebih tragedi ini diberitakan sejumlah media internasional, antara lain National Geographic, Strait Times, dan BBC.

"Iya, mbah penasaran sekali dengan kronologinya, semoga nanti malam bisa nge-flashback," demikian kicauan @mbah_mijan, Jumat (31/3/2017), tadi malam.

Flashback itu akhirnya selesai pada Sabtu (1/4/2017) pukul 02:56 WIB, namun tak disebutkan pukul berapa dimulai.

Pukul 02.56 wib, saya baru menyudahi flashback soal Akbar, korban ular piton raksasa di Sulbar, saya penasaran dengan kronologinya.

— Mbah Mijan (@mbah_mijan) March 31, 2017

Dalam kicauan hasil flashback-nya, Mbah Mijan mengatakan, ular adalah jenis hewan karnivora (pemakan daging), namun dalam keadaan lapar, bisa menjadi omnivora (pemakan segala).

"Ular bisa memakan apa saja saat kondisi lapar, karena tidak ada makanan, kemungkinan ini yang menyebabkan ular piton itu memangsa Akbar.," kicau @mbah_mijan.

Ular bisa memakan apa saja saat kondisi lapar, karena tidak ada makanan, kemungkinan ini yang menyebabkan ular piton itu memangsa Akbar.

— Mbah Mijan (@mbah_mijan) March 31, 2017

Ular piton tersebut kemungkinan sulit mendapatkan makanan karena hutan di Mamuju Tengah dialihfungsikan menjadi lahan kelapa sawit.

Baca: EKSKLUSIF: Foto-foto Istri dan Bayi Almarhum Akbar Bin Ramli, Sedih Baru Tiba

Akhirnya, sang ular memilih memangsa manusia.

"Jarangnya mendapat makanan, karena habitat mereka sudah dirusak dan dijadikan lahan sawit, siapapun akan mengamuk ketika rumahnya dirusak.," kicau @mbah_mijan.

Baca: Fakta Mengerikan Ular Sejenis Pemangsa Akbar, Mungkin di Kemudian Hari Menyelamatkan Nyawa Anda

Jarangnya mendapat makanan, karena habitat mereka sudah dirusak dan dijadikan lahan sawit, siapapun akan mengamuk ketika rumahnya dirusak.

— Mbah Mijan (@mbah_mijan) March 31, 2017

Saat akan dimangsa ular, Akbar diduga sempat berusaha melawan sekuat tenaga.

"Hasil panen sawitnya terhambur, mungkin ini diserang dari belakang," kata warga Mamuju Tengah, Satriawan.

Baca: Video Detik-detik Sebelum Ular Pemangsa Akbar Dikubur, Perhatikan Kepala dan Ekornya

Sementara itu, warga Desa Salubiro, sempat mendengar teriakan dari kebun sawit sebelum Akbar ditemukan di perut ular piton.

Hal itu disampaikan Sekretaris Desa Salubiro, Junaedi saat menceritakan kronologi sebelum dan setelah Akbar dimangsa.

"Warga di sini dengar orang teriak sekitar pukul 13.00 wita, tapi dikiranya orang pemburu babi,” kata Junaedi.

Beda dengan Mbah Mijan yang sepertinya ragu soal apakah Akbar melawan gyant python tersebut atau tidak.

Namun, dia menduga korban sempat pingsan sebelum dimangsa karena lilitan ular.

"Yang menjadi hati saya bertanya, apakah Akbar tidak melakukan perlawanan, mengapa begitu mudahnya ditelan oleh piton, ini tidak masuk akal.," kicau @mbah_mijan.

"Hasil flashback malam ini, gambar asbtrak yang saya tangkap tidak terlalu jelas, namun menyiratkan bahwa Akbar pingsan terlebih dahulu.," kicau @mbah_mijan.

Adhan Andi Sirajuddin (45), paman Akbar menduga jika ponakannya sedang dalam keadaan duduk saat diterkam ular piton.

Ular menerkam dari arah belakang

Beliau sedang duduk, lalu dikejutkan dengan datangnya ular raksasa ini dan akhirnya pingsan, kita bisa melihat jasadnya yang utuh.

Adhan menyebut Akbar ketika itu duduk sambil mongabati tangan yang diduga luka teriris bambu.

"Dugaan kami di sini, ini Akbar sementara duduk membelakang, mengikat atau mengobati tangan yang luka karena diiris bambu,” kata Adhan kepada reporter TribunSulbar.com Nurhadi Para' di lokasi kejadian, Kamis (30/3/2017).

Bambu yang melukai tangan Akbar adalah “yang dijadikan penyambung tombak buah kelapa sawit," kata saudara kandung Muhammad Ramli itu.

"Mungkin ini karena Akbar kasih jatuh kelapa sawit, jadi itu ular kaget, maka mungkin keluar,” tuturnya sambil menunjuk lokasi Akbar ditelan ular piton.

Dugaan selanjutnya, ular ganas itu menyeret Akbar ke semak belukar, sekitar 10 meter dari tempat duduk Akbar.

Di situlah, lanjut Adhan, ular sepanjang tujuh meter melilit dan menelan Akbar bulat-bulat, mulai dari kepala hingga kaki.

Dugaan jika Akbar sedang duduk saat dimangsa juga dikicaukan @mbah_mijan.

"Beliau sedang duduk, lalu dikejutkan dengan datangnya ular raksasa ini dan akhirnya pingsan, kita bisa melihat jasadnya yang utuh.," kicau @mbah_mijan.

Beliau sedang duduk, lalu dikejutkan dengan datangnya ular raksasa ini dan akhirnya pingsan, kita bisa melihat jasadnya yang utuh.

— Mbah Mijan (@mbah_mijan) March 31, 2017

Lanjut @mbah_mijan, "Dari hasil evakuasi, jasad Akbar masih utuh, masih menggunakan celana dan baju, serta tidak terdapat banyak luka, artinya tanpa perlawanan."

Dari hasil evakuasi, jasad Akbar masih utuh, masih menggunakan celana dan baju, serta tidak terdapat banyak luka, artinya tanpa perlawanan.

— Mbah Mijan (@mbah_mijan) March 31, 2017

Fakta Ular Sejenis Pemangsa Akbar

Ketika tanpa sadar berada di area 'kekuasan' ular piton jenis kembang atau sanca batik, waspada dan lakukan beberapa hal ini karena nyawa taruhannya.

Baca fakta-fakta ini.

Ular terbesar di dunia

Catatan Wikipedia.org misalnya, sanca batik adalah sejenis ular dari suku Pythonidae yang berukuran besar dan memiliki ukuran tubuh terpanjang di antara ular lain.

Ukuran terbesarnya dikatakan dapat melebihi 8,5 meter dan merupakan ular terpanjang di dunia.

Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan. 

Bergantung pada air

Sanca kembang hidup di hutan-hutan tropis yang lembap (Mattison, 1999).

Ular ini bergantung pada ketersediaan air, sehingga kerap ditemui tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam dan rawa.

Makanan utama

Makanan utama sanca batik adalah mamalia kecil, burung dan reptilia lain seperti biawak.

Ular yang kecil memangsa kodok, kadal dan ikan.

Ular-ular berukuran besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa, bahkan manusia yang ‘tersesat’ ke tempatnya menunggu mangsa (Mattison 1999, Murphy and Henderson 1997, Shine et al. 1999).

Ular ini lebih senang menunggu daripada aktif berburu, barangkali karena ukuran tubuhnya yang besar menghabiskan banyak energi.

Cara sanca batik melumpuhkan mangsa

Mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat (constricting) hingga mati kehabisan napas.

Beberapa tulang di lingkar dada dan panggul mungkin patah karenanya.

Kemudian setelah mati mangsa ditelan bulat-bulat mulai dari kepalanya.

Setelah makan besar lalu puasa puluhan bulan

Setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang besar, ular ini akan berpuasa beberapa hari hingga beberapa bulan hingga ia lapar kembali.

Seekor sanca yang dipelihara di Regent’s Park pada tahun 1926 menolak untuk makan selama 23 bulan, namun setelah itu ia normal kembali (Murphy and Henderson 1997).

Cara menyelamatkan diri

Ada dua benda yang terlihat sepele tetapi sangat berguna untuk terhindar dari serangan ular, menurut peneliti reptil dan amfibi dari Insitit Pertanian Bogor (IPB), Mirza D Kusrini.

Benda tersebut adalah topi dan korek api.

Menggunakan topi rimba maupun topi tani saat berada di hutanbisa menyelamatkan nyawa dari serangan piton.

Alasannya piton biasanya berada di atas pohon.

Piton biasanya akan menjatuhkan diri dari pohon-pohon yang tinggi dan mengincar kepala terlebih dahulu sebelum melilit.

Mirza menambahkan penting juga saat berjalan untuk melihat ke atas, mewaspadai keberadaan piton.

Selain topi jangan lupa siapkan korek api.

Caranya dengan membuat api unggun di sekitar Anda, hal ini bisa mencegah datangnya hewan buas termasuk ular mendekat.

Jangan ganggu

Hal penting lainnya yakni jangan mengganggu.

Ular pada umumnya merupakan hewan pasif.

Jika manusia menghindar, maka ular tidak akan mengejar seperti singa.

Jangan sendirian di hutan

Pakar ular dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, menjelaskan warga tidak perlu takut berlebihan.

"Tak perlu takut, hanya saja perlu lebih waspada bila berhadapan atau masuk ke wilayah yang mungkin menjadi habitat sanca batik tersebut," katanya.

"Cara menghadapinya, jangan sendiri kalau di hutan," kata Amir saat seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (30/3/2017).

"Piton tidak mungkin di-handle 1-2 orang. Bau-bauan menyengat bisa menghindarkan ular, tetapi untuk ular besar saya ragu."

Hindari rawa pohon besar dan pelihara anjing

Selain itu, Amir menyarankan menghindari rawa pohon besar sebab mungkin menjadi tempat persembunyian ular.

Bagi warga yang sehari-hari tinggal di sekitar hutan, memelihara anjing adalah salah satu cara waspada.

Anjing lebih peka dengan keberadaan ular sehingga bisa membantu manusia.

Namun sebenarnya, langkah paling penting untuk dilakukan adalah menjaga lingkungan.

Saat ini, manusia dan ular sebenarnya menempati relung habitat yang berbeda.

Jadi, kecil kemungkinan ular seperti piton masuk ke habitat manusia bila habitatnya tak diganggu.

Penting pula untuk tidak membunuh mangsa piton.

Masing-masing makhluk hidup punya peran dalam habitatnya.

Bila manusia membunuh mangsa piton, maka piton pun akan mencari alternatif.  

Akibatnya, manusia juga akhirnya yang bisa jadi korbannya.(*)

Berita Terkini